Viral di Medsos
Viral, Pengemis Sewa Bayi Rp70ribu Per Hari Agar Dikasihani, Punya Trik Khusus Agar Tak Nangis
Viral pengemis di Jakarta Barat, rela sewa bayi demi dikasihani, bayar Rp 70 ribu per hari.
TRIBUNKALTIM.CO - Viral pengemis di Jakarta Barat, rela sewa bayi demi dikasihani, bayar Rp 70 ribu per hari.
Mirisnya pengemis tersebut juga memberikan obat tidur kepada bayi yang digendongnya tersebut.
Video pengakuan pengemis tersebut pun viral di Facebook dan menjadi perbincangan warganet.
• Wanita Ini Pekerjakan 20 Anak Untuk Jadi Pengemis, 5 Masih Balita dan Jam Kerjanya Mengkhawatirkan
• Polisi Ungkap Kasus Ekspoitasi Anak, 20 Anak-anak di Medan Dijadikan Pengemis Pada Malam Hari
• Satpol PP Berau Pantau Pengemis Musiman,Mereka Menyewa Kamar Kos untuk Istirahat Saat tak Ngemis
• Meninggal di Jalanan, Pengemis Fatima Ini Tinggalkan Saldo Rp 15,4 Miliar dan Uang Tunai Rp 46 Juta
Viral sebuah video yang menunjukkan seorang wanita paruh baya sedang mengemis di pinggir jalan.
Wanita tersebut terlihat menggendong bayi yang masih terlihat sangat kecil.
Dalam video memperlihatkan seorang pria yang tak terlalu jelas wajahnya sedang berbincang dengan wanita tersebut.
Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Elizha Slendang Kuning Rabu (25/9/19).
Pengunggah juga mencantumkan lokasi dimana wanita tersebut sedang beroperasi sebagai tukang minta-minta.
Dituliskan bahwa lokasi pengemis tersebut berada di Asemka Kota Tua, Jakarta Barat.
Dari percakapan yang terekam dalam video tersebut, si pria yang berada tepat di depan wanita yang sedang duduk di pinggir jalan tersebut menanyakan beberapa pertanyaan.
Pertama si pria bertanya mengenai usia bayi yang terlihat tertidur pulas dalam gendongan wanita paruh baya tersebut.
"Tahu dong. Belum setahun ini?", tanya si pria yang berjongkok tepat di depan pengemis tersebut.
Wanita pengemis tersebut menjawab sembari mengangguk kepala.
Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh si pria saat melihat bayi yang tertidur pulas di pelukan si wanita.
Tak sampai di situ saja, pria itu bertanya lagi kepada pengemis wanita tersebut.
Kali ini pria tanpa bertanya terlebih dahulu kepada si pengemis mengenai status bocah mungil yang ia bawa apakah anak kandung atau justru anak sewaan.
Sambil memegang kepala si bayi pria tersebut berkata, "Berapa ini tadi sewanya?".
"Tujuh puluh (Rp. 70.000)," jawab si wanita pengemis tersebut.
Pria tersebut mengkonfirmasi jawaban dari wanita itu dengan bertanya sekali lagi.
"Tujuh puluh? Rp. 70.000 sehari?" tambah pria tersebut.
Wanita itu menjawab dengan anggukan kepala.
Setelah beberapa saat terdiam, pria tersebut kembali bertanya kepada wanita pengemis itu.
"Ini dikasih obat tidur nggak? Biar tidur gitu ya? iya? dikasih obat?," Tanya si pria.
Seperti biasa wanita tersebut hanya menganggukan kepala guna menjawab pertanyaan pria di depannya.
Dalam unggahan video tersebut, wanita yang berprofesi sebagai pengemis mengakui bahwa bayi itu ia ambil pada pukul delapan pagi.
Dan akan dikembalikan pada siang harinya setelah selesai mengemis.
Bayi yang digendong oleh wanita setengah baya itu terlihat sangat pulas tertidur padahal sangat jelas dalam video unggahan mengenai keramaian lalu lintas disana.
Bayi tersebut terkesan seperti orang pingsan karena tak menyadari ramainya orang berlalu lalang dan dapat mengganggu kenyamanannya.
Warganet yang melihat unggahan tersebut berbondong-bondong memberikan komentarnya perihal apa yang ia saksikan.
Banyak warganet yang mengecam tindakan dari wanita paruh baya tersebut demi mendapatkan untung tanpa bekerja keras.
Akun Facebook Cece Kirani, "Astagfirulloh koq tega bngt ya ,ALLOH trs nnti besar nya klu kebyakan obat tidur efek nya gimana"
Irra Agustin "Kasihan bayi sekecil itu harus di minumi obat tidur demi keegoisan para orang-orang yg nggak punya hati nurani..."
Wilanda Yonanta "Orang tuanya ngapain di sewa anak nya kan kasiaaan"
Tak hanya kelakuan wanita pengemis saja yang dikecam warganet, namun ada pula yang mempertanyakan orang tua kandung dari bayi itu.
Untuk melihat video klik LINK INI.
Sampai saat ini Sosok.ID masih mencari kebenaran dari berita diatas kepada pihak yang berwenang.
20 Anak Dipaksa Jadi Pengemis oleh Ibu Kandung di Medan
Fakta memprihatinkan 20 anak di Medan dipaksa jadi pengemis oleh ibu kandung.
Sindikat eksploitasi anak jadi pengemis oleh ibu kandung di Medan akhirnya berhasil diungkap polisi.
Fakta-fakta memprihatinkan pun perlahan terkuak, anak-anak tersebut mulai dipaksa mengemis dan menghasilkan uang saat malam hari.
Kepolisian Sektor Medan Helvetia mengamankan 20 anak yang dijadikan pengemis di Simpang Jalan Sei Sikambing, Jalan Kapten Muslim dan Jalan Gatot Subroto, Medan.
Ada lima anak yang masih berusia 1,5 tahun dan 2 tahun ikut diamankan. Sementara sisanya masih duduk di bangku SD dan SMP
Mereka dieksploitasi lima perempuan yang juga ibu kandung dari sebagian anak-anak tersebut.
Berikut fakta dari 20 anak yang dijadikan pengemis di Medan:
1. Mengemis di jalanan saat malam hari
Anak-anak tersebut mengemis di sekitar Simpang Jalan Sei Sikambing, Jalan Kapten Muslim dan Jalan Gatot Subroto, Medan pada pukul 20.00 WIB - 22.30 WIB.
Hal itu dilakukan agar orang iba dan memberikan uang kepada mereka.
Setiap hari, anak-anak tersebut bisa mendapatkan uang antara Rp 40.000 hingga Rp 50.000 selama mengemis 2,5 jam.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto menjelaskan, informasi anak-anak yang dijadikan pengemis tersebut berawal dari laporan masyarakat ke kepolisian.
Polisi kemudian mengecek ke lapangan dan menemukan mereka di wilayah Medan Helvetia.
"Kita dapat, datanya ada yakni 20 anak dan 5 ibu-ibu," kata Dadang kepada wartawan di Mapolsek Medan Helvetia, Kamis (19/9/2019).
2. Berasal dari satu lingkungan
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto menjelaskan 20 anak dan 5 perempuan tersebut berasal dari dari satu lingkungan.
Polisi telah mendatangi rumah mereka dan mendata apakah mereka sudah mendapatkan program penunjang perekonomian dari pemerintah.
"Kita sudah lakukan identifikasi, kita datangi rumahnya. kita perintahkan Polsek Percut. Jadi mereka ini satu lingkungan," katanya.
Polisi juga mendalami kasus tersebut termasuk tanggung jawab orangtua anak-anak tersebut.
"Upayanya dari soft sampai hard untuk menjaga anak-anak ini tidak dimanfaatkan oleh orang-orang yang lebih tua, meskipun orangtuanya. Ini kita masih dalami, Ini masih berkisar keluarganya," kata Dadang.
Dari pemeriksaan sementara, anak-anak ini tinggal di Jalan Padang, Kelurahan Banten, Kecamatan Medan Tembung.
3. Biarkan anak mengemis
Jeni br Sihotang, salah satu ibu dari 20 anak yang jadi pengemis mengatakan, ada dua anaknya yang jadi pengemis, berumur 13 tahun dan 12 tahun.
Awalnya, Jeni hanya mengetahui bahwa anaknya mengamen. Anak-anaknya mengemis sejak 3 bulan lali.
Setelah anaknya diamankan, dia baru tahu anaknya juga jadi pengemis
Jeni mengaku membiarkan anaknya mengemis karena faktor ekonomi. Setiap kali mengemis, kedua anak Jeni bisa mendapatkan uang Rp 25.000 hingga Rp 50.000.
"Anak saya ini bilang, 'Mak aku mau membantu karena uang sekolah kurang'. Istilahnya, dapat Rp 10.000 kasih emak lah," ujar Jeni di Mapolsek Medan Helvetia, Kamis (19/9/2019).
4. Diantar oleh angkot
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, sempat meminta keterangan Agus, sopir angkot yang biasa mengantarkan para pengemis.
Agus mengaku sudah lima kali membawa para pengemis dari tempat tinggal mereka di Gang Padang, Jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung.
Namun, Agus memberi keterangan berbelit-belit. Sebelumnya dia mengaku baru sekali dan tidak mengenal anak-anak tersebut.
Kapolsek Medan Helvetia Kompol Sah Udur mengatakan dalam kasus ini pihaknya belum menetapkan tersangka.
"Kalau untuk tersangka masih kita lakukan penyelidikan," katanya.
5. Untuk makan dan biaya sekolah
Efi Sanora Sihombing (28) membawa dua anaknya yang berusia 6 tahun dan 2,5 tahun untuk mengemis.
Anaknya yang berusia 6 tahuh masih duduk di kelas 1 SD.
Dia beralasan terpaksa meminta-minta di jalan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya setelah dia keluar dari pekerjaan di rumah makan.
Sementara suaminya merantau ke luar kota dan baru pulang setelah dua bulan sekali.
Sementara Rini Sibuea mengaku sudah enam bulan mengemis setelah suaminya meninggal dunia.
Saat mengemis, dia membawa dua anaknya yang berusia 6 tahun dan 1,5 tahun. Anak keduanya yang masih berusia 4 tahun ditinggal di rumah karena sakit sesak.
"Kadang dapat Rp 50 ribu, kadang enggak ada dapat sama sekali. Ini hanya untuk menutupi kebutuhan hidup. Saya banyak utang, makanya harus kerja begini," akunya.
Rini juga menjelasakan uang yang didapatkannya tidak diberikan kepada siapa pun.
"Ongkos pergi dan pulang Rp 15 ribu. kalau ditanya pendapatannya untuk apa, ya untuk bayar uang sekolah dan kebutuhan hidup," katanya.
6. Rencana diangkat jadi anak negara
Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar S. Lubis mengatakan, anak-anak tersebut akan diangkat menjadi anak negara dan dirawat di rumah penampungan jika ditemukan fakta bahw aorangtua tidak bertanggung jawab.
Menurutnya Pemkot Medan sudah melakukan assessment dan akan dilanjutkan dengan kunjungan keluarga.
"Apakah termasuk orangtua bertanggung jawab atau tidak. Kalau tidak, akan kita angkat sebagai anak negara untuk dididik di panti yang menangani anak-anak terlantar," kata dia.
Ia menjelasakan solusi yang pertama adalah pemberdayaan secara ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama.
"Kita data apakan mereka sudah terima program atau belum, misalnya Program Keluarga Harapan (PKH), BPJS, Kartu atau Kartu Pintar untuk anak-anaknya, akan kita cek," kata Endar.
SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/viral-pengemis-sewa-bayi.jpg)