Gerakan 30 September
Jelang Ditembak 30 September, Jenderal S Parman Melihat Burung Sriti dan Gereja di Kamar Tamu
Jelang ditembak 30 September, Jenderal S Parman melihat burung Sriti dan burung Gereja di ruang tamu.
Mereka bergerak untuk memburu, menculik hingga membantai tujuh target.
Dikutip dari Tribunnewswiki, prjurit tersebut dikomando Letnan Doel Arif yang membentuk satuan tugas Pasopati di Lubang Buaya.
Mereka membentuk satuan tugas tersebut dini hari sekira pukul 3.00 WIB, 1 Oktober 1965.
Salah satu tim inilah yang dipimpin Sersan Satar dari prajurit Tjakrabirawa menculik Jenderal S Parman.
Jenderal S Parman diculik tak lama setelah pembentukan tim dini hari di rumahnya.
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan
Ia dikepung sebanyak 20 orang tentara yang menyerbu rumahnya.
Saat itu, Jenderal S Parman dan istrinya sedang terjaga.
Mendengar keberisikan di luar rumahnya, Jenderal S Parman langsung keluar menuju halamannya.
Mulanya ia hanya mengira suara brisik tersebut segerombolan perampok.
Tak mengira akan hal itu, ia malah bertanya kepada prajurit Tjakrabirawa tersebut apa yang terjadi.
Lantaran aksi mereka senyap, prajurit tersebut berbohong menyampaikan perintah Presiden Soekarno untuk menjemputnya.
Tak ia sadari, Jenderal S Parman bergegas berganti pakaian.
Namun sebelum ia berangkat, ia sempat membisikan pesan kepada istrinya.