Anak Buah Idham Azis Bongkar Sulitnya Hilangkan Paham Radikal dari Sesosok Anak, Terpapar Bos ISIS
Berhasil, anak buah Idham Azis bongkar sulitnya hilangkan paham radikal dari sesosok Anak, terpapar langsung dari bos ISIS
TRIBUNKALTIM.CO - Berhasil, Anak buah Idham Azis bongkar sulitnya hilangkan paham radikal dari sesosok Anak, terpapar langsung dari bos ISIS.
Seorang polisi berhasil menghilangkan paham radikal ISIS dari seorang Anak yang kini sudah tamat SMK.
Tak mudah, Anak buah Idham Azis di Polri ini perlu waktu 7 bulan untuk menghilangkan paham radikal tersebut.
Sosok Anak ini, terpapar paham radikal dari bos ISIS di Indonesia, Bahrun Naim.
Kombes Mokhamad Ngajib membina seorang Anak berinisial RES melalui program deradikalisasi.
Ngajib, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pemulasaran dan Pemakaman Jenazah Covid-19 Polda Metro Jaya, mampu melepaskan Anak tersebut dari paham radikalisme.
• Lawan Pemerintah Jokowi, Gubernur Sultra Tolak Kedatangan 500 TKA China, Akibatnya Tak Main-main
• Blak-Blakan, Refly Harun Bongkar Dirinya Diancam Sosok Ini Karena Kerap Kritik Pemerintah Jokowi
• Dianggap Tak Paham Agama, Mahfud MD Ungkap Kekesalannya di ILC, Reaksi Ali Ngabalin Menahan Tawa
Setelah melakukan pembinaan selama tujuh bulan.
“Alhamdulillah selama tujuh bulan dilakukan pembinaan dan berhasil dikeluarkan dari ideologi radikal,” kata Ngajib melalui keterangan tertulis, Kamis (30/4/2020).
Ia menuturkan, RES merupakan satu-satunya Anak di bawah umur yang terpapar paham radikal dari Bahrun Naim.
Bahrun Naim merupakan pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia.
Pada tahun 2014, Bahrun pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Bahrun Naim merupakan tokoh kunci di balik berdirinya sejumlah organisasi teror yang berafiliasi dengan ISIS.
Antara lain Mujahidin Indonesia Timur dan Barat (MIT/MIB), serta Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Di tahun 2017, RES masuk dalam jaringan teroris.
Ia juga memiliki kemampuan merakit senjata jenis AK-46 dan membuat bom asap.
Setelah terbebas dari paham radikalisme, RES kini hidup normal.
Ia pun sudah menyelesaikan sekolahnya di sebuah SMK di daerah Jawa Barat.
“Setelah program deradikalisasi selesai dan sampai saat ini tetap dilakukan pendampingan.
Sampai sekarang Anak tersebut tetap normal dan jauh dari perilaku dan paham ideologi radikal,” katanya.
Atas hal tersebut, Ngajib baru-baru ini mendapat penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
• Blak-blakan, Sosok di Menko Kemaritiman Ini Klarifikasi Kepentingan Luhut Soal TKA China ke Sultra
“Alhamdulillah penghargaan yang diberikan oleh Ketua KPAI dan Kepala BNPT ini menjadi motivasi buat saya untuk terus berprestasi dan membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.
Rencana Pemulangan Anak WNI eks ISIS
Pemerintah Buka Opsi Pulangkan Anak-Anak WNI Eks ISIS
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan, pemerintah tetap membuka opsi memulangkan Anak-Anak dari WNI eks ISIS.
Namun Mahfud MD mengatakan opsi tersebut akan diberikan untuk Anak-Anak yang sama sekali tidak terpapar radikalisme dari orangtuannya.
Sehingga untuk dapat menentukan hal itu, Mahfud MD mengatakan pemerintah akan mengkajinya lebih dalam.
"Anak-Anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan tapi case by case," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
"Ya lihat saja apakah ada orangtuanya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," imbuhnya.
• Refly Harun Bocorkan Maraknya Korupsi di Lingkaran Jokowi, Agenda Utama Lemahkan KPK, Rahasia Umum
Selai itu, menurut penuturannya pemerintah akan menelusuri terkait jumlah terbaru dari para WNI eks ISIS.
"Pemerintah juga akan menghimpun data yang lebih valid tentang jumlah dan identitas tentang orang-orang yang dianggap terlibat bergabung dengan ISIS," kata Mahfud.
Bisa Bongkar Pasang Senjata
Pemerintah secara tegas telah memutuskan untuk tidak memulangkan warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS ke Tanah Air.
Meski begitu, pemerintah masih mempertimbangkan opsi untuk memulangkan Anak-Anak WNI eks ISIS.
Pengamat terorisme, Ridlwan Habib memberikan tanggapan mengenai hal ini.
• Soal Pemulangan Anak WNI eks ISIS, Jubir Jokowi Singgung Bom Surabaya, Untung Tak Kena Fadli Zon
• Harun Masiku PDIP Tak Kunjung Tertangkap, ICW Sebut Figur Pimpinan KPK Buruk dan Kinerja Kacau
• Di Mata Najwa, Remaja Wanita WNI eks ISIS Ini Bocorkan Alasannya Jadi Teroris, Singgung Soal Hijab
• Anak Jokowi Didukung SBY, Prabowo Subianto, Golkar di Pilkada Solo, Ini Respon Anak Buah Megawati
Menurutnya pemulangan Anak-Anak yang berusia di bawah 10 tahun masih dapat dipertimbangkan.
Hal ini dikarenakan dalam rentang usia tersebut masih dapat dilakukan rehabilitasi pada ideologinya.
Pernyataan Ridlwan disampaikan dalam program PRIME TALK yang dilansir dari YouTube metrotvnews, Kamis (13/2/2020).
"Kalau asumsinya di atas 10 tahun menurut kami yang sehari-hari meneliti tentang kontra teror, rehabilitasi ideologinya susah sekali," kata Ridlwan.
Lebih lanjut Ridlwan mengatakan Anak di atas 10 tahun telah memiliki kemampuan dalam melakukan aksi teror.
"Karena mereka bahkan sudah diajari bagaimana memegang pisau untuk memenggal kepala orang, merakit bom, dan memasang rompi di perutnya," jelasnya.
"Risikonya terlalu besar," imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesa saat ini masih belum siap untuk melakukan deradikalisasi.
Ridlwan pun kemudian menyinggung terkait kasus sebelumnya, dimana WNI eks ISIS yang pulang ke tanah air yang kembali melakukan aksi teror.
"Orang yang pulang, deportan ya sebelum ini, masuk rehabilitasi satu bulan begitu keluar ngebom lagi, misalnya saja di Filipina," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selama 7 Bulan, Polisi Ini Akhirnya Berhasil Deradikalisasi Anak Pengikut ISIS", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/30/21152781/selama-7-bulan-polisi-ini-akhirnya-berhasil-deradikalisasi-Anak-pengikut.