Jokowi Minta Jajaran Nadiem Makarim dan Penerusnya Tiru Sistem Pendidikan 4 Negara Ini, Ada Korea
Jokowi minta jajaran Nadiem Makarim dan penerusnya tiru sistem pendidikan 4 negara ini, Salah satunya Korea
TRIBUNKALTIM.CO - Jokowi minta jajaran Nadiem Makarim dan penerusnya tiru sistem pendidikan 4 negara ini, Salah satunya Korea.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya termasuk Kemendikbud yang dipimpin Nadiem Makarim mengantisipasi perubahan dunia.
Jokowi menilai perubahan dunia di masa datang harus diantisipasi dengan penyesuaian sistem pendidikan.
Bahkan, Jokowi meminta jajarannya meniru Australia, Finlandia, Korea dan Jerman, dalam hal pendidikan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dasar pembentukan sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang akan jauh berbeda.
• Bukan Hanya Wilayah Khofifah, Jokowi Kini Fokus ke Sulawesi dan Kalimantan, Kasus Covid-19 Tinggi
• Bukan New Normal, Anies Baswedan Beber Beda PSBB Transisi dan Sebelumnya, Termasuk Soal Rumah Ibadah
• Lengkap Soal dan Jawaban TVRI 4 Juni 2020 Kelas 1-3 SD: Buatlah Gambar yang Menunjukkan Pecahan
Terlebih, perlunya mengantisipasi perubahan demograsi, sosial ekonomi dari populasi termasuk perubahan pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel, perubahan lingkungan hingga perubahan struktural yang sangat cepat akibat pandemi covid-19.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas Peta Jalan Pendidikan Tahun 2020-2035 melalui video conference, Kamis (4/6/2020).
"Karena cara bekerja di masa depan akan jauh berbeda dengan cara kita bekerja hari ini, maka pembentukan SDM yang unggul di masa depan tidak bisa lagi berdasarkan ilmu yang dibentuk, berdasarkan tren masa lalu tapi tren masa depan," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta jajarannya untuk menjadikan negara-negara lain sebagai tolok ukur atau benchmarking yang berhasil menjalankan sistem pendidikannya berhasil mengadaptasi perubahan.
Ia pun mencontohkan, negara Australia, Finlandia hingga Jerman.
"Untuk itu saya minta dilakukan benchmarking pada negara-negara yang berhasil adaptasi sistem pendidikan untuk menghadapi perubahan kebutuhan di masa depan.
Seperti di Australia untuk pendidikan anak usia dini, Finlandia pendidikan dasar dan menengah, di Jerman untuk pendidikan vokasi, di Korea untuk perguruan tinggi," jelasnya.
• Pria yang Dulu Siap Cium Sepatu Petugas Demi Jasad Istri Akan Gugat Gugus Tugas, Swab Mengejutkan!
• Bagaimana Teknis SKB CPNS Bila Digelar Online? Ini Kata BKN, Ada Kabar Baik Bila Usia Lewat 35 Tahun
• Bukan New Normal, Anies Baswedan Justru Terapkan PSBL Usai PSBB di Jakarta, Khusus Zona Merah
Kapan Sekolah Dibuka?
Meteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy memberikan tanggapan terkait rencana penerapan new normal, khususnya di sektor pendidikan.
Muhadjir Effendy menyampaikan saran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk benar-benar menggodok secara matang untuk penerapan new normal di lingkup sekolah.
• Ada yang Ngantor, Ada yang WFH, Simak Sistem Kerja Baru PNS di Fase New Normal di SE Tjahjo Kumolo
• Viral Gegara Jual Bansos, Ternyata Gadis Ini Putus Sekolah dan Kerja jadi ART, Ibunya Sakit-sakitan
• Alasan Jokowi Terapkan New Normal, Ngabalin Sebut Tak Mau Rakyat Kelaparan hingga Vaksin Belum Siap
Hal ini disampaikan Muhadjir Effendy dalam tayangan Youtube KompasTV, Jumat (29/5/2020).
Dirinya mengatakan Presiden Jokowi tidak ingin penerapan new normal di sekolah diterapkan secara grusa-grusu.
"Untuk pengurangan pembatasan di sektor pendidikan akan kita godok dulu semateng mungkin," ujar Muhadjir Effendy.
"Jadi Pak Presiden wanti-wanti untuk tidak grusa-grusu," imbuhnya.
Sependapat dengan saran presiden, Muhadjir Effendy menilai untuk sektor pendidikan memang harus mendapatkan perhatian khusus.
Ia menilai untuk penerapan new normal di sekolah masih sangat berisiko jika dilakukan dalam waktu dekat.
Menurutnya, protokol keselamatan di sekolah berbeda kondisinya dengan sektor umum lainnya.
Terlebih yang dihadapi adalah anak-anak.
"Risikonya terlalu besar untuk sektor pendidikan," jelasnya.
Maka dari itu untuk mengantisipasi terjadinya risiko tersebut, pemerintah bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masih terus mengkaji kemungkinan tersebut.
Karena seperti yang diketahui jika mengacu pada kalender pendidikan Indonesia, sekolah akan memasuki ajaran baru pada 13 Juli 2020.
• Lengkap Soal dan Jawaban TVRI 4 Juni 2020 Kelas 1-3 SD: Buatlah Gambar yang Menunjukkan Pecahan
• Pria yang Dulu Siap Cium Sepatu Petugas Demi Jasad Istri Akan Gugat Gugus Tugas, Swab Mengejutkan!
• Bagaimana Teknis SKB CPNS Bila Digelar Online? Ini Kata BKN, Ada Kabar Baik Bila Usia Lewat 35 Tahun
• Bukan New Normal, Anies Baswedan Justru Terapkan PSBL Usai PSBB di Jakarta, Khusus Zona Merah
Dirinya tidak ingin, sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran Virus Corona.
Selain berdampak buruk pada siswa, pemerintah juga akan mendapatkan sorotan buruk.
"Dan kalau nanti salah kelola itu bisa menjadi klaster baru dan kalau menjadi klaster baru nanti citranya nanti kurang bagus atau bahkan membahayakan karena ini menyangkut anak-anak," pungkasnya.
(*)