Satgas Pengawas BBM Ternyata Dibekukan Sejak Oktober Lalu, Ini Penjelasan Pemkab Berau

Satgas Pengawas BBM Ternyata Dibekukan Sejak Oktober Lalu, Ini Penjelasan Pemkab Berau,

Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen
Panjangnya antrean di SPBU, memaksa masyarakat untuk membeli BBM eceran. Meski harganya sangat mahal, namun pilihan ini lebih rasional jika dibanding mengantre berjam-jam di SPBU. 

Bagaimana nelayan tidak mengeluh kesulitan mendapat BBM," kata Samsul yang mengaku berpofresi

sebagai nelayan.

Samsul mengatakan, sebagai nelayan tradisional, dirinya hanya membutuhkan BBM sekitar 20 liter untuk

mencari ikan di sungai, dengan perahu mesin tempel miliknya.

Di sekitar SPBU, memang banyak pedagang yang menjual BBM eceran. Tapi harganya lebih mahal, sama

dengan harga BBM non subsidi.

Satu jeriken BBM jenis premium misalnya, dijual Rp 120 ribu per liter.

"Tapi mau tidak mau, kami beli. Karena kalau antre di SPBU seharian, kapan kami menangkap ikan,"

ujarnya dengan nada kesal.

Sementara di dalam SPBU, seorang Pegawai Negeri Sipil  tampak jenuh menanti giliran mengisi BBM, meski

membeli BBM jenis non subsidi, namun PNS bernama Ramli ini juga harus tetap mengantre.

"Mungkin karena antrean bensin lebih panjang, yang mau buru-buru mengisi pertalite.

Akhirnya antrean BBM pertalite juga panjang antreannya," ujarnya.

Sambil menunggu antrean, Ramli memanfaatkan waktunya sambil beristirahat. Berbaring di atas jok

pengemudi yang direbahkan.

"Mau tidak mau ikut mengantre," kata Ramli.

Padahal, Ramli saat itu mestinya harus segera menuju sebuah tempat untuk mendampingi para jurnalis

yang hendak melakukan peliputan kegiatan Pemkab Berau.

"Kalau begini antrean pengetap akhirnya mengganggu aktivitas banyak orang," ujarnya.

Menanggapi keluhan masyarakat, terhadap maraknya para pengetap di SPBU, Sales Executive III PT

Pertamina, Wilayah Kaltara yang juga membawahi Berau, Andi Reza menyebutkan,

selama ini antrean jenis premium bersubsidi memang selalu memanjang.

Alternatifnya, masyarakat bisa mengisi BBM jenis pertalite dan pertamax, atau dex bagi kendaraan

bermesin diesel untuk menghindari antrean panjang.

Andi Reza mengatakan, untuk mengatasi persoalan keluhan masyarakat terkait pengisian BBM di SPBU,

menurutnya sudah pernah dikoordinasikan bersama Pemkab Berau dan aparat Kepolisian serta TNI.

"Sudah pernah dibahas dan sudah ditentukan kewenangan masing-masing.

Baca Juga;

PLN Tak Sanggup Aliri Listrik 24 Jam, Hanya 12 Jam Listrik Menyala di Kampung Biduk-biduk, Berau

Pohon Kelapa Jadi Pengganggu Jaringan PLN, Warga Kampung Biduk-biduk Berau Relakan Pohon Ditebang

Kabupaten Berau Masih Dihantui Tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan, Ini Penyebabnya

Kemenhub Mendata Sistem Transportasi di Kabupaten Berau, Ini Kata Bupati Muharram

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved