Komentar Psikolog Terkait Kasus Suami Paksa Istri Berhubungan Suami Istri dengan Pria Lain
Psikolog Patria Rahmawaty angkat bicara terkait kasus suami paksa istri berhubungan suami istri dengan pria lain, yang terjadi di Kabupaten PPU
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Psikolog Patria Rahmawaty angkat bicara terkait kasus suami paksa istri berhubungan suami istri dengan pria lain, yang terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Patria menilai kasus tersebut bisa jadi dilatari perilaku seks menyimpang sang suami.
Menurut Patria, ada beberapa orang yang memiliki gangguan seksual atau kelainan seksual.
Mereka mulai mengalami keanehan ketika melihat orang lain berhubungan suami istri.
"Contohnya seperti melihat film-film dewasa. Kalau film dewasa pelakunya orang lain, nah ini yang menjadi masalah adalahnya dia meminta istrinya untuk melakukan itu," kata Patria saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Kamis (15/8/2019).
Patria menyarankan harus dilakukan pemeriksaan psikologis terhadap pelaku.
"Apakah betul murni mengalami kelainan seksual saat berhubungan suami istri dengan istirnya, atau ada alasan-alasan lain dari suaminya, sehingga melakukan hal itu kepada istrinya," kata psikolog di Siloam Hospitals ini.
Tanpa pemeriksaan pskilogis, kata Patria, belum bisa divonis pelaku mengalami kelainan seksual.
"Melihat riwayat pernikahan korban setelah sembilan tahun tentu sangat disayangkan. Kita belum bisa menilai secara langsung sebelum adanya pemeriksaan psikologis mendalam," tuturnya.
Dosen Politeknik Negeri Balikpapan ini menilai perlu digali juga hubungan rumah tangga pasangan suami istri tersebut.
"Apakah ketika melihat istrinya berhubungan dengan orang lain hingga klimaks atau tidak. Kalau sampai klimaks, berarti perempuan merasa dikorban asusila," kata Patria.
• Kisah Suami Suruh Temannya Hubungan Badan dengan Si Istri dan Membayar Rp 50 Ribu Sebagai Pengikat
Menurut Patria, bisa jadi sang suami memiliki habit kecanduan nonton film dewasa, sehingga di saat titik tertentu tidak bisa melihat kenikmatan melalui film yang dia lihat melalui layar.
"Bisa saja dia mulai beralih dengan nyata, dan mencari yang ditonton siapa. Mencari orang-orang yang bisa dikendalikan, apalagi suaminya mengancam akan membunuh ketika istrinya mengadu ke orang lain," paparnya.
• Keluarga Tak Terima, Datangi Polsek Penajam Tanyakan Status Teman WW yang Tak Ditahan
Selain kondisi pelaku, yang terpenting juga menurut Patria adalah kondisi korban.
Tidak mudah bagi sang istri untuk menghilangkan trauma tersebut.
Karena itu, orang-orang terdekatnya perlu membantu me-recovery kondisi psikologis korban.
"Apalagi saat ini publik dan masyarakat tahu. Kita juga harus memperhatikan psikologi anaknya jika dia memiliki anak," katanya.
(TribunKaltim.co/Siti Zubaidah)
Like Fanpage Facebook TribunKaltim.co:
Follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe Official YouTube Channel newsvideo tribunkaltim:
