Kesal Warga Buang Sampah ke Sungai Tenggarong, Pria Ini Tulis Spanduk Larangan Buang Sampah

Kesal warga buang sampah ke Sungai Tenggarong, pria ini tulis spanduk larangan buang sampah.

TRIBUNKALTIM.CO/ JINO PRAYUDI KARTONO
Spanduk bertuliskan menolak masyarakat membuang sampah di sungai Tenggarong Kelurahan Loa Ipuh, Rabu (8/1/2020). Berdasarkan masyarakat sering membuang sampah di area tersebut membuat warga membuat spanduk tersebut. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kesal warga buang sampah ke Sungai Tenggarong, pria ini tulis spanduk larangan buang sampah

Kawasan Sungai Tenggarong Kelurahan Loa Ipuh Kutai Kartanegara menjadi kawasan Sungai penopang kehidupan masyarakat.

Bagaimana tidak, kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK) saja dilakukan di pinggir Sungai.

Namun beberapa warga lain yang tidak bertanggung jawab mengotori aliran Sungai tersebut.

BACA JUGA

NEWS VIDEO Pasca Speedboat Reguler Mogok Beroperasi, Aktivitas di Dermaga Kayan II Kembali Normal

Eks Lokalisasi Manggar Sari Dibongkar, DKK Balikpapan Akui Sering Kesulitan Masuk Periksa PSK

Fokus Kembangkan Destinasi Wisata Potensial, Kaltara Akan Kembangkan Terumbu Karang Malingkit

176 Kejadian, Karhutla Paling Sering Terjadi di Kaltara Disusul Longsor

Dari penuturan Dayat pengelola cuci motor yang berlokasi di Jalan Kartini ini mengatakan area dekat jembatan itu sering jadi tempat warga lain membuang sampah.

Beberapa sampah rumah tangga seringkali dibuang di aliran Sungai tersebut. Bahkan beberapa bulan silam sampah menumpuk di area tersebut.

Spanduk bertuliskan menolak masyarakat membuang sampah di sungai Tenggarong Kelurahan Loa Ipuh, Rabu (8/1/2020). Berdasarkan masyarakat sering membuang sampah di area tersebut membuat warga membuat spanduk tersebut.
Spanduk bertuliskan menolak masyarakat membuang sampah di sungai Tenggarong Kelurahan Loa Ipuh, Rabu (8/1/2020). Berdasarkan masyarakat sering membuang sampah di area tersebut membuat warga membuat spanduk tersebut. (TRIBUNKALTIM.CO/ JINO PRAYUDI KARTONO)

"Tiga bulan lalu sampah bertumpuk sini. Kami warga sini yang bersihkan sampah itu," katanya.

Agar tidak terjadi hal yang serupa ia membuat sebuah spanduk untuk mengingatkan agar tidak membuang sampah di Sungai itu.

"Woy Kode!! Jangan buang sampah di Sungai!!," terpampang jelas spanduk tersebut ketika melintas di area jembatan tersebut.

BACA JUGA

PDAM Tirta Kencana Samarinda Batal Kuras Reservoir, Pipa Induk Putus Akibat Galian Drainase

Tingkatkan Prestasi Bidang Pemuda & Olahraga, Ini Agenda Dispora Samarinda, Paskibra hingga Popprov

Dampak Pencemaran Sungai Segah, PDAM Tirta Segah Berau Merugi Hingga Miliaran Rupiah

Warga Berau Khawatir Soal Air Sungai Segah yang Jadi Bahan Baku PDAM, Direktur PDAM Pastikan Aman

Dayat akui dirinya lah yang membuat spanduk tersebut.

Sebagai tambahan informasi Kode salam bahasa Kutai adalah monyet.

Jadi ia menganggap masyarakat yang membuang sampah di Sungai tidak memiliki akal sehat. Sehingga diibaratkan seperti seekor monyet.

Dari tulisan itu ternyata berpengaruh terhadap jumlah sampah yang dibuang di Sungai tersebut.

"Kalau sampah sayur atau kepala ayam tidak masalah. Ini sampah plastik sama popok dibuang ke kali tersebut," katanya.

Ia berharap Pemerintah mau menanggapi persoalan sampah di aliran Sungai kecil itu.

Sekaligus masyarakat mau merubah pola pikir membuang sampah ke tempat sampah bukan di Sungai.

BACA JUGA

Eks Lokalisasi Manggar Sari di Balikpapan Diobok-obok, Pria Hidung Belang Lari Kocar-kacir

Lokasi Prostitusi Tanpa Izin di Manggar Sari Balikpapan Timur Akan Terus Diawasi Petugas Gabungan

Progres Bangun Bendungan Sepaku Semoi Penajam Paser Utara, SK Lokasi Dikeluarkan Telan Rp 800 Miliar

Jenazah Terborgol di Sungai Mahakam, Ternyata Andi Tomi Alun Samudera Koleba Warga Samarinda

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved