Opini
Pembalajaran Sosial Solusi Atasi Karhutla Kaltim
KEBAKARAN hutan dan lahan (Karhutla) menjadi masalah tambahan bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo di tengah tahun 2019 ini.
Albert Bandura, seorang peneliti perilaku manusia mengatakan perlu empat tahapan agar manusia dapat melakukan proses belajar menjadi lebih baik, dari sebelumnya.
Keempat langkah tersebut: atensi/perhatian, retensi/mengingat, reporduksi gerak, dan motivasi.
Menurut Bandura, Pertama, Atensi / Perhatian. Perlunya pembelajaran kepada masyarakat tentang tata cara membuka lahan baru yang masih dalam bentuk hutan tanpa membakar agar menjadi perhatian masyarakat.
Kedua, Retensi/mengingat. Setiap upaya untuk memperbaiki perilaku tentu akan tersimpan di memori manusia. Guna penyimpanan pesan di memori pikiran manusia memerlukan metode penyandian atau berupa simbol.
Penyandian dalam simbol verbal dipermudah oleh cara orang berpikir secara aktif berdasarkan tindakan yang mereka amati.
Ketiga, reproduksi gerak. Setelah dalam pikiran manusia menyimpan cara terbaik untuk melakukan pembukaan lahan tanpa membakar, maka manusia secara individu maupun kelompok akan mengubah cara dan membuat langkah baru yang sesuai dengan anjuran pemerintah melalui tokoh masyarakatnya.
Sekaligus mengembalikan lingkungan tanah gambut yang berair dan menjaga agar tidak kekeringan lagi.
Keempat, penguatan dan motivasi. Masyarakat yang sudah mulai bersedia mengubah perilakunya tersebut, perlu terus menerus diberi motivasi, agar tidak kembali pada perilaku lamanya, yakni membakar hutan, untuk membuka lahan baru.
Mengacu pada teori Bandura ini, untuk mengubah perilaku manusia agar tidak melakukan pembakaran hutan dengan cara melatih dan melihat repsonnya. Respon akan positif bila ada reward (hadiah) , dan punishment (hukuman).
Sebenarnya pemerintah tidak terlalu sulit melakukannya hanya membutuhkan ketegasan pemerintah dari pusat hingga daerah dan disosialisasikan hingga perangkat pemerintah terbawah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, yakni Rukun Tetangga atau kepala dusun bahkan kepala suku.
Bila pemerintah melakukannya secara seius, maka kebakaran hutan yang menjadi ancama utama ibukota baru di Penajam Paser Utara, akan teratasi dan bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya di negeri ini. Semoga. (*)