Tidak Bisa Dilewati Ranmor Roda 4, Warga Sungai Kapih Samarinda Harapkan Jembatan yang Lebih Layak
Sebelum persimpangan Jalan Tatako Kelurahan Sungai Kapih setiap pengendara khususnya roda dua harus mengurangi gas sepeda motornya.
Penulis: Nevrianto | Editor: Mathias Masan Ola
"Kami sudah tindaklanjuti dan sudah kami usulkan dalam Musrenbang tingkat. kecamatan, serta masuk skala prioritas," kata Edi
"Kemudian kami juga membuat surat permohonan perbaikan ke Dinas PUPR Kota Samarinda, ke DPRD Kota Samarinda dan ke DPRD Provinsi Kaltim. Anggota DPRD Provinsi Kaltim sudah meninjau ke lapangan,"ujarnya.
Ketua RT 24 Kelurahan Sungai Kapih Muhtar Santoso mengutarakan perihal kerusakan jembatan kayu berusia lebih dari 40 tahun tersebut.
"Betul ada truk bawa batu padas untuk membuat drainase Jalan Haji Saleh Arsyad , sudah dikasih tau warga agar tak lewat jembatan kayu," katanya.
"Malah supirnya tak dengar langsung terus jalan akibatnya kedua ban belakang terperosok di ujung, jembatan," katanya.
"Kerusakan parah tampak di bagian gelagarnya makanya tak dapat dilewati truk bermuatan. Sebelum rusak masih bisa dilewati mobil dan truk tanpa muatan,"ujarnya.
Baca juga: Kota Tarakan jadi Pilot Project Penukaran Minyak Jelantah dengan Emas, Hitungan Minimal Rp 10.000
Baca juga: Sempat Lawan Petugas, Seorang Pengedar Narkoba Tewas Ditembak, Sembunyikan Sabu di Filter Oli
Muhtar Santoso bersama warganya telah mengupayakan untuk meminimalisir kerusakan jembatan yang dibuat sejak zaman penjajahan Jepang itu.
"Jembatan ini sudah lebh dari 60 tahun sejak zaman penjajahan Jepang, dulunya dibuat dikerjakan oleh rakyat Indonesia," ujarnya.
Kondisi bagian tengah jembatan diganjal pakai ulin tapi karena kondisi sudah lama jadi tak tahan dilewati truk bermuatan.
Supir truk yang mengakibatkan kerusakan jembatan atas inisiatif pribadi telah mengeluarkan dana sekitar Rp 25 juta, kemudian Rp 5 jutanya untuk evakuasi truk .
Saat kejadian langsung ditangani Bhabinkambtibmas Polsek Ilir. dan Babinsa TNI.
"Harapan kita semoga segera dibangun karena jalur menghubungkan sekolah dari SD, SMP, SMK Pondok Pesantren, juga jalan alternatif ke pulau atas Sambutan," ujarnya.
(Tribunkaltim/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)