Perayaan Imlek
25 Tahun Menghias Klenteng Thien Ie Khong Samarinda, Thio Mulyono Punya Ritual Khusus
25 tahun menghias Klenteng Thien Ie Khong Samarinda, Thio Mulyono punya ritual khusus.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - 25 tahun menghias Klenteng Thien Ie Khong Samarinda, Thio Mulyono punya ritual khusus
Thio Mulyono putra dari Thio Koji menceritakan sang ayah yang seorang seniman Samarinda.
Thio Koji yang mengerjakan relief, patung, taman, serta lukisan para dewa di klenteng Thien Ie Khong, beliau mengerjakan relief, patung dan lukisan sejak tahun 70an sampai ia wafat pada 1994 berusia 44 tahun.
Lalu pengerjaan relief serta lukisan dilanjutkan oleh Thio Mulyono dari tahun 1995 hinggga sekarang.
BACA JUGA
Selundupkan BBM Jenis Solar, Polsek Talisayan Kabupaten Berau Ciduk Warga Sangatta
Polresta Balikpapan Siapkan 300 Personel Amankan Imlek, Ini Penjelasan Kapolresta Kombes Turmudi
Mayat Balita Ahmad Yusuf Gazali di Samarinda, Dokter Forensik tak Temukan Bekas Tulang Dipatahkan
Hadiri Sertijab Kepala RRI Samarinda, Wagub Hadi Cerita Diundang Wawancara Pukul 03.00 Pagi
Pria kelahiran samarinda, 1 april 1979 ini mengatakan, teknik melukis dan pembuatan relief yang Thio Mulyono lakukan sama dengan seniman lainnya, namun proses yang berbeda jika ia menggambarkan sosok para dewa.
"saya ritual sebelum memulai pengerjaan dan menggunakan dupa untuk minta petunjuk, dupa tidak boleh putus selama proses pengerjaan,"ucapnya
"Misalnya seperti melukis atau membuat relief Dewi Kwan Im dan para Buddha yang sosoknya vegetarian, jadi saya sebelum dan saat pengerjaan saya menjadi sosok yang vegetarian juga," lanjutnya.
Thio Mulyono juga perintis awal grup barongsai di samarinda bersama 6 orang rekannya pada tahun 2000 namun sekarang tersisa 5 orang.

BACA JUGA
Pendaftaran PPK KPU Kukar Ditutup 24 Januari, Beberapa Kecamatan Minim Pendaftar Berikut Penyebabnya
Tahu Ada Rencana Penghapusan ASN Berstatus Tenaga Kontrak, Honorer Bontang Was-was
Parkir Kendaraan Sampai Malam di Dekat SPBU, Polres Bulungan Bakal Terapkan Denda Tilang
Warga Berau Digegerkan Temuan Mayat di Sebuah Kamar, Kondisi Sudah Kaku, Inilah Identitasnya
Mereka merintis grup barongsai pertama yang bernama "Thian ie khong barongsai"
Mulyono mengatakan tujuannya mendirikan grup barongsai "melestarikan seni budaya, memperkenalkan barongsai kepada masyarakat, bergerak di bidang sosial".
"Kami saat bencana tsunami Aceh 2004 menggalang dana keliling dari rumah ke rumah setelah dana terkumpul langsung kami kirim, yang di adakan yayasan dharma bhakti," terangnya.
Sekarang Mulyono membimbing king barongsai yang dibawah naungan PB PBLSI (persatuan barongsai dan liong seluruh Indonesia).
BACA JUGA
NEWS VIDEO Kondisi Jembatan Mangrove Penajam Rusak Parah, Tak Terawat Hingga Hampir Ambruk
BREAKING NEWS Polres Tarakan Gagalkan Peredaran Daging Ilegal Asal Malaysia Seberat 1,48 Ton
Bandara APT Pranoto Samarinda Siaga Virus Corona, Bangun Dua Posko Pemeriksaan
Ada Indikasi PAD Parkir Bocor Karena Jukir Liar, Thohari Aziz Minta Pemkot Balikpapan tak Tutup Mata
(*)