Kolom Rehat
Lebaran Ketupat dan Islam Nusantara
Ketupat adalah makanan terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur), kemudian dimasak.
Begitulah, dengan memberikan makna filosofis Islami pada tradisi dan budaya lokal turun temurun, Sunan Kalijaga berhasil membawa orang-orang pada jalan keselamatan, pada Islam.
Nah, cara pendekatan seperti inilah sebenarnya yang ingin dikampanyekan Nahdlatul Ulama (NU) dalam Muktamar ke-33 yang digelar di Jombang pada 1-5 Agustus mendatang, yakni pendekatan Islam Nusantara.
Intinya, Islam Nusantara harus dipahami sebagai sebuah metodologi atau cara pendekatan dalam berdakwah. Islam Nusantara bukanlah produk ideologi atau produk agama dari Indonesia.
Islam Nusantara hadir bukan untuk menegasi pendekatan-pendekatan dakwah yang sudah ada, tapi justru meramaikan dan untuk saling melengkapi.
Jadi, saran saya, kita sebaiknya tidak perlu buru-buru menolak apalagi menghujat dengan tuduhan macam-macam.
Ah, saya jadi teringat tindakan salah satu juri dalam acara lomba da'i di televisi. Juri yang juga dikenal sebagai ustadzah kondang itu, di sela-sela memberikan komentar pada para kontestan, berteriak-teriak menolak dan menghujat Islam Nusantara. "Coret Islam Nusantara," katanya.
Padahal, menurut saya, kontes-kontes berdakwah dan mengaji yang ada di televisi kita saat ini justru merupakan bagian dari (pendekatan) Islam Nusantara. (*)