Kemenaker Beber Harus TKA China yang Instal Smelter di Konawe, Professor Teknik Indonesia Tak Bisa
Kemenaker beber harus TKA China yang instal smelter di Konawe, Professor Teknik Indonesia tak bisa
Namun pertimbangan lain adalah kepatuhan perusahaan tempat mereka bekeja juga harus diperhatikan.
Abdurrahman mengatakan ada dugaan sebagian besar TKa China di kawasan industri Morosi menyalahgunakan visa.
Mereka diduga menggunakan visa kunjungan. Tak hanya itu, Abdurrahman juga tidak yakin jika 500 TKA China yang datang adalah tenaga ahli.
“Coba kita jujur bahwa 80 hingga 90 persen TKA yang masuk di Indonesia menggunakan visa kunjungan dan ini sangat merugikan negara.
Tidak ada kontrol dari negara karena ada segelintir orang yang menutup-nutupi kejadian ini,” kata Abdurrahman dikonfirmasi, Rabu (17/6/2020).
Sementara itu External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto mengatakan 500 TKA China yang datang adalah tenaga teknis yang bekerja secara temporer dan bukan untuk waktu lama.
Para TKA tersebut akan mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.
Pengerjaan tungku smelter tersebut diklaim dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Terkait penerimaan ribuan karyawan itu, menurut dia, saat ini sudah selesai dilakukan perekrutan.
"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).
"Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK.
Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi," kata dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Sebut 500 TKA Asal China Tenaga Ahli Mesin dan Teknisi", https://money.kompas.com/read/2020/06/18/145108926/pemerintah-sebut-500-tka-asal-china-tenaga-ahli-mesin-dan-teknisi.