BMKG Tak Tinggal Diam Soal Ancaman Tsunami Megathrust 20 Meter di Selatan Jawa, Ajak Warga Mitigasi
BMKG tak tinggal diam soal ancaman tsunami megathrust 20 meter di selatan Jawa, ajak Warga mitigasi
TRIBUNKALTIM.CO - BMKG tak tinggal diam soal ancaman tsunami megathrust 20 meter di selatan Jawa, ajak Warga mitigasi.
Hasil penelitian Institut Teknologi Bandung atau ITB soal potensi tsunami di selatan Pulau Jawa mendapat respon dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
BMKG pun tak menampik potensi gempa bumi disertai tsunami yang mengancam Jawa.
Namun, menurut BMKG yang paling penting adalah menyiapkan mitigasi dari gempa bumi dan tsunami tersebut.
Hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung ( ITB) terkait adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa menjadi viral dan ramai diperbincangkan masyarakat.
Hasil riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada (17/9/2020), tersebut dianggap mengkhawatirkan jika benar-benar terjadi nantinya.
• Kabulkan Permintaan Prabowo Subianto, Jokowi Angkat Anggota Tim Mawar Jadi Pejabat Penting di Kemhan
• Kematian Covid-19 Indonesia 10 Ribu Lebih, Epidemiolog: 3 Besar Asia, Probable - Suspek Tak Dihitung
• Soal PKI, Eks Panglima TNI Yakin Peristiwa Kelam Masa Lalu Terulang Jika RUU Kontroversial Disahkan
• Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Akhir September, Tersisa 2 Juta Penerima, Cek Nama
Lantas, bagaimana tanggapan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) dengan hasil kajian peneliti ITB tersebut?
Kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020); Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, mengatakan, BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut.
Dia menjelaskan, BMKG mengapresiasi penelitian tersebut karena kajian ilmiah yang dilakukan ini mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.
Akan tetapi, hingga saat ini, teknologi yang ada belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.
"Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," ujarnya.
Oleh karena itu, menanggapi ketidakpastian ini, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi dan korban jiwa.
Ia menegaskan, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat, tetapi justru harus segera direspons dengan upaya mitigasi yang nyata.
• Rincian Kekayaan Putra Sulung dan Menantu Jokowi Dibeber KPK, Bobby Lebih Kaya, Gibran Punya Utang
Fokus Mitigasi
Daryono berkata bahwa pada saat ini, masyarakat awam menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat.
Padahal, tidak demikian.
"Kita akui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian atau misleading," kata dia.
Namun, masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.
Adapun perihal mitigasi potensi bencana katrastropik itu, masih banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat beserta para pemangku kepentingan terkait.
• Salah Satunya Harus Cek Ulasan Produk, Ini Cara Aman Beli Barang Elektronik Secara Online
Di antaranya adalah sebagai berikut.
- Dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi
- Latihan evakuasi (drill)
- Menata dan memasang rambu evakuasi
- Menyiapkan tempat evakuasi sementara
- Membangun bangunan rumah tahan gempa
- Menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami
- Meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami
• Partai Besutan Prabowo Subianto Ikut Dukung Zainal Arifin-Yansen TP di Pilgub Kaltara
• Ahli Temukan Virus Corona Ganas di Indonesia, Bermutasi dan Cepat Menular, Tipe GH Paling Agresif
Pandangan Pakar
Menanggapi kajian terbaru ini, pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT), Widjo Kongko, angkat bicara.
Menurut Widjo, kajian atau publikasi terbaru terkait potensi tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa membuka wacana baru tentang ancaman tsunami di Pantai Selatan Jawa.
" Potensi tsunami dari sumber megathrust bisa mencapai 20 meter atau lebih," kata Widjo kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Ia menambahkan, sebenarnya di zona subduksi selatan Jawa terdapat seismik gap atau kawasan aktif secara tektonik.
Namun, seismik aktif secara tektonik tersebut bersifat senyap atau hampa gempa dalam waktu lama.
Hal tersebut perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan ancaman dengan potensi katastropik atau bencana.
Maka, kendati gempa belum bisa diprediksi, potensinya bisa dihitung dan, melalui model, bisa diperkirakan dampak tinggi dan waktu tibanya tsunami.
"Kalau mengulang 400-500 tahun untuk gempa besar di zona subduksi selatan Jawa, mungkin tidak terlalu lama lagi akan terjadi, jika mengacu perhitungan akhir gempa besar terakhir yang terjadi berdasarkan katalog Wichman," jelas Widjo.
• Ridwan Kamil tak Mau Ikut Anies Baswedan Buka Kembali Bioskop, Bagaimana Sikap Ganjar Pranowo?
Berdasarkan katalog Wichman, yang mencatat gempa bumi dan tsunami di Indonesia antara tahun 1538 hingga 1877 adalah katalog berjudul Arthur Wichmann's Die Des Indischen atau Gempa Bumi di Kepulauan Hindia Belanda, yang mengumpulkan cerita 61 gempa bumi dan 36 tsunami besar terjadi.
Selain itu, Widjo juga menyinggung bahwa potensi gempa besar yang berpeluang memicu tsunami di zona subduksi selatan Jawa itu mengacu pada mitologi Ratu Kidul yang tertulis dalam tembang atau lagu macapat-pangkur.
"Meski begitu, gempa tetap belum bisa diprediksi kapan akan terjadi," ujarnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Riset ITB Sebut Selatan Jawa Berpotensi Diterjang Tsunami 20 Meter, Ini Penjelasan BMKG dan Pakar, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/09/25/riset-itb-sebut-selatan-jawa-berpotensi-diterjang-tsunami-20-meter-ini-penjelasan-bmkg-dan-pakar?page=all.