Nasdem Sanjung PKS Pilih Oposisi saat Kalah di Pilpres, Anak Buah Surya Paloh Singgung Gerindra?

Nasdem sanjung PKS pilih oposisi saat Kalah di Pilpres Anak Buah Surya Paloh singgung Gerindra?

Kolase/Tribunnews/Kompas.com
Nasdem Sanjung PKS Pilih Oposisi saat Kalah di Pilpres, Anak Buah Surya Paloh Singgung Gerindra? 

Sekretaris Jenderal PKS, Mustafa Kamal membacakan hasil kesepakatan di mana kedua partai menghargai pilihan politik masing-masing tapi tetap berjuang bersama memperkuat demokrasi.

"Pertama, saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing partai. Partai Nasdem menghormati sikap dan pilihan politik PKS untuk berjuang membangun bangsa dan negara di luar pemerintahan. Di saat yang sama, PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik Partai Nasdem yang berjuang di dalam pemerintahan," kata Mustafa Kamal.

Baca juga: Menteri Era SBY Ini Kuliah Lagi S3, Profilnya Pernah tak Dukung Megawati Hamzah Haz Dipecat Golkar

Baca juga: Jokowi Jadikan Nadiem Makarim Mendikbud, Guru Besar UPI: Kelola Pendidikan Beda dengan Perusahaan

Baca juga: #SavePulpen jadi Trending di Twitter, Simak Kumpulan Meme, Komentar Jokowi hingga KPU

Mustafa Kamal mengatakan perbedaan sikap politik kedua partai tersebut tidak menjadi penghalang bagi Partai Nasdem dan PKS untuk bersama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR.

"Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya dan lainnya," kata Mustafa Kamal.

Kesepahaman kedua antara PKS dan Partai Nasdem, kata Mustafa, adalah soal kedaulatan NKRI.

PKS - Partai Nasdem tidak akan memberi tempat untuk gerakan separatisme, terorisme hingga radikalisme.

"Serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mustafa Kamal.

Ketiga, lanjut Mustafa, PKS dengan Partai Nasdem menyadari bangsa ini diperjuangkan oleh para pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam.

"Generasi penerus dari 2 komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati saling memahami dan saling bekerja sama dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai atau golongan," jelasnya.

Ancam oposisi

Pernyataan terkait oposisi bukan kali pertama dilontarkan Surya Paloh.

Sebelum Jokowi melantik para Menteri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat menyinggung soal sikap oposisi.

Hal itu ditegaskannya ketika menghadiri acara pelantikan Jokowi - Maruf Amin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019) lalu.

Penegasan itu juga sekaligus menjawab pertanyaan dari awak media mengenai adanya manuver parpol oposisi yang ingin bergabung ke pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.

Menurut dia, koalisi gemuk yang ada di pemerintahan dinilainya tidak akan baik untuk negara demokrasi.

"Kita harus menjaga sistem checks and balance. Kalau tidak ada lagi yang beroposisi, demokrasi berarti sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi otoriter atau monarki," kata Surya Paloh di Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Bahkan, menurut Surya Paloh, Partai Nasdem menyatakan siap menjadi partai oposisi.

Sebaliknya, ia tak masalah harus keluar dari koalisi Jokowi - Maruf Amin.

"Kalau tidak ada yang mau jadi oposisi, Nasdem saja jadi oposisi," pungkasnya.

Anak buah Megawati angkat bicara

Pernyataan Surya Paloh terkait oposisi sempat ditanggapi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Hasto Kristiyanto tidak mempermasalahkan jika Partai Nasdem yang dipimpin Surya Paloh keluar dari koalisi pengusung Joko Widodo - Maruf Amin.

"Setiap partai punya platform politik masing-masing. Kita punya etika di dalam menjalankan posisi politik sebagai partai yang ada di dalam pemerintahan. Sikap kritis memang diperlukan karena demokrasi memang memerlukan kritik," ujar Hasto Kristiyanto saat ditemui dalam acara perayaan pemerintahan Jokowi - Maruf periode 2019-2024 di bilangan Cikini, Jakarta, Senin (21/10/2019).

Baca juga: Video Syur Mirip Nagita Slavina Viral, Gisella Anastasia Syok tak Hanya Dirinya, Curiga Modus Bisnis

Baca juga: Lesung Pipi Nagita Slavina dan Wanita Video Syur Disorot, Istri Raffi Ahmad Punya Senyum yang Mirip

Baca juga: Effendi Gazali Prediksi Prabowo Subianto Maju Pilpres 2024 jadi Presiden Usai Jokowi, Asalkan Begini

Baca juga: 2 Tahun Lalu Wika Salim juga Pernah Viral di Instagram karena Video Amoral, Kini Rayu Ariel NOAH

Anak buah Megawati Soekarnoputri itu mengatakan, Surya Paloh berkomitmen menghormati hak prerogatif Presiden.

Mengenai sinyal Surya Paloh bahwa Partai Nasdem akan menjadi pihak oposisi, ia menyebut itu bagian dari dinamika politik.

"Tentu itu jadi dinamika. Demokrasi kan membuka ruang untuk seluruh partai koalisi berpendapat. Itu sehat dalam dinamika koalisi," kata Hasto Kristiyanto. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved