Virus Corona
Buka-bukaan di Mata Najwa, Jokowi Tanya Balik Data IDI soal Kematian 1.000 Orang Kasus Corona
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) buka-bukaan di acara Mata Najwa terkait transparansi data kasus Virus Corona atau covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) buka-bukaan di acara Mata Najwa terkait transparansi data kasus Virus Corona atau covid-19.
Acara Mata Najwa yang tayang di Trans 7 tadi malam, Rabu (22/4/2020), mengangkat tema Jokowi Diuji Pandemi.
Pada edisi tersebut Najwa Shihab mewawancarai eksklusif Presiden Jokowi di Istana Negara.
Wawancara eksklusif Jokowi tersebut berlangsung sehari sebelum acara Mata Najwa tayang. Tepatnya pukul 09.30 WIB, sebelum Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Negara.
Ada sejumlah pertanyaan yang diajukan Najwa Shihab ke Jokowi. Mulai dari kontroversi mudik, hingga perkiraan Indonesia pulih dari pandemi Virus Corona ( covid-19).
• Viral Ucapan Jokowi di Mata Najwa Sebut Pulang Kampung dan Mudik Beda, Najwa Shihab Tak Tinggal Diam
• Imbas Jokowi Melarang Mudik, Anies Baswedan Bantu Ganjar Pranowo Lakukan Ini ke Warga Jawa Tengah
• Detik-detik Najwa Shihab Tertunduk Menangis di Mata Najwa, Sopir Jenazah Covid-19 Sebut Bulan Puasa
Pada kesempatan itu, Najwa Shihab bertanya soal transparansi data mengenai covid-19 yang sejak awal kerap diragukan berbagai pihak dan pemerintah dianggap tidak terbuka.
"Yang tidak terbuka sebelah mana? Data itu kita peroleh dari kabupaten, kota, provinsi, yang oleh kemenkes dan Gugus Tugas menjadi data yang sudah terkonsolidasi. Kalau ingin lihat langsung, lihat saja di daerah," kata Presiden Jokowi.
Mendengar jawaban itu, Najwa Shihab kemudian menyinggung kebijakan Jokowi.
"Presiden Jokowi sempat menyatakan data corona tidak dibuka agar tidak panik, namun belakangan meminta agar buka-bukaan data. Mengapa Presiden berubah dalam menyikapi data ini?" tanya Najwa.
"Di awal, saat ditemukan pasien 01 dan 02, saya sampaikan, hati-hati soal informasi agar tidak membuat masyarakat panik. Kalau semua panik, berbondong-bondong ke rumah sakit, sistem kesehatan nasional tidak akan mampu menangani," jawab Jokowi.
"Tetapi bahwa data itu harus transparan, itu penting, supaya semua orang mengerti dan bisa menjaga, memproteksi lingkungannya, siapa yang terkena, tindakan apa yang dilakukan,” kata Jokowi lagi.
• Detik-detik Bos ILC Karni Ilyas Dapat Teguran Susi Pudjiastuti: Jangan Dikasih Cerita Lain-lain
• Sandiaga Uno Dipuji Orang Kepercayaan Megawati, hingga Beber Virus Corona di Indonesia Mereda
• Alasan IDI Ragukan Data Perkembangan Virus Corona Pemerintah Jokowi yang Dirilis Achmad Yurianto
Sampai di sini, host Mata Najwa kemudian menyinggung perbedaan data pemerintah dengan Ikatan Dokter Indonesia ( IDI).
Najwa Shihab mengatakan, menurut IDI, angka kematian riil di lapangan lebih tinggi dibanding laporan pemerintah. Jumlahnya bahkan lebih 1.000 orang.
Lantas Presiden Jokowi menjelaskan bahwa data yang diperoleh pemerintah pusat berasal dari daerah.
Dalam hal ini, kabupaten/kota menyampaikan data tersebut ke Gugus Tugas dan Kemenkes.