Sekolah Rakyat di Samarinda

Krisis Air Bersih Landa Sekolah Rakyat 58 Samarinda, Siswa dan Guru Terpaksa Mandi ke Masjid

Kendala keterbatasan air bersih menjadi hal yang dikeluhkan oleh para pengajar di Sekolah Rakyat Terintegrasi 58

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
KRISIS AIR BERSIH -  Salsa Bila Maharani, Wakil Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 58 (kiri) dan Ranti, waka satpas saat ditemui di ruangan kepala sekolah di SD Sekolah Rakyat Teritegrasi 58 yang terletak di kawasan SMAN 16 Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur sedang bermain, Sabtu (15/11/2025). Saat ini, pihaknya membeli air dari PDAM untuk mengisi tandon berkapasitas 5.000 liter. Sekali mengisi, mereka harus merogoh kocek sekitar Rp100 ribuan. 

Ia diarahkan untuk membuat tiket pengaduan untuk menunggu perbaikan dari pemerintah pusat.

"Rencananya mau mengebor air sumur di sini, tapi sambil nunggu itu, belikan aja dulu tandon air, nanti akan direimburse oleh pusat," papar Salsa.

Rencana pengeboran air sumur juga telah ia sampaikan. Namun, kandungan besi di kawasan Sekolah Rakyat tergolong tinggi, sehingga ia menyarankan agar nantinya disertakan dengan saringan air.

Saat ini, pihaknya membeli air dari PDAM untuk mengisi tandon berkapasitas 5.000 liter. Sekali mengisi, mereka harus merogoh kocek sekitar Rp100 ribuan.

Meski kapasitas tandon air cukup besar, kebutuhan Sekolah Rakyat juga besar, sehingga air habis dalam satu hari saja.

"Malah kadang sehari itu bisa dua kali," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved