Sejak 2018, Desa di Jateng Ini Diteror Pria yang Raba, Cium Ibu-ibu dan Remaja Putri saat Tidur
Pria misterius tersebut meraba dan mencium perempuan yang sedang tertidur lelap pada waktu dini hari.
TRIBUNKALTIM.CO - Masyarakat Desa Kroyo, Kecamatan Gebang, Purworejo, Jawa Tengah, resah dengan kemunculan pria misterius yang berbuat asusila kepada wanita.
Pria misterius tersebut meraba dan mencium perempuan yang sedang tertidur lelap pada waktu dini hari.
Kepala Desa Kroyo, Suprayitno, Kamis (19/9/2019) mengatakan, aksi teror pria itu terjadi sejak 2018 lalu.
Pelaku memasuki rumah warga pada dini hari.
Baca juga :
• Tindakan Asusila Terhadap Anak di Bawah Umur di Balikpapan, Ini Tanggapan Walikota Rizal Effendi
• Tahun Ini, 32 Kasus Kekerasan Perempuan & Anak di Balikpapan, Terbanyak Tindak Asusila Terhadap Anak
"Sejak tahun 2018 kejadian ini sudah terjadi dan dalam kurun waktu 4 bulan terakhir terdapat 2 kejadian," kata Suprayitno dikutip Tribunjogja.com.
Pelaku, kata Suprayitno, mencari sasaran korbannya secara acak.
Para korban rata-rata perempuan dengan usia lulus SMA dan ibu-ibu.
Suprayitno juga mengatakan, ia menerima laporan beberapa korban diciumi pria misterius tersebut.
"Ada satu warga yang merasa diciumi, namun posisinya dia sedang tidur dengan adiknya. Entah itu dicium pelaku atau hanya adiknya, tapi dia menyadari Kalau ada orang di dalam dan diteriaki terus kabur," jelasnya.
Suprayitno menjelaskan modus pelaku melakukan tindakan asusila terhadap perempuan di desanya.
Pelaku diduga masuk, lalu mematikan lampu kamar.
Ada pula kejadian pelaku memanjat tembok.
Sejumlah aksi pelaku pernah digagalkan oleh warga.
Pelaku pun meninggalkan jejak kaki di tembok.
"Yang tersisa hanya jejak kaki di tembok dan sudah saya ambil gambarnya," kata Suprayitno.
Baca juga ;
• Brigpol AS, Polisi yang Jadi Tersangka Tindak Asusila pada Bocah SD Terancam Hukuman 15 Tahun
• Maraknya Kasus Asusila, Kohati Balikpapan Dorong Pemerintah Segera Sahkan RUU PKS
Supangkat, ketua BPD Desa Kroyo, mengatakan, peristiwa ini hanya terjadi di dua RW.
"Aksi yang dilancarkan pelaku selama ini memang acak. Namun hanya di dua RW," ujarnya.
Situasi kampung
Pantauan Tribunjogja.com, di Desa Kroyo, Purworejo, pada Rabu (18/9/2019) malam.
Jalan-jalan terlihat sangat lengang, hanya beberpa kendaraan yang berlalu-lalang di jalan Desa Kroyo.
Tribunjogja.com yang mendatangi lokasi ini mendapati masih ada beberapa rumah makan yang berjualan.
Salah satunya tempat makan yang dimiliki sepasang suami isteri Eko Susilo dan Maesaroh yang berjualan bakso di tepi jalan Desa Kroyo.
Menurut keterangannya, isu yang beredar tentang pria yang berkeliaran mencoba memasuki rumah warga benar adanya.
"Di beberapa lokasi memang ada beberapa rumah yang disambangi orang tak dikenal. Di utara situ ada 3 rumah, kebetulan memiliki anak gadis semua dan ada juga yang ibu-ibu, tapi kalo sampai menjamah itu masih belum tahu," ujarnya.
Eko menambahkan kejadian ini kebanyakan berlangsung saat salat Subuh.
Baca juga :
• 6 Fakta Identitas Oknum Kepolisian Balikpapan yang Berbuat Asusila Terhadap Anak-anak Perempuan SD
• Bocah Korban Tindak Asusila di Balikpapan Masih Ketakutan, Berhenti Belajar Mengaji di Luar Rumah
"Kebanyakan kejadian itu saat menjelang shalat Subuh, jadi ketika orangtuanya mau ke masjid, kejadian itu berlangsung," ujarnya.
Maesaroh juga menambahkan, kejadian ini membuat dirinya resah.
"Ya, sebenarnya takut dengan adanya kejadian seperti ini, soalnya setiap jam 3 pagi sudah di tinggal ke pasar," tuturnya.
32 kasus kekerasan perempuan terjadi di Balikpapan
Tahun Ini, 32 Kasus Kekerasan Perempuan & Anak di Balikpapan, Terbanyak Tindak Asusila Terhadap Anak
Kasus kekerasan perempuan dan anak di kota Balikpapan sudah terbilang memasuki zona merah, padahal kota Balikpapan belum lama ini baru saja mendapatkan penghargaan sebagai kota layak anak.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3AKB) kota Balikpapan.
Sepanjang bulan Januari hinggga Juli 2019, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah mencapai 32 kasus.
Kepala DP3AKB kota Balikpapan, Yuyun mengatakan dari 32 kasus tersebut yang paling mendominasi adalah kasus kekerasan berupa tindak asusila kepada anak di bawah umur.
"Januari - Juli 2019 kemarin, prediksi angka kekerasan secara keseluruhan baik fisik maupun kekerasan seksual itu kisarannya di angka 32.
Paling tinggi memang masih menempati porsi itu kekerasan seksual terhadap anak," katanya saat ditemui Tribunkaltim.co pada Jumat, (20/9) seusai mendampingi rombongan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan ditengarai minimnya pengawasan pihak keluarga dan orang tua.
Pasalnya pelaku kekerasan berupa tindak asusila tersebut bisa saja dilakukan oleh siapapun dan di manapun tanpa melihat dari golongan usia.
"Saya menyatakan bahwa kejahatan seksual apa itu perbuatan asusila atau kekerasan fisik, itu sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja korbannya bisa siapa saja.
Pelakunya juga dari unsur mana saja tempatnya juga bisa dimana saja. Sehingga hal-hal seperti ini sebenarnya menurut kami yang memang gak wajar," jelasnya
Dia juga meminta seluruh elemen masyarakat agar turut serta melakukan pengawasan terhadap anak-anak dengan memberikan edukasi bahwa ada area-area tubuh terlarang yang memang tidak boleh disentuh oleh siapapun.
Termasuk menyentuh area tubuh terlarang orang lain.
Baca juga :
• Sederet Trik Oknum Polisi Lakukan Tindak Asusila Pada Bocah, Ngajar Ngaji Hingga Ancaman Azab
• Mental Bocah Korban Tindak Asusila di Balikpapan Kian Terancam, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua
"Ini memang yang perlu kita bahas atau kita sosialisasikan kepada kelompok masyarakat atau keluarga," lanjutnya
Ia juga berharap keterlibatan aparat penegak hukum dalam hal kepolisian lebih serius mengatasi persoalan ini dan memberikan hukum jera kepada pelaku kekerasan asusila kepada perempuan dan anak.
(Tribun Jogja/Andreas Desca)