Terobosan Anies Atasi Permukiman Tak Punya Jamban, Ibu-ibu PKK Akan Ikut Dilibatkan untuk Pendataan
Anies Baswedan merasa, selama ini pengumpulan data tidak mengandalkan masyarakat setempat.
TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku akan menggandeng PKK untuk mendata kembali permukiman padat penduduk di Jakarta yang belum memiliki jamban.
"Ya itu memang PR kita di Jakarta, jadi justru kemarin dengan kita menggunakan pendataan bersama PKK kita bisa mengidentifikasi sekarang kampung-kampung mana yang belum memiliki jamban," kata Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (5/10/2019).
Anies merasa, selama ini pengumpulan data tidak mengandalkan masyarakat setempat.
• Cara Anies Baswedan Bangkitkan Kampung Akuarium, Berkonsep Rumah Berlapis, Ini Bedanya dengan Rusun
• Kampung Akuarium, Digusur Ahok, dan Dibangkitkan Kembali Anies Baswedan, Begini Tahapannya
• Pendopo Anies Baswedan Dijadikan Tempat Resepsi Nikahan Tetangganya, Begini Tanggapan Warga
• Tanggapi TGUPP Naik, Fraksi Nasdem Singgung Status Anies yang Jomblo, Harusnya Tak Terlalu Disoal
Padahal, dengan mengajak warga, pemerintah bisa tahu jumlah pasti keluarga yang tidak punya jamban di rumahnya.
"Sekarang dengan data dikumpulkan oleh ibu-ibu PKK tahu persis rumah mana yang punya kamar mandi, rumah mana yang tidak. Dari situ kemudian kita bisa bangun sama-sama," kata Anies.
Sebelumnya, warga di RT 015/ RW 007, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Pertamburan, Jakarta Barat harus berganti-gantian menggunakan WC bersama.
Menurut Ketua RT 015 Sitanggang, di RT-nya ada 20-30 KK yang tidak memiliki jamban.
Selain menjadi tempat kotoran manusia, kondisi kali semakin parah dengan tumpukan sampah.
Bau kali sangat tidak sedap. Pengurus RT setempat pun pasrah dengan kondisi tersebut. Keterbatasan lahan salah satu kendala.
"Memang sudah direncanakan, waktu itu ada penataan kampung di sini.
Cuma kendalanya begini, kalau kita buatkan (septic tank) tempatnya di mana? Kalau sudah jadi, kelanjutannya butuh penyedotan dari mana? Perawatannya. Tahu sendiri ini kan tidak ada tempatnya, mau taruh di mana," kata Sitanggang.
20 Tahun Berjualan Gorengan Dekat WC Bersama di Gang Sekretaris I
Dua puluh tahun sudah Tami (58) tinggal di permukiman padat penduduk dengan WC bersama di Gang Sekretaris I RT015/RW007, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Selain tinggal, Tami juga berdagang gorengan tahu, tempe, bakwan, lontong hingga kopi dan teh serta makanan kecil di sana.
Warung milik Tami juga dijadikan tempat tidur olehnya setiap malam.
Untuk masalah WC bersama di Gang Sekretaris I, Tami mengatakan bahwa warga sudah lama menggunakannya secara bergantian.
"Pengguna WC bersama juga dari dulu kan di sini ganti-gantian," ujar Tami di depan warungnya pada Rabu (9/10/2019).
Lanjut Tami, dari dulu warga sudah terbiasa menggunakan WC bersama yang saluran airnya langsung di buang ke Kali Gendong.

Sepengetahuan Tami, di Gang Sekretaris I tidak ada septic tank yang ditanam sejak tahun 1999 lalu.
Beda dengan gang Sekretaris II yang terdapat satu septic tank yang ditanam warga.
"Di sini emang ada septic tank Gang Sekretaris 2, kalau Sekretaris 1 enggak ada, karena emang bikinnya susah," tambah perempuan yang rambutnya hampir putih semua.
Sembari melayani warga yang membeli gorengan Tami menceritakan dampak kesehatan dari tercemarnya Kali Gendong.
Berjualan gorengan menjadi pilihannya untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga sekitar pun banyak yang membeli dagangannya. Masih kata Tami, dirinya sempat mengeluh sesak napas, dan pusing.
Sesak napas yang dirasakan Tami disebabkan karena dirinya kerap menghirup udara tercemar dan bau tidak sedap dari Kali Gendong yang tercemar oleh limbah dan sampah.
"Ya kalau sakit sih emang pusing-pusing, gitu. Paling ngalamin napas sesak, tapi saya diuap terus (gejalanya) hilang, di rumah sakit di Tanjung Duren. Saya sih cuma pusing karena kurang tidur jam 12 kan bikin lontong, belum ada anak-anak ngopi," tambah Tami.
Namun, untuk keluhan penyakit lain seperti mual, diare, dan lainya, Tami mengaku belum merasakannya sampai saat ini.
Lokasi WC bersama yang letaknya persis di samping tempat Tami mengontrak diperuntukkan bagi warga yang tinggal di Gang Sekretaris I.
Terkadang mereka harus mengantre bila ingin mandi untuk berangkat kerja dan ke sekolah di pagi hari.
Ukuran WC-nya pun hanya cukup untuk mandi satu orang atau membuang buang air besar (BAB), dengan ember dan gayung di dalamnya.
Tami pun merespons positif wacana pemerintah untuk membangun septic tank di wilayahnya.
Selain setuju, Tami juga berharap agar Kali Gendong yang alirannya langsung ke Kali Sekretaris dapat menjadi bersih.
"Harapan supaya jangan buang air besar lagi ke kali lah kan udah dirapihin. Juga katanya mau dibangun juga sama ibu-ibu PKK supaya anak-anak pada bisa main," ucap Tami.
• Sudah Diberangkatkan dari Monas, Pemprov Riau Tolak Bantuan Tenaga dari Anies, Alasannya Terungkap
• Anies Kalah Tipis dengan Ahok dan Ridwan Kamil, Ini Sosok Mengemuka di Pilpres 2014 Versi Instrat
• Pecahnya Demonstrasi Pelajar, Lempar Batu ke Arah Polisi hingga Respon Gubernur DKI Anies Baswedan
• Unjuk Rasa Belum Selesai, Anies Baswedan Tunda Ungkap Total Kerugian DKI Jakarta Akibat Kericuhan
(Kompas.com)