Polemik Transportasi Online
Pengemudi Taksi Online Ini Hanya Bisa Sabar Lihat Kelakukan Penumpang di Mobilnya
Pasang surut order penumpang tiap harinya, belum lagi kesabaran menghadapi penumpang dengan segala macam karakter.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Januar Alamijaya
"Harus sabar, mas. Namanya mobil jalan pakai bensin. Sudah nyisir lama-lama gak dapat-dapat, terus dibatalkan lagi. 1 balok bensin pernah cuma buat nyari orang gak ketemu-ketemu," tuturnya.
Baca: Nggak Kalah dengan Jokowi, Marcella Zalianty Cuek Jalan Kaki 2 Km, Pakai Kebaya dan High Heels Pula!
Setiap 3 hari sekali Epin harus mengisi bahan bakar mobilnya. Merogoh uang Rp 200 ribu dari kantong saku bukan modal kecil.
Dalam sehari paling banyak ia bisa narik penumpang hingga 6 kali.
"Paling parah yang 1 kali, mas. Itu kalau lagi sepi-sepinya," bebernya.
Baca: Tak ada Lagi Deretan Abang Ojek Online Berjaket Hijau di Depan Sekolah
Belum lagi kelakuan customer yang aneh hingga tak sopan.
"Ada yang muntah di mobil. Buang sampah sembarang. Makan belepotan, ngelap di sana-sini. Kita mau marah dia customer. Makanya harus sabar," ucapnya.
Dengan adanya kebijakan pemerintah menutup operasional angkutan online seperti GO-JEK, GRAB, dan UBER. Epin warga Kampung Baru yang penghasilannya hanya bergantung pada usaha tersebut, jelas menolak dan keberatan.
"Zaman ini sudah maju. Seharusnya pemerintah bisa membacanya. Harusnya tak sampai menutup seperti itu. Apalagi Balikpapan smart City masa nolak kemajuan teknologi. Semoga pemerintah bisa memberi solusi," harapnya. (*)