Berita Samarinda Terkini
Kronologi Dugaan Kematian Pelajar SMP di Samarinda Dinilai Janggal, Story Kontak WhatsApp Disorot
Kronologi dugaan kematian remaja SMP di Samarinda yang dinilai janggal. Story kontak WhatsApp menjadi perhatian ibunda korban.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amalia Husnul A
Ringkasan Berita:
- Kematian pelajar SMP berinisial R (14) dinilai janggal
- Polisi sudah melakukan penggalian makam R dan kini dokter forensik tengah melakukan pemeriksaan sejumlah organ terkait dugaan kekerasan yang menjadi penyebab kematian pelajar SMP di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
- Dugaan kekerasan terhadap R ini mengemuka setelah temuan lebam pada jenazah R dan story kontak WhatsApp yang jadi sorotan
- Polresta Samarinda telah memeriksa sejumlah saksi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kematian R (14), pelajar SMP di Kota Samarinda dinilai janggal hingga kemudian Jumat (21/11/2025) polisi membongkar makamnya untuk melakukan ekshumasi terhadap jenazahnya.
Dugaan kematian pelajar SMP berinisial R ini dinilai janggal setelah keluarga melaporkan dugaan kekerasan sebelum R meninggal.
Ibunda R menyebutkan story sejumlah kontak WhatsApp dari teman-teman R ikut menjadi perhatian di tengah dugaan kematian yang dinilai janggal.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menyebutkan tengah memproses laporan dugaan penganiayaan yang menimpa R, seorang pelajar SMP di Samarinda, yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Baca juga: Kejanggalan Kematian Pelajar SMP di Samarinda, Polisi Bongkar Makam untuk Autopsi Jenazah
Setelah adanya laporan keluarga terkait dugaan kekerasan yang menyebabkan pelajar R meninggal, polisi melakukan penggalian makam dan selanjutnya melaksanakan ekshumasi.
Ekshumasi adalah tindakan penggalian jenazah dari kuburannya, yang dilakukan untuk kepentingan peradilan atau investigasi, terutama jika ada dugaan kematian yang tidak wajar.
Proses ini dilakukan oleh pihak berwenang, seperti polisi dan ahli forensik, dengan tujuan untuk mengautopsi jenazah guna menemukan bukti baru tentang penyebab, waktu, dan cara kematian.
Ekshumasi ini dilakukan agar bisa dilakuan autopsi terhadap jenazah R.
Kasus ini mencuat setelah keluarga korban menemukan lebam pada jenazah serta informasi riwayat pemukulan oleh teman korban yang beredar melalui grup WhatsApp.
Dugaan penganiayaan disebut dilakukan oleh seorang teman korban pada 26 Oktober 2025.
Setelah berkumpul dan bermain dengan temannya, R mengeluh sakit kepala kepada ibunya sekitar pukul 21.00 WITA.
Namun, kondisi korban semakin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 01.00 dini hari, 27 Oktober 2025.
Kronologi dugaan kematian pelajar R dinilai janggal:
1. Ekshumasi dan autopsi
Sabtu (22/11/2025), dr. Kristina Uli Gultom mengungkapkan proses pemeriksaan kepada jasad almarhum R berjalan lancar dan menyerahkan sepenuhnya apa yang nantinya didapat dari autopsi agar disampaikan oleh penyidik kepolisian, termasuk terkait hasil dari autopsi.
“Mungkin ke penyidik saja ya, kalau autopsi sudah selesai, untuk hasilnya ke penyidik ya.
Ada beberapa sampel organ dibawa, nanti untuk hasilnya juga ke penyidik. Kemungkinan hasil akan keluar 2 minggu lah ya, kurang lebih ya,” katanya.
Autopsi adalah pemeriksaan medis terhadap jenazah dengan cara pembedahan untuk mengetahui penyebab pasti kematian seseorang.
Prosedur ini dilakukan oleh dokter forensik dan memiliki peran penting dalam dunia kedokteran maupun hukum.
2. Penggalian makam
Polresta Samarinda dan dokter forensik pun melakukan proses ekshumasi atau penggalian kembali makam remaja berinisial R (14) tersebut pada Jumat (21/11/2025) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslimin Kilometer 4 Loa Janan, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Agus menekankan bahwa ekshumasi dilakukan atas dasar laporan keluarga yang mencurigai adanya tindak pidana.
Polisi berkomitmen menuntaskan penyelidikan dan mengungkap fakta sebenarnya terkait kematian R.
“Apakah ada kaitannya dengan pidana atau tidak, kami melaksanakan langkah penyelidikan salah satunya melalui ekshumasi dan autopsi,” tandasnya.
Jika hasil autopsi menunjukkan adanya kekerasan fisik, maka kasus akan ditingkatkan ke tahap penyidikan untuk mencari pelaku.
“Kalau memang ada, akan kita lakukan proses penyidikan untuk mencari tahu secara persis siapa pelakunya. Insya Allah pekan ini dilakukan,” jelas Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar.
Tim forensik yang terlibat berasal dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie bersama Unit INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda.
Hasil autopsi dan pemeriksaan laboratorium akan menjadi dasar kesimpulan penyelidikan.
Saat proses ekshumasi dan autopsi, juga tampak hadir keluarga korban R didampingi TRC–PPA Kaltim yang sedari awal mengawal kasus ini.
3. Polisi periksa saksi
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar melalui Kasat Reskrim, AKP Agus Setyawan mengatakan telah memeriksa sejumlah saksi.
Saksi-saksi yang diperiksa ini adalah mereka yang diduga kuat melihat tindakan kekerasan kepada korban R.
AKP Agus Setyawan mengakui penyidiknya sudah memeriksa sebanyak 7 saksi yang kemungkinan juga akan bertambah.
Saksi yang diperiksa diakui AKP Agus, merupakan yang melihat pada saat kejadian terjadinya dugaan kekerasan.
“Kejadian tersebut itu ada anak-anak yang teman dia (korban) bermain, karena pada saat malam itu ada kejadian perkelahian.
Jadi pada saat itu ada beberapa saksi temannya bermain game online, sudah kita laksanakan pemeriksaan.
Namun untuk keterkaitannya ini kita belum bisa memastikan, kita menunggu pemeriksaan lanjut dari laboratorium,” bebernya.
4. Riwayat sakit dan kondisi jenazah lebam
Sejumlah saksi kunci lainnya, termasuk ketua RT setempat dan paman korban serta saksi lain yang ikut memandikan jenazah dan melihat adanya lebam.
Kanit PPA Polresta Samarinda, Ipda Okky Surya Yuwita mengatakan ada lima orang saksi yang diagendakan untuk dimintai keterangan.
"Yang sudah dipanggil adalah ibunya, satu orang temannya dan selanjutnya akan ada dipanggil temannya lagi yang lain. Total ada lima saksi," ujarnya Jumat (7/11/2025).
Dalam proses penyelidikan, polisi juga mendalami riwayat kesehatan korban.
Ipda Okky menyampaikan dalam keterangan Ibu korban mengakui bahwa anaknya memiliki riwayat penyakit asma beberapa tahun lalu dan mengklaim telah sembuh total.
"Makanya kami ingin meminta terkait obat yang pernah dikonsumsi, termasuk siapa dokter yang merawatnya saat itu, apakah benar sembuh total atau seperti apa," jelasnya.
5. Story kontak WhatsApp
Ibu R, Sartia (41) kini sangat berharap pihak berwajib dalam hal ini kepolisian Samarinda dapat menemukan titik terang kematian anaknya yang masih menjadi misteri.
Ia mengaku, hanya mengetahui anaknya sakit di bagian kepala dan tidak sempat mengungkapkan apakah terjadi pemukulan atau tidak.
“Kan tidak ada ngomong kalau dia habis dipukul. Saya cuma lihat beberapa hari itu, story kontak WhatsApp temannya begini ‘aku ikhlas dengan kepergianmu. Aku tidak ikhlas dengan cara kematianmu’,” ucapnya menirukan kalimat yang tercantum pada kontak WhatsApp teman R.
Tentu ia masih bertanya-tanya, meski mengaku sudah ikhlas dengan kepergian R karena pertama mengeluh sakit di bagian kepala hingga sempat tak sadarkan diri, dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Tetapi, kejanggalan di tubuh anaknya sebelum dimakamkan, membuatnya perlu mengungkap apa sebenarnya terjadi.
Terlebih ditemukan pada R ada memar di bagian badan belakang serta liur berbusa.
“Saya sudah ikhlas. Tapi beberapa hari, kemudian, anak–anak itu ngomong kalau anak saya habis dipukul, jadi waktu itu saya tidak terima lah, karena setahu saya itu, anak saya itu, nggak nakal, nggak senang mengganggu orang,” tukasnya.
Kini, Sartia berharap apa yang telah ia lakukan sejauh ini untuk menemukan keadilan dan fakta dari kematian anaknya, membuat lega semua pihak.
Intuisinya sebagai seorang ibu berkata ada yang tidak beres atas meninggalnya R, terlebih dari apa yang sudah ia alami beberapa waktu belakangan.
Ia menuturkan, mempercayakan kepada pihak kepolisian agar benar–benar bisa membuktikan kejanggalan ini,
“Saya serahkan saja dengan pihak yang berwajib (agar mengusut kejanggalan kematian R),” tandasnya.
Proses ini sekaligus mencari titik terang fakta atas kejanggalan kematian pelajar SMP berinisial R yang diungkapkan pihak keluarga.
Baca juga: TRC PPA Kaltim Dampingi Autopsi Remaja Pelajar di Samarinda yang Diduga Jadi Korban Penganiayaan
(TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy/Gregorius Agung Salmon)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251122_TRC-PPA-Kaltim-Damping-Autopsi-Remaja-SMP-Samarinda-Diduga-Dianiaya.jpg)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251106_Sartia-41-seorang-ibu-di-Samarinda-yang-kehilangan-anak-semata-wayangnya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.