Virus Corona di Tarakan

Kisah Jukir di Tarakan Terdampak Covid-19, Tidak Ada Penghasilan, Relakan Anaknya Diasuh Orang Lain

Duka pilu dirasakan salah satu juru parkir ( jukir ) di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara yakni Udin, akibat dari pandemi covid-19 atau Corona

Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI
Udin dan kedua anaknya saat dikunjungi oleh perwakilan beberapa Komunitas yang ada di Tarakan Kalimantan Utara pada Rabu (29/4/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Duka pilu dirasakan salah satu juru parkir ( jukir ) di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara yakni Udin, akibat dari pandemi covid-19 atau Corona ini pada Rabu (29/4/2020).

Tidak hanya kehilangan penghasilan dari hasil pekerjaannya sebagai juru parkir di salah satu Toko Grosir di Tarakan, namun ia juga harus merelakan sang istri tercinta pulang kepada Tuhan Yang Maha Kuasa akibat pendarahan usai melahirkan anak bungsu.

Tak hanya sampai disitu penderitaan yang dialami, dirinya sebagai ayah dengan berat hati harus merelakan anak bungsunya diasuh oleh orang lain akibat tak sanggup membiayai kehidupan sang anak tercinta.

"Istri saya juga sudah meninggal dunia karena pendarahan (usai melahirkan beberapa minggu yang lalu). Anak saya yang terakhir, saya serahkan sama orang, biar orang pelihara dia, karena ndak sanggup aku pelihara bu," ujarnya kepada TribunKaltim.co, seraya mengusap air mata yang tak sanggup lagi ia bendung.

BACA JUGA:

 Pengetatan Sosial Diterapkan, Kualitas Udara di Balikpapan Nomor 1 Terbaik dari 39 Kota di Indonesia

 Pasien Pertama Positif Corona di Berau Kondisi Membaik, Tiga Masih Mengalami Keluhan

 Kursi Tamu Diberi Jarak, Bupati Kukar Gelar MoU, Berikut Nilai Pagu Anggaran Penanganan Covid-19

Sebagai seorang ayah, tentu keputusan tersebut merupakan keputusan yang sangat berat.

Bagaimana tidak, Ia harus rela memberikan anak kandungnya kepada orang lain agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Ya, setidaknya merasakan susu yang sudah tak sanggup dibelikan oleh ayah tercinta.

Kini, dirinya hanya tinggal bersama 2 anaknya yang masih belia, yakni Rara (3) dan Ikmal (2) di rumah petak yang tak seberapa luas dengan 1 kamar tidur.

Ia mengatakan bahwa selama pandemi Corona atau covid-19 ini, dirinya sama sekali tidak memiliki pendapatan.

"Semua toko tutup, jadi sama sekali ndak bisa dapat apa-apa. Kemarin saya di kasih beras 3 Kg, mie 5 bungkus. Kalau tidak ada bantuan dari warga, ndak tau apa yang bisa saya makan," jelasnya.

BACA JUGA:

 Ratusan Remaja Dorong Motor dari Dermaga Kenyamukan ke Makolantas Kutim, Lantaran Balap Liar

 Lokasi KWPLH Beruang Madu Balikpapan Terdampak Pandemi Corona, Pengunjung Dilarang, Donasi Berkurang

Bahkan untuk membayar listrik dan kontrakan rumah pun Ia sudah tak sanggup.

"Sedangkan ini kemarin juga lampunya datang PLN nagih saya. Dia bilang, pak lampunya harus dibayar pak. Jadi saya bilang bukan saya tidak mau bayar, uang saya sama sekali tidak ada. Ada uang saya tapi cuma 12 ribu saja," katanya.

"Kalau saya kasih Bapak, anak saya mau makan apa kasian. Saya pergi kerja dapat 6 motor aja. Jadi saya bilang sama tukang lampu itu, kalau kita mau cabut, ya cabut lah pak. Rumah aja ini 2 bulan sudah tidak saya bayar. Sama sekali tidak ada penghasilan saya," cerita Udin kepada TribunKaltim.co.

BACA JUGA:

 BREAKING NEWS Positif Corona di Penajam Paser Utara Bertambah Satu, Pasien Transmisi Lokal Kedua

 Bandara APT Pranoto dan Bandara SAMS Ditutup, Para Sopir Travel di Bontang jadi Pengangguran

 Larangan Mudik Disambut Baik Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Pemkot Segera Perketat Akses Darat

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved