Virus Corona
Tidak Main-main, Risma Tegaskan Jajarannya Jangan Cari Alasan, Kematian Pasien Covid-19 Masih Tinggi
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku angka kematian pasien covid-19 di Kota Pahlawan cukup tinggi.
"Jadi kenapa tidak memulangkan (pasien covid-19) karena BPJS tidak menanggung biaya klaim kalau satu kali negatif.
Jadi kami minta keluarkan saja enggak apa-apa, kalau misalnya takut tidak dibayar oleh BPJS silakan klaim ke Pemkot Surabaya," ujar Febria.
• Di ILC, Ali Ngabalin Dicecar PKS dan Fadli Zon Soal Kemarahan Jokowi, Karni Ilyas Bereaksi Bantu
79 persen warga Surabaya
Direktur RSUD Dr Soetomo Surabaya Joni Wahyuhadi mengatakan, sebagian besar pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur itu merupakan warg Surabaya.
Menurutnya, terdapat 1.097 pasien covid-19 di RSUD Soetomo, Surabaya, hingga Senin (29/6/2020).
"79 persen atau sebanyak 865 pasien adalah warga Surabaya, 232 pasien sisanya dari berbagai daerah," kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (29/6/2020) malam.
Komentar Doni Monardo Sebelumnya
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Doni Monardo menyebut, rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) terkait Virus Corona (covid-19) tidak selalu sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Oleh karena itu, setiap rekomendasi perlu dikaji dulu dan tak langsung diikuti mentah-mentah.
"Pemberitahuan dari WHO perlu kita kaji sesuai kondisi di negara kita.
Kalau kita ikuti mentah-mentah, dampaknya kita pasti akan terjadi penularan yang lebih banyak lagi," kata Doni usai rapat terbatas di Istana, Senin (29/6/2020).
Hal ini disampaikan Doni menanggapi adanya imbauan baru WHO bahwa tidak diperlukan tes dua kali untuk menyatakan pasien sembuh dari covid-19.
Menurut Doni, harus dilakukan kajian terlebih dahulu sebelum melaksanakan imbauan WHO tersebut.
Apalagi menurut dia, pernyataan WHO sering berubah-ubah.
Salah satunya soal orang tanpa gejala ( OTG) yang disebut memiliki risiko penularan yang kecil.
"Oleh WHO pernah dimuat mungkin dua minggu yang lalu.
Kita sudah diskusi, apa enggak salah nih WHO.
Ternyata benar diralat lagi sama WHO.
WHO berubah-ubah terus," kata dia. Doni pun menilai akan sangat berbahaya apabila pernyataan WHO itu langsung diikuti mentah-mentah.
Sebab, jumlah OTG di Indonesia sangat besar, mencapai antara 70 persen hingga mendekati 90 persen.
Mereka bisa menjadi pembawa virus bagi kelompok rentan.
• Secarik Kertas dari Risma ke Para Direktur RS di Surabaya, Jajaran Terawan: ODP - PDP Bakal Dihapus
• Fakta di Balik Risma Nangis & Sujud di Kaki Dokter, Bahas Covid-19 & RS Penuh, Ini Dialog Lengkapnya
• Risma Menangis dan Bersujud di Kaki Dokter, Playing Victim? Ini Pembelaan Ketua DPRD Surabaya
• Anak Buah Risma Bongkar Fakta Baru Penularan Virus Corona di Surabaya, Menyangkut Orang Kaya
"Mereka ( OTG) ini tidak apa-apa. Tapi menjadi sangat berisiko ketika dia menyentuh orang tua dan orang dengan penyakit komorbid," kata dia.
Doni sekaligus kembali mengingatkan agar kelompok masyarakat itu berhati-hati melakukan kegiatan di luar rumah.
Selain itu, para pimpinan perusahaan atau pejabat negara harus mengetahui kondisi kesehatan karyawan atau jajarannya.
Mereka yang memiliki penyakit penyerta diimbau untuk tidak diberi kesempatan berkerja dari kantor.
"Apabila ini dilakukan kita bisa mengurangi risiko masyarakat yang punya komorbid ini bisa selamat," kata Doni Monardo.
(*)
IKUTI >>> Update Virus Corona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Angka Kematian Akibat covid-19 di Surabaya Masih Tinggi, Ini Kata Walikota Risma, https://www.tribunnews.com/corona/2020/07/02/angka-kematian-akibat-covid-19-di-surabaya-masih-tinggi-ini-kata-wali-kota-risma?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "RSUD Soetomo Surabaya Penuh, Ini Solusi yang Ditawarkan Risma", https://regional.kompas.com/read/2020/07/01/17020881/rsud-soetomo-surabaya-penuh-ini-solusi-yang-ditawarkan-risma?page=all#page2.