Peristiwa November Balikpapan
Mengenang 3 Peristiwa Heroik Bulan November di Balikpapan, Merah Putih Disembunyikan di Balik Baju
Aksi massa 13 November 1945 di Balikpapan jadi simbol perlawanan rakyat melawan Belanda, meski upaya pengibaran Merah Putih gagal.
Terkait perhatian kepada veteran, Bagus memastikan Pemkot tetap memberikan dukungan, terutama bagi veteran disabilitas.
Pada peringatan Hari Pahlawan, Pemkot Balikpapan menyerahkan bantuan langsung. Selain itu, veteran juga menerima layanan BPJS Kesehatan gratis.
“Kita terus pikirkan bagaimana lansia dnn veteran mendapat perhatian, termasuk bantuan jasa. Selama ini pemerintah sudah memberikan layanan kesehatan gratis melalui BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Minder Narasi Sejarah
Balikpapan kerap terkenal dengan sebutan kota minyak. Karena sejarahnya yang sangat lekat dengan industri dan produksi minyak bumi.
Namun, kota Balikpapan nyatanya memiliki peran strategis dalam sejarah nasional sebagai salah satu kota yang jadi rebutan dunia.
Akademisi Sekaligus Dosen Program Studi Sejarah Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Sainal A mengatakan, Balikpapan memiliki peran vital sejak awal abad ke-20.
Terutama terkait dengan perebutan sumber daya minyak oleh kekuatan kolonial dan negara-negara besar dalam Perang Dunia II.
"Balikpapan itu sebenarnya sudah cukup dikenal masyarakat dunia, di awal abad 20 dalam perang dunia. Kaitannya dengan sumber daya alam yang ada, terutama minyak yang sangat dibutuhkan terutama di perang dunia kedua sekitar tahun 1942 hingga 1945," jelasnya, Minggu (16/11).
Menurutnya, posisi Balikpapan sebagai salah satu kota yang memproduksi minyak tersebut membuat kota tersebut menjadi incaran dunia, termasuk Belanda dan Jepang.
Terlebih, saat itu, sumber daya alam seperti minyak sangat dibutuhkan dalam perang dunia dua untuk persenjataan maupun perkapalan.
"Makanya kota Balikpapan menjadi penting. Bahkan negara yang terlibat dalam perang dunia kedua ini mereka masing-masing membutuhkan minyak untuk mesin perangnya. Sehingga Balikpapan cukup menjadi rebutan," ungkapnya.
Meski begitu, tokoh-tokoh masyarakat dan para pejuang yang tergabung dalam Badan Pembela Republik Indonesia (BPRI) berhasil mengusir penjajah dan memastikan Balikpapan tetap dalam NKRI.
Dengan begitu, kota Beriman memiliki peran penting dalam sejarah nasional Indonesia.
Namun sayangnya, sejarah ini tak begitu 'menggema' di tengah masyarakat.
Bahkan, terbilang jauh tertinggal dibanding sejarah kota lain di pulau jawa.
Sebab menurut Sainal, rasa minder akan narasi sejarah yang dianggap tak cukup penting menjadi alasan cerita ini tak banyak dibahas dan diangkat ke level nasional.
Padahal, menurutnya, Balikpapan bukan hanya pintu minyak, melainkan juga pintu strategi pertahanan yang terhubung dalam rute perang.
"Strategi serangan-serangan udara ataupun serangan laut itu dikontrol melalui Balikpapan dan Pontianak. Makanya posisinya penting," tuturnya.
Terlebih, kata dia, tak banyak pula akademisi ataupun tokoh-tokoh tertentu yang membahas sejarah kota Balikpapan lebih mendalam dan mengangkatnya ke level nasional.
Hal ini juga terjadi seiring dengan sedikitnya minat anak muda Balikpapan dalam mempelajari serta menelusuri sejarah kota tercintanya.
Termasuk juga, mempublikasikannya ke publik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
"Jadi karena mindernya orang-orang Kaltim untuk mengangkat sejarahnya ke level nasionalnya, juga kurang banyak diskusi tentang itu sehingga itu belum terlalu 'terdengar'," pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251118_h-tribun-katim.jpg)