Breaking News

Petugas Piket Berkurang, Posko Bersinar Pasar Segiri Samarinda Tak Maksimal Pantau Pengedar Narkoba

Petugas Piket Berkurang, Posko Bersinar Pasar Segiri Samarinda Tak Maksimal Pantau Pengedar Narkoba

Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/CAHYO WICAKSONO PUTRO
Aiptu Yoyok S, saat melaksanakan tugas piket jaga, di Posko Bersinar, Pasar Segiri, Samarinda, di Jln. Pahlawan, Kel. Sidodadi, Samarinda Ulu. Jumat (1/11/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO SAMARINDA - Petugas Piket Berkurang, Posko Bersinar Pasar Segiri Samarinda Tak Maksimal Pantau Pengedar Narkoba.

Terkenal dengan kampung narkoba, karena Pasar tradisional Segiri,

yang ada di Samarinda, kerap di manfaatkan oleh para pengedar, sebagai lokasi yang strategis untuk

bertransaksi.

Selain lokasinya yang memang ramai, sehingga dapat mengaburkan gerak-gerik mereka,

lokasi terssbut juga memiliki banyak lorong bercabang, yang memudahkan para pengedar kabur, ketika

ada petugas.

Kendati julukan tersebut telah melekat selama beberapa tahun yang lalu hingga sekarang, namun saat ini

sebutan itu telah mulai berkurang, sejak berdirinya Posko BERSINAR (Segiri Bersih Dari Narkoba), yang

sejak tiga bulan yang lalu baru saja diresmikan oleh Pemkot Samarinda bersama Polda Kaltim dan TNI.

Pendapat tersebut diungkapkan oleh Aiptu Yoyok. S, salah satu petugas piket dari Kepolisian Polsekta

Samarinda Ulu. Ia mengatakan, memang Pasar Segiri sejak beberapa tahun yang lalu, selain diisi oleh

pedagang yang menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat, juga dimanfaatkan oleh pedagang barang

haram tersebut, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya.

"Iya sudah bertahun-tahun petugas dibuat kewalahan dengan aksi mereka. Malahan sudah sering

dibongkar lapak mereka, tapi selang beberapa hari, eh malah berdiri lagi. Saya sampai malu jadi warga

Samarinda, karena terkenal sama kampung narkobanya. Makanya didirikan Posko Bersinar, biar kita

pantau terus pergerakannya, dan sekarang sudah mulai kabur sebutan itu," pungkas Yoyok, saat ditemui

Tribunkaltim.co disela-sela jadwal piketnya, pada Jumat (1/11/2019).

Walaupun begitu, ia juga tidak menampik bahwa saat ini, Pasar Segiri saat ini  belum sepenuhnya berseih

dari para pengedar.

Hal itu dikarenakan, pada 11 September 2019 lalu, sekira pukul 14.45 WITA, Badan Narkotika Nasional

( BNN ) Kota Samarinda menggerebek rumah, di Jalan KH Hasan Basri  RT 20, Samarinda,

dan mengamankan 5 orang di depan rumah itu, dan petugas juga membongkar isi dalam rumah.

Di sebuah rumah yang tampak kosong, dan hanya berisikan Kandang ayam untuk diperjualbelikan.

Namun Rumah yang diduga sebagai tempat jual beli sabu tersebut, didapati Empat terduga kurir dan

pembeli sabu dan langsung dibekuk. Dan ternyata, di lokasi kejadian, hanya untuk mengelabui petugas,

sebab, di lorong sisi kanan rumah, didapati puka loket jualan sabu.

"Belum bersih total mas, buktinya kemaren tanggal 11 Seotember itu, BNN malah bemukan Loket beratap

seng, pakai dinding papan. Disitu juga tersedia akses ke belakang, mengarah ke sungai itu, untuk jalan buat

mereka kabur kalau digerebek polisi," terang Yoyok.

"Itu yang diamankan BNN ditemukan alat isap sabu sama 2 poket sabu, yang kisaran harga Rp 200 ribuan," 

lanjutnya.

Saat ditanya, mengapa Pasar Segiri, yang telah dibangun Posko Bersinar dan dijaga oleh petugas, masih

dapat disusupi oleh para pengedar tersebut, Yoyok menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan, petugas yang

berjaga sangat minim, untuk menjalankan patroli di Pasar Segiri yang luas, dengan lokasi yang terdapat

lorong dan gang-gang kecil.

"Kita jujur saja, walaupun Posko Bersinar sudah berdiri, tapi kalau petugas yang jaga jumlahnya sedikit,

kami tidak bisa maksimal untuk patroli di sini. Ya kita tahu, Pasar Segiri ini lorongnya banyak, belum lagi

gang yang kecil-kecil itu juga banyak. Dibandingkan sama petugas yang jaga, ya tidak cukup," tandasnya.

Penyataan itu bukanlan tanpa dasar, Yoyok menjelaskan, apabila petugas yang piket sedikit, maka saat

berpratroli paling minim hanya dapat dibagi menjadi dua regu. Tentu tidak cukup untuk mengontrol lokasi

Pasar, karena ketika petugas menyisir satu lorong saja, otomatis para pengedar, dapat berpindah kelokasi

lain yang tidak terpantau.

"Jadi begini, kalau petugas yang jaga katakanlah ada 10 orang, nah kalau dibagi dua tim, penyisiran

pastinya tidak maksimal kan. Petugas nyisir kesini, pengedarnya pindah kelokasi yang aman, jadi kucing-

kucingan," jelasnya.

Diungkapkannya lagi, bahwa petugas yang jaga tidaklah selengkap pada saat pertama kali Posko

diresmikan. Diawal selain petugas Kepolisian, ada anggota TNI yang ikut membantu, namun sejak sebulan

terakhir, diakuinya hanya petugas Kepolisian yang melaksanakan patroli. 

Maka dari itu, dirinya berharap bila jajaran TNI untuk dapat kembali membantu Posko Bersinar, dalam

pengamanam, pemantauan dan penertiban peredaran Narkoba, demi menjaga Kota Samarinda dari

Darurat Narkoba.

"Saya sih berharal, anggota TNI kembali membantu kami disini, karena tidak seperti pertama kali setelah

diresmikan. Diawal itu banyak yang jaga, tapi saat ini yang melaksanakan patroli tinggal tersisa petugas

Polisi dan Relawan, serta beberapa tim dari Pemkot," harapnya.(m07)

Baca Juga;

Pembukaan Pra-PON Tenis Meja di GOR Segiri Samarinda, Kalimantan Timur Targetkan Dua Emas

Pengguna Narkoba Enggan Manfaatkan Fasilitas Konseling yang Ada di Pasar Segiri Samarinda

Dua Pekan Pasar Segiri Ditongkrongi 24 Jam oleh Petugas Gabungan, Belum Bersih dari Narkoba

Resmikan Posko Terpadu, Peredaran Narkoba di Pasar Segiri Akan Dipantau 24 Jam

Resmikan Posko Terpadu Segiri Bersinar, Kapolda: Bandar Narkoba Membahayakan Tembak Saja

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved