Virus Corona
Luhut Beber Alasan Pemerintah Buka Wisata Bali, Sebut Bisa Ditutup Lagi Jika Kasus Virus Corona Naik
Luhut Binsar Pandjaitan beber alasan Pemerintah buka lagi wisata Bali, sebut bisa ditutup lagi jika covid-19 naik
TRIBUNKALTIM.CO - Luhut Binsar Pandjaitan beber alasan Pemerintah buka lagi wisata Bali, sebut bisa ditutup lagi jika covid-19 naik.
Pemerintah terus berupaya menggerakkan sektor ekonomi sambil terus berupaya menekan kasus Virus Corona di Indonesia.
Satu diantaranya dengan cara membuka lagi destinasi pariwisata, seperti di Bali,
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun membeber alasan pemerintah berani membuka wisata Bali di saat kasus Virus Corona Indonesia terus menanjak.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi dengan mulai membuka destinas-destinasi wisata, salah satunya Bali.
• Curhat Dokter Positif covid-19 Viral di Twitter, Kesal Rasakan Gejala Spesifik Infeksi Virus Corona
• Kabar Terbaru, Gaji ke-13 PNS, TNI, Polri, Batal Cair Awal Agustus, Tunggu Tjahjo Kumolo dan Jokowi
• Sama-sama Prank Sampah, Ini Perbedaan Mencolok Konten Youtuber Edo Putra dengan Ferdian Paleka
• Dikabarkan Dekat dengan Djoko Tjandra Hingga Disorot Mahfud MD, Harta Jaksa Wanita Ini Tak Main-Main
Baru-baru ini, pemerintah mengenalkan Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Bali dan pariwisata adalah dua entitas yang saling melekat dan tak terpisahkan.
"Sekarang kita melihat bahwa sudah waktunya ekonomi ini mulai dipulihkan.
Hari ini adalah yang menurut saya merupakan hari yang bersejarah.
Kita membuka Bali ini bukan asal dibuka," tegas Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangannya.
Menurut dia, pembukaan Bali sebagai destinasi utama di Indonesia sudah lewat kajian matang.
Dalam hal ini didasarkan pada angka penularan, kesembuhan, dan kemarin yang relatif masih terkendali di Bali.
"Semua itu berangkat daripada berapa jumlah yang infeksi, berapa jumlah yang sembuh berapa tadi mortality rate-nya.
Nah itu menjadi acuan, apakah dia masuk zona merah, apa kuning atau hijau.
Bali ini menurut saya beberapa daerah sudah banyak yang hijau, ada masih yang kuning tapi tidak ada yang merah," kata dia.