Siswa Boros Kuota Saat Belajar Daring, Lima Warga Balikpapan Swadaya Siapkan Wifi Gratis di Rumah
Berbulan-bulan anak sekolah semua jenjang pendidikan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Para pelajar memanfaatkan koneksi internet untuk bisa ikut
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Berbulan-bulan anak sekolah semua jenjang pendidikan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Para pelajar memanfaatkan koneksi internet untuk bisa mengikuti pelajaran.
Namun, koneksi internet tidak lantas membuat masalah di dunia pendidikan lantas teratasi. Muncul beberapa masalah baru akibat adanya pembelajaran daring tersebut.
Mulai jaringan internet yang tidak merata di semua daerah hingga minimnya fasilitas alat komunikasi yang digunakan untuk belajar setiap anak.
Belum lagi ditambah dengan penggunaan kuota yang boros bagi keluarga yang tidak memiliki jaringan wifi di rumahnya.
Sejumlah persoalan yang masih belum terselesaikan tersebut menggugah Endra Wahyudi dan teman-temannya untuk mencoba memberikan solusi bagi para siswa yang kurang beruntung.
Baca juga; Jaksa Agung Burhanuddin Pesan Kepada Jaksa di Kaltim; Jangan Pidanakan Warga yang Curi Ranting Kayu
Baca juga; Berbagi Berkah di Hari Jumat Disnaker Balikpapan Bantu Sembako ke Panti Jompo & Petugas Kebersihan
Salah satu langkah yang dilakukan Endra adalah menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar para siswa dengan menyediakan fasilitas wifi gratis.
"Awalnya saya melihat di medsos banyak yang curhat, belajar online, orangtua harus mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk beli kuota, yang cukup lumayan sampai ratusan ribu. Sedangkan masa sekarang sulit," ujarnya.
Namun niat baik ini, tak lantas disambut langsung para warga. Rumah yang baru beberapa hari dijadikan tempat untuk memfasilitasi anak-anak belajar daring justru tampak sepi.
Ya, sederhana dan sepi. Beginilah kondisi tempat pembelajaran daring yang disediakan secara swadaya oleh lima warga dari berbagai profesi sekarang.
Tampak juga karpet berwarna hijau dengan ukuran sekira 2x3 meter, satu meja yang berisi tumpukan buku, susu dan snack.
Lokasinya berada di Jalan Gunung Rejo Nomor 39, RT 15, Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah.
Endra pun menceritakan hal lain yang menggugah hatinya. Rupanya tidak hanya dari medsos, saat dirinya makan di warung sederhana, ada ibu-ibu yang juga mengeluhkan hal serupa.
Dirinya harus menambah pengeluaran bulanan hingga ratusan ribu. Hal ini dirasa berat, apalagi perekonomian mengalami perlambatan.
"Sebenarnya kalau lihat respon warga di media sosial sangat bagus, banyak yang membagikan, banyak juga yang sudah tanya-tanya, tapi masih belum banyak yang datang," katanya.
"Di luar kota itu sudah banyak yang buat, tapi saya lihat kok Balikpapan belum juga buat. Saya buatlah dulu, seadanya. Nanti pelan-pelan ditambah," sambung pria bapak dari dua anak ini.
Soal ide, dia menambahkan, tercetus seminggu lalu. Baru setelah itu, dirinya membuka fasilitas untuk pembelajaran daring.
Ia dan teman-temannya menyediakan wifi dan snack gratis. Hal ini dilakukan semata-mata untuk membantu mereka yang kesulitan belajar daring karena terkendala kuota.
"Saya kan ada wifi, kenapa enggak dimanfaatkan. Ini swadaya, tidak membawa nama komunitas atau lembaga," ungkapnya.
Rencananya, pihaknya juga akan memberikan makan siang. Tidak hanya di tempatnya, pihaknya juga akan membuka di tempat lain jika direspins dengan baik oleh masyarakat
Baca juga; Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah di PPU, Home Visit Guru Dihentikan Sementara
Baca juga; UPDATE Gaji Ke-13 PNS TNI Polri Cair 10 Agustus 2020, Ini Besarannya dan Rumusan untuk Pensiunan
"Kami juga akan awasi, nanti malah main game. Kami berharap orangtua juga ikut mengantar. Bahkan, boleh mendampingi," jelas Endra.
Sebagai informasi, Wifi gratis ini buka pada jam sekolah. Untuk pelajar yang datang dibatasi, mengingat saat ini covid-19 masih membayangi. Tidak hanya itu, tempat ini juga menerapkan protokol kesehatan.
"Dibuka pada jam sekolah. Pembatasan maksimal 10 anak, saat ini 'kan pandemi," terang pria berusia 38 tahun ini.
Dirinya berharap akan semakin banyak warga yang memberikan fasilitas kepada para pelajar yang kesulitan dalam pembelajaran daring, utamanya soal kuota.
"Semoga pemerintah juga membuka banyak kantong. Menyediakan wifi gratis, bisa mengetuk pemerintah yang seharusnya bisa lebih dari kami. Membuka banyak kantong, bisa kelurahan atau kecamatan," imbuhnya.