Mahasiswa Universitas Mulawarman Meninggal karena Bunuh Diri, Dekan Fisipol Unmul Angkat Suara
Selang melakukan aksi di depan gedung Dekan Fakultas Ilmu Politik Universitas Mulawarman di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
Baca Juga: Hasil Swab Pedagang di Pandansari Positif Covid-19, Walikota Balikpapan Bimbang Tutup Pasar
"Sangat terkejut dan sedih mendengarnya. Turut berduka cita untuk keluarga almarhum," ujarnya.
Ia menambahkan, di era pandemi ini kita harus lebih sering memperhatikan satu sama lain.
"Di masa-masa ini, sangat rentan stress, akibat masalah ekonomi, kesehatan, dan yang lainnya. Apalagi, interaksi sosial kita berkurang.
• NEWS VIDEO Diduga Depresi Gegara Skripsi Ditolak Dosen, Seorang Mahasiswa Pilih Gantung Diri
• Diduga Depresi Gegara Skripsi Ditolak Dosen, Seorang Mahasiswa di Samarinda Pilih Gantung Diri
• Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Timur Hetifah Minta Kemendikbud Awasi Penyelenggaraan PPDB Daerah
Sebaiknya kita sesama teman, anggota keluarga, juga antar dosen dan mahasiswa saling menjaga dan mengecek keadaan satu sama lain apakah baik-baik saja," jelasnya.
Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini berharap hal tersebut jangan sampai berulang kembali.
"Pihak kampus mohon untuk selalu memonitor keadaan mahasiswanya, apalagi yang tinggal jauh dari keluarga.
Jangan tambahkan beban-beban akademik lain yang terlalu berat, dan sebaiknya ada kelonggaran yang diberikan di masa pandemi," paparnya.
Terakhir, Hetifah mendorong perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan layanan konsultasi psikologis untuk mahasiswanya.
Baca Juga: Diguyur Hujan, Jalanan di Pesona Bukit Batuah Balikpapan Licin, Warga Inisiatif Beri Bebatuan
Baca Juga: Siswa di Kukar Belum Aktif Belajar, 13 Juli 2020 Jadwal Masuk Sekolah, Masih Perkenalan via Daring
"Di negara-negara maju, kesehatan mental sangat menjadi perhatian. Kampus-kampus biasanya menyediakan jasa konsultasi gratis dengan psikolog untuk para mahasiswa, dan itu sangat ditekankan dari awal masuk.
Sayang sekali di kita ini belum lumrah, padahal sudah ada undang-undangnya mengenai kesehatan jiwa. Saya harap ini mulai menjadi perhatian untuk perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia." pungkasnya.
( TribunKaltim.co )