Iskandar dan Bento Korban Perdagangan Orangutan, Hampir Mendarat di Filipina Kini Pulang ke Kaltim

Iskandar (19) dan Bento (17) dua orangutan punya cerita panjang sebelum kembali ke kampung halamannya, Kalimantan.

Iskandar dan Bento Korban Perdagangan Orangutan, Hampir Mendarat di Filipina Kini Pulang ke Kaltim - bento-orangutan.jpg
TRIBUNKALTIM.CO/ FACHRI R
Orangutan bernama Bento (17) diajak berkomunikasi oleh petugas Pusat Suaka Orangutan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Jumat (4/10/2019).
Iskandar dan Bento Korban Perdagangan Orangutan, Hampir Mendarat di Filipina Kini Pulang ke Kaltim - bento-17-diajak-berkomunikasi-oleh-petugas.jpg
TRIBUNKALTIM.CO/ FACHRI R
Orangutan bernama Bento (17) diajak berkomunikasi oleh petugas Pusat Suaka Orangutan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Jumat (4/10/2019).

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Iskandar (19) dan Bento (17) dua orangutan punya cerita panjang sebelum kembali ke kampung halamannya, Kalimantan.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Ir Noel Layuk Allo, mengisahkan bagaimana Iskandar dan Bento bisa berada di Sulawesi Utara jauh dari rumahnya di Kalimantan.

Iskandar merupakan bayi Orangutan pertama yang diselamatkan dari upaya perdagangan illegal oleh aparat gabungan yang mengetahui adanya penyelundupan jenis-jenis satwa dari Kalimantan dengan tujuan ke Filipina.

Bappenas Merespon Positif Rencana Hashim Buat Pulau Suaka Orangutan di Dekat Lokasi IKN di Kaltim

Hashim Djojohadikusumo Siapkan Pulau Suaka, Tampung Orangutan Jompo, di Ibu Kota Baru Indonesia

Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo Terima Dua Orangutan Kalimantan dari BKSDA Sulawesi Utara

Karhutla di Berau, Petugas BKSDA Ungkap Kondisi Satwa Liar Terkini, Termasuk Orangutan

Upaya penyelundupan ini berhasil digagalkan pada tanggal 30 Oktober 2004 sebelum pelaku berhasil mencapai Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara.

Kala itu Iskandar diperkirakan berumur kurang lebih 1-2 tahun.

Bento sendiri diselamatkan pada tanggal 8 September 2005 dari peliharaan illegal di sebuah rumah di Manado, dan Bento berumur 5 tahun ketika diselamatkan.

Untuk diketahui, bayi Orangutan akan hidup menggantung pada tubuh induknya sampai dengan umur 5 tahun, cara satu-satunya untuk mengambil bayi Orangutan tersebut dari induknya adalah dengan membunuh induknya.

Jadi setiap bayi Orangutan yang ditangkap atau diperdagangkan sebagai peliharaan, paling tidak ada satu Orangutan dewasa yang harus mati.

Orangutan bernama Bento (17) diajak berkomunikasi oleh petugas Pusat Suaka Orangutan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Jumat (4/10/2019).
Orangutan bernama Bento (17) diajak berkomunikasi oleh petugas Pusat Suaka Orangutan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Jumat (4/10/2019). (TRIBUNKALTIM.CO/ FACHRI R)

Batu Bara Karungan Ditemukan di Bukit Soeharto Samboja, Mengancam Lokasi Konservasi Orangutan

Tembakkan 74 Peluru Senapan Angin ke Tubuh Orangutan, Pelaku Hanya Dihukum Kumandangkan Adzan

Lihat Orangutan dan Hutan Kalimantan Timur dari Lokasi Ini, Istri Kapolri Takjub, Ini Istimewanya

Istri Kapolri Wakapolri & Menkopolhukam Adopsi Orangutan Kalimantan Timur, Ini Nama yang Mereka Beri

"Ancaman terbesar bagi populasi Orangutan adalah kehilangan habitat, akibat deforestasi, alih fungsi hutan, maupun kebakaran hutan," ungkapnya.

Badan Konservasi dunia IUCN memasukkan Orangutan Kalimantan dalam kategori Kritis (Critically Endangered), yang artinya sudah sangat hampir punah.

Pemerintah Indonesia sendiri telah memasukan Orangutan sebagai satwa dilindungi, dan merupakan salah satu dari 25 jenis Satwa Prioritas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (Tribunkaltim.co/fachri)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved