Hari Waisak

Hari Raya Waisak, Kisah Dibaliknya dan Cara Umat Buddha Merayakannya

Perayaan ini pun dilangsungkan setiap setahun sekali yang tanggalnya juga tidak tetap, alias berubah-ubah. Tepat 7 Mei 2020, umat Buddha merayakan.

Editor: Budi Susilo
KOMPAS.COM
Para biksu dan umat Buddha melakukan kirab sarana puja Waisak sepanjang 3,7 kilometer dari Candi Mendut ke Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019) 

TRIBUNKALTIM.CO - Umat agama Buddha kali ini sedang merayakan Hari Raya Waisak

Apa yang menjadi inti atau makna dari perayaaan Hari Raya Waisak bagi umat Buddha

Perayaan ini pun dilangsungkan setiap setahun sekali yang tanggalnya juga tidak tetap, alias berubah-ubah. Tepat 7 Mei 2020, umat Buddha di dunia merayakan Hari Raya Waisak.

Selain merupakan hari raya, Waisak juga menjadi momentum perayaan yang diwujudkan melalui festival.

Kutipan Bijak Sang Buddha Peringati Hari Waisak 7 Mei 2020, Kirim WhatsApp untuk Keluarga & Sahabat

Kumpulan Ucapan Selamat Hari Waisak 2020 Menyentuh, Indonesia dan Inggris, Gambar, Pas Tema Covid-19

Melansir BBC, Waisak merupakan salah satu festival umat Buddha yang paling penting. Ia juga memiliki nama lain yaitu Wesak atau Hari Buddha.

Hari Waisak juga dianggap sebagai perayaan ulang tahun Buddha, dan bagi sebagian umatnya, Waisak menjadi tanda pencerahan dari seorang Buddha, ketika ia menemukan makna hidup.

Seorang Buddhis, sebutan untuk umat Buddha, akan merenungkan ajaran Buddha dan apa artinya menjadi seorang Buddhis, pada hari Waisak.

Kisah di balik Waisak

Melansir BBC, umat Buddha tidak percaya pada tuhan tunggal yang menciptakan dunia dan segala isinya. Bahkan sebagian besar umat Buddha percaya pada ajaran seorang pria bernama Siddhartha Gautama yang tak lain dan tak bukan, adalah Buddha.

Buddha diyakini adalah seorang pangeran yang dilahirkan dalam keluarga kaya di sebuah daerah yang kini disebut Nepal.

Ia dilahirkan pada abad ke-5 SM. Selain itu, umat Buddha meyakini bahwa Siddhartha Gautama menyadari kekayaan dan kemewahan tak menjamin kebahagiaan.

Oleh karena itu, ia melakukan perjalanan sebagai orang suci yang tidak memiliki rumah. Hal ini Buddha lakukan untuk belajar lebih banyak tentang dunia hingga melihat penderitaan di dunia.

 Balikpapan Ajukan PSBB, Gubernur Kaltim Setuju, Isran Noor: Saya Kira Memang Sebuah Kewajaran

 34 Tenaga Medis Puskesmas Long Ikis Positif Corona, DPRD Paser Usul Mereka Dibawa Saja ke Grogot

 Pandemi Corona, Mahakam Ulu Terapkan Kebijakan Penutupan Wilayah, Kadinkes Mahulu Beberkan Alasannya

Setelah enam tahun belajar dan meditasi selama perjalanannya, Buddha menjadi sadar secara spiritual dan mencapai tujuannya untuk menemukan makna dalam kehidupan.

Hal tersebut yang dikenal dengan pencerahan. Dan hal ini pula yang menjadikan Siddharta Gautama disebut Buddha.

Selama sisa hidupnya ia mengajar pengikutnya tentang pengalaman tersebut. Perlu diketahui, sebutan Buddha diyakini bukan merupakan nama, melainkan gelar yang berarti seseorang yang tercerahkan atau terbangun.

Kapan Waisak dirayakan?

Hari Raya Waisak selalu dirayakan setiap satu tahun sekali. Untuk 2020, Waisak jatuh pada Kamis, 7 Mei. Adapun tanggal Waisak tak tetap setiap tahunnya.

Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak).

Bulan tersebut memang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni. Alhasil, perayaan Waisak jatuh tak jauh di rentang bulan Mei-Juni.

Cara umat Buddha merayakan Waisak Umat Buddha di setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan Waisak.

Namun satu yang pasti, perayaan Waisak banyak terjadi di beberapa negara Asia seperti India, Thailand, Korea Utara dan Selatan.

Umat Buddha di Indonesia, biasanya akan merayakan perayaan festival lampion Waisak yang biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Perayaan festival lampion tersebut identik dengan momen pelepasan ribuan lampion kertas yang diterbangkan ke langit. Biasanya, umat Buddha akan pergi ke kuil lokal mereka dan beberapa bahkan mungkin tinggal di sana sepanjang hari dan pada saat malam bulan purnama.

Mereka juga banyak yang melakukan perbuatan baik, mengambil bagian dalam melantunkan dan meditasi, merenungkan ajaran Buddha, membawa persembahan ke kuil hingga berbagi makanan ke orang-orang.

Hari Raya Waisak 2564 BE, 7 Mei 2020
Hari Raya Waisak 2564 BE, 7 Mei 2020 (Freepik.com)

Sebuah keluarga Buddhis biasanya juga akan mendekorasi rumah mereka dengan lentera. Mereka juga akan mengambil bagian dalam prosesi dan mengenakan pakaian putih. Momen saling bertukar kartu ucapan juga biasa dilakukan dengan teman dan keluarga pada hari Waisak.

Selain perayaan tersebut, umat Buddha juga biasa melakukan upacara Bathing the Buddha pada hari Waisak. Upacara ini memperingati di mana air mengalir di atas bahu Buddha untuk mengingatkan orang-orang dalam menjernihkan pikiran mereka dari pikiran negatif seperti keserakahan dan kebencian.

Sementara itu, mengutip berita Kompas.com, Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Nyoman Suriadarma mengimbau umat Buddha di Indonesia untuk merayakan Hari Raya Waisak 2564 dari rumah. Kebijakan tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran pandemi Corona ( covid-19 ).

"Dirjen Bimas Buddha mengajak semua umat Buddha di tanah air, kita dalam rangka merasakan Waisak ini kita merayakan masing-masing dari rumah," kata Nyoman seperti dikutip dari Kompas.com.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Raya Waisak, Apa Itu Waisak dan Bagaimana Umat Buddha Merayakannya?", https://travel.kompas.com/read/2020/05/07/121200127/hari-raya-waisak-apa-itu-waisak-dan-bagaimana-umat-buddha-merayakannya-?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved