Agar Indonesia tak Dituduh Rasis, Rizal Ramli Sarankan Natalius Pigai Menjabat di KPK
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli meminta agar masyarakat memberikan kesempatan bagi orang Papua menjadi tokoh publik
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli meminta agar masyarakat memberikan kesempatan bagi orang Papua menjadi tokoh publik yang cukup penting di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Rizal Ramli saat menjadi bintang tamu di acara 'Indonesia Lawyers Club' di tvOne pada Selasa (3/9/2019)
Awalnya Rizal Ramli mengatakan dirinya jarang sekali mendengar ada Jenderal TNI dari Papua.
"Papua udah lama ikut Indonesia tapi saya endak pernah lihat Jenderal Papua, satu doang," ungkap Rizal Ramli sambil melihat Laksamana Madya Freddy Numberi yang turut hadir di acara ILC.
"Yang lain empat, enggak cukup. Polisi Papua, pejabat nasional Papua enggak ada," imbuh Rizal Ramli.
Padahal, Rizal Ramli yakin bahwa banyak orang Papua berprestasi.
"Dirjen Papua nyaris enggak ada, padahal orang Papua itu pinter-pinter ya, banyak yang cerdas, menang olimpik, macem-macem," ungkap dia.
"Kita harus kasih kesempatan lebih banyak," tambah Rizal Ramli.
Belum selesai ia berbicara, komedian asal Papua yang turut hadir di acara ILC, Mamat Alkatiri turut menambahkan.
• Veronica Koman Ditetapkan jadi Tersangka, Disebut Provokasi Rusuh di Papua Lewat Media Sosial
• Atlet Tenis Kaltim Kejar Peringkat Nasional Pelti Agar Bisa Mulus dalam PON Papua 2020
• Selesaikan Konflik di Papua dan Papua Barat, Buya Syafii Maarif :Lakukan Pendekatan Kearifan Lokal
"Presiden dari Papua juga udah saatnya," seru Mamat Alkatiri.
"Belum, nanti giliran kamu," jawab Rizal Ramli.
Mamat Alkatiri ingin bahwa sekali-kali Indonesia dipimpin oleh orang dari Papua.
"Karena terlalu lama orang Jawa jadi presiden, sekali-sekali orang Papua di Indonesia," kata Mamat Alkatiri.
Rizal Ramli menambahkan bahwa harus ada tokoh-tokoh publik dari Papua.
Sehingga, Indonesia tidak akan banyak dituduh melakukan rasialisme.
"Jadi harus ada publik face Papua yah, misalnya yang jelaskan polisi di Papua secara militer ya tokoh Papua," papar Rizal Ramli.
Pria asal Padang tersebut bahkan menyarankan agar mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai masuk ke Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
"Jadi orang mau nuduh Indonesia rasis enggak bisa lagi, jadi kita kasih kesempatan anak muda Papua yang pinter, hebat-hebat makanya saya kepengen Pigai itu jadi KPK, supaya koruptor di Papua dia yang tangkap," kata Rizal Ramli diikuti tepuk tangan.
Di akhir pernyataannya, Rizal Ramli percaya bahwa masalah kerusuhan di Papua akan berakhir.
"Saudara-saudara kita orang semua bersaudara itulah kekuatan yang membuat Indonesia tangguh dan hebat kita selesaikan masalah ini, bisa selesai kok," ungkap Rizal Ramli.
Kendati demikian, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia ini menyarankan agar jangan masalah di Papua diatasi dengan hal-hal simbolik.
"Tapi jangan gerakan simbolik mau ngantor atau apa kerjakan hal-hal yang konkret yang manfaatnya dimanfaatkan orang banyak," tegas dia.
Lihat videonya mulai menit ke 10:21:
Saran Rizal Ramli bagi Masalah Ekonomi di Papua
Mulanya, Rizal Ramli menuturkan dirinya pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Saat itu, dijelaskannya, ada dana otonomi khusus (otsus) yang disediakan.
"Dalam konteks keadilan ekonomi, dana otsus itu sekitar Rp 60 triliun, dibagi Rp 3,5 juta penduduk di Papua, rata-rata harus dapat Rp 17,9 juta per orang," ujar Rizal Ramli dikutip TribunWow.com dari channel Youtube Indonesia Lawyers Club pada Rabu (4/9/2019).
Akan tetapi, disebutkannya, dana itu tidak sampai kepada masyarakat.
"Tapi mohon maaf rakyat di kampung-kampung, di gunung-gunung enggak dapat, makan aja susah, pendidikan susah," papar Rizal Ramli.
Rizal Ramli menyarankan agar pemerintah pusat memberikan anggaran bagi rakyat Papua secara langsung bukan melewati birokrasi.
"Jadi kita tinggalkan cara menyalurkan anggaran lewat birokrasi, karena birokrasinya korup," kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli memberi saran tersebut sesuai dengan apa yang terjadi di Alaska.
"Ikuti di Alaska (Amerika Serikat), Alaskan itu penduduk aslinya ternyata Indian, banyak sumber daya oil, sumber daya alam gas akhirnya setiap bulan ditransfer aja lewat bank dana kesejahteraan mereka tetap bisa hidup apa berburu ikan atau apa tapi kapan mau makan enak mereka punya uang," papar Rizal Ramli.
Sehingga, Rizal Ramli menyarankan agar pemerintah meniru hal tersebut.
Ia menyarankan agar rakyat Papua diberi uang misalnya Rp 1 juta per kepala pada tiap bulannya.
"Nah saran kami, kita kasih satu juta, kita kasih ATM seluruh rakyat di Papua, asli Papua lewat BRI seluruh ATM kasih satu juta per orang, setiap bulan ya," jelas Rizal Ramli.
"Kalau keluarganya dapat empat, keluarganya dapat empat juta," imbuhnya.
Kendati demikian, jika hal itu benar terjadi ia menyarankan agar para ibu di Papua yang memegang uang.
"Yang paling besar, biar mamak-mamak yang pegang uangnya. Karena pasti jadi makanan, jadi pendidikan, jadi kesehatan," saran Rizal Ramli.
(*)
• Jaringan Internet di Papua Masih Lenyap, Ada 500 Situs Website Kabarkan Berita Bohong Soal Papua
• Begini Cara Benny Wenda, Aktor Kerusuhan Papua Kabur dari Hukuman 25 Tahun, Kini Ada di Inggris
• Tri Susanti Tersangka Kasus Kerusuhan di Asrama Mahasiswa Papua Ditahan 1x24 Jam, Kuasa Hukum Kecewa
• Empat Warga Australia Terlibat Demo di Sorong Papua Dideportasi, Tiga Sudah Dipulangkan
• Polda Papua Ungkap 36 Kendaraan Roda 4 dan 7 Pos Polisi Dirusak dan Banyak Kantor Dibakar