Saat Susun Kabinet Kerja, Baru Terungkap Ternyata Begini Dialog Jokowi dan Megawati
Megawati lalu berkata dengan jelas kepada Jokowi, bahwa republik ini dibangun dengan perjuangan, tetesan keringat, darah, dan air mata.
Hasto juga menyampaikan bahwa Idul Adha bukan sekadar jalan pengorbanan demi keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tapi juga sebagai cerminan bagaimana kepasrahan jiwa sebagai umat kepada Sang Maha Pencipta.
Melalui itu, Ummat tak hanya menempuh jalan keimanan, tetapi juga menempuh jalan pengabdian bagi bangsa dan negara.
Dia mengaku sudah tiga tahun terakhir berada di Jawa Timur untuk merayakan Idul Adha, demi menyatu dengan Wong Cilik.
Dan bicara Wong Cilik, yang di bawah adalah adanya kaum Nahdliyin dan Marhaen.
Baca: Gaya Pacaran Al Ghazali dan Alysa yang Jadi Obrolan Netizen, Nomor 3 Berani Lho. . .
Baca: Jelang Laga Persahabatan Indonesia vs Fiji, Pemain Fiji Kepanasan
Baca: Merayakan Idul Adha tanpa Anak, Walikota Jaang Gelar Open House
Jawa Timur memang punya arti yang bersejarah bagi partainya. Sebab di Jawa Timur, Bung Karno lahir dan belajar Islam sebagai semangat pembebasan dengan HOS Tjokroaminoto.
Islam lah yang memberikan inspirasi kepada watak patriotisme dan nasionalisme Bung Karno.
Jawa Timur juga merekam jejak historis kultural PDIP dengan Nahdatul Ulama.
Pada Oktober 1945, Bung Karno berkonsultasi dengan para ulama yang menghasilkan Resolusi Jihad.
Lahirlah inspirasi untuk menggerakkan rakyat membela kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga pada 10 November 1945.
"Oleh Pak Jokowi kemudian dijadikanlah momen itu sebagai peringatan Hari Santri, demi memperingati bagaimana Resolusi Jihad menggerakkan rakyat di Jatim menjadi benteng kemerdekaan," ujar Hasto.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/joko-widodo-bersama-ketua-umum-pdi-perjuangan-megawati-soekarnoputri_20161121_182112.jpg)