Semua Sulit! Jalanan Hancur, Sembako Mahal, BBM Langka, Nasib Warga Perbatasan RI-Malaysia di Krayan

Antrean panjang pembelian bahan bakar minyak (BBM) di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi rutinitas warga

Editor: Mathias Masan Ola
(Istimewa)(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)
Suasana antrean panjang warga Krayan untuk mendapat 3 liter BBM, kondisi ini terjadi sejak dua pekan belakangan, visa pilot pengangkut BBM habis sehingga pesawat suplay digantikan dengan armada lebih kecil (Istimewa)(Kompas.com/Ahmad Dzulviqor) 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN  – Nasib warga di daerah perbatasan, khususnya di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan sungguh memprihatinkan.

Dalam kondisi penuh keterbatasan, mereka menghadapi harga bahan pokok yang juga melambung sangat tinggi. Salah satunya harga BBM yang mahal.

Antrean panjang pembelian bahan bakar minyak (BBM) di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi rutinitas warga sejak dua pekan belakangan.

Antrean bahkan terjadi sejak pagi dan berlangsung berjam-jam.

Tidak sedikit warga yang kecewa karena tidak kebagian meski sudah mengantre lama.

Salah satu tokoh masyarakat adat Dayak Lundayeh, sekaligus anggota DPRD Nunukan daerah pemilihan Krayan, Welson, mengatakan, pemandangan ini menjadi sebuah gambaran masih terisolasinya Krayan.

"Sekarang semua sulit, jalanan hancur karena musim hujan. Kita susah dapat kebutuhan pokok, ini lagi nambah satu masalah lagi, BBM langka. Tiap hari masyarakat antre sampai panjang sekali antrean," ujarnya, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Dokter Terbang Layani Warga Perbatasan di Desa Long Ara dan Pujungan

Baca juga: Warga Perbatasan Serahkan Senjata Rakitan ke Satgas Pamtas Yonif 623/BWU

Baca juga: Peduli dengan Warga Perbatasan, Tenaga Kesehatan Satgas Pamtas Yonif 623/BWU Obati Warga yang Sakit

Tergantung dengan Malaysia

Sejak pandemi melanda, Krayan masih sangat tergantung dengan Malaysia dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari.

Sejak lockdown akibat Covid-19, harga barang melambung tinggi.

Sebagai contoh, harga tong elpiji 14 kg mencapai Rp 1,5 juta dari harga normal Rp 300.000.

Harga gula pasir yang sebelumnya bisa dibeli dengan Rp 13.000 per kg, kini dibanderol Rp 40.000 per kg.

Harga material bangunan juga naik, semen per zak yang dalam kondisi normal bisa didapat dengan harga Rp 300.000 kini dibanderol Rp 1,8 juta per zak.

"Beginilah Krayan, kita berharap keadaan berangsur membaik, apalagi sudah dekat hari raya Natal, semoga segera ada solusi," katanya.

Baca juga: Daftar ke KPU Kaltara Besok, Irianto Lambrie Merasa Terkejut, Deklarasinya Dihadiri Warga Perbatasan

Baca juga: Satgas Pamtas Yonif 623/BWU Pos Labang Gotong-Royong Bantu Bangun Rumah Warga Perbatasan

Baca juga: Kemensos akan Bangun Pusbangkesos-Pemsos di Nunukan, Ini Manfaatnya bagi Warga Perbatasan

Antre Panjang, BBM Dijatah 3 Liter per Orang

Sama halnya dengan penuturan Welson, Camat Krayan Induk Heberly menceritakan, saat ini Krayan memiliki masalah kompleks.

Musim hujan membuat jalanan di hampir semua wilayah Krayan menjelma jadi lumpur.

Ditambah suplai BBM yang tidak mencukupi untuk lima kecamatan di Krayan, tentu menambah daftar panjang masalah di wilayah perbatasan ini.

"Kita memang sedang krisis BBM, pesawat yang biasanya menyuplai 3.000 sampai 4.000 ton sudah tidak jalan. Informasinya ada permasalahan di pilotnya, visanya habis, jadi pesawat suplai penggantinya membawa BBM dalam kapasitas lebih sedikit, hanya 1,2 ton sekali angkut," katanya.

Baca juga: Tahun ini TNI AD Butuh 17.264 Prajurit, Warga Perbatasan dan Pulau Terluar Punya Kesempatan

Baca juga: Resmikan PATEN, Bupati: Pelayanan Ini Bisa Bantu Ringankan Biaya Transportasi Warga Perbatasan

Baca juga: Senangnya Warga Perbatasan Krayan Punya Jalan Memadai, 2014 Ditempuh 2 Minggu Kini Hanya 24 Jam

Harga Eceran Rp 35.000 per Liter

Heberly menjelaskan, Pemerintah Kecamatan Krayan mengeluarkan kartu kendali BBM untuk warga.

Ini dilakukan untuk meminimalisasi keributan dan menertibkan antrean.

Setiap pemegang kartu kendali mendapat jatah 3 liter BBM.

Untuk mereka yang malas mengantre, ada juga penjual BBM eceran yang didatangkan dari Kabupaten Malinau, tetapi harganya cukup mahal, yaitu Rp 35.000 per liter.

"Kami sudah lakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, kami juga sudah menghubungi pihak Pertamina. Masalah ini sedang dirapatkan dan akan ada solusi dalam waktu dekat," katanya.

Baca juga: Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukan Warga Perbatasan, Ini Kegiatan TNI dan Warga Perbatasan

Baca juga: Warga Perbatasan di Kalimantan Utara Dukung Ibu Kota Indonesia di Kaltim, Begini Alasannya

Baca juga: Gubernur Ajak Ponpes Turut Kembangkan Kualitas SDM Warga Perbatasan

Penjelasan Pertamina

Dikonfirmasi mengenai kasus Krayan yang tengah mengalami krisis BBM, Region Manager Communication, Relations & CSR Roberth MV Dumatubun membenarkan semua penjelasan dari Welson atau Camat Krayan Induk Heberly.

Kendala force majeure yang tidak bisa diprediksi, semisal cuaca dan kondisi medan, menjadi tantangan tersendiri.

Keberangkatan pesawat harus ditunda karena menunggu cuaca kondusif.

Pengiriman lewat darat juga tidak berbeda, mobil tangki sering kali terjebak jalan rusak.

Robert menjelaskan, selama ini, pengiriman BBM ke SPBU wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) normalnya menggunakan moda udara Air Tractor AT 802 PK-PAY (warna kuning) kapasitas 4 KL dengan supply point dari Fuel Terminal (FT) Tarakan.

"Dikarenakan lisensi pilot perlu untuk diperbarui dan saat ini masih dalam proses, maka pengiriman BBM sementara disubstitusi menggunakan pesawat jenis Cessna dari PT Pelita Air Service (PAS) mulai 3 Desember 2020," ujarnya.

Baca juga: Warga Perbatasan Sebatik Ikut Mencoblos, Lebih Kenal Capres daripada Caleg di Daerah

Baca juga: Dokter Terbang Layani Kesehatan Warga Perbatasan, Segini Honor yang Diterima

Baca juga: Fasilitas Layanan Terbatas, Warga Perbatasan Terpaksa Jalan Kaki Berjam-jam untuk Berobat

Terkendala Medan dan Cuaca

Ia melanjutkan, frekuensi penerbangan dengan pesawat Cessna dua sampai tiga kali terbang dalam sehari dengan kapasitas pengiriman 1.200 liter yang dikemas dalam drum.

Terdapat dua SPBU 3T di daerah Krayan, yaitu SPBU PT Semaring Jaya Sakti yang berlokasi di Kecamatan Krayan Selatan dan SPBU CV Prima Energi di Kecamatan Krayan Induk.

"Kondisi cuaca, geografis, dan medan yang berat atau rusak dari Bandara Long Bawan ke SPBU Krayan Selatan juga menyebabkan perjalanan moda angkut BBM memerlukan waktu satu hari satu malam untuk tiba di lokasi SPBU, sehingga setiap suplai per penerbangan Cessna menjadi tertunda sampai di lokasi," jelasnya.

Robert juga tengah mengupayakan solusi jangka panjang dengan percepatan pengiriman BBM melalui pesawat baru, yakni Air Tractor AT-802 PK - PAP (warna putih) oleh PT PAS yang direncanakan tiba di Tarakan pada Sabtu (19/12/2020). "Prinsipnya dalam hal ini, Pertamina berupaya maksimal agar masyarakat tetap terlayani BBM-nya," tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasib Warga Perbatasan RI-Malaysia di Krayan, Tiap Hari Antre BBM Dijatah 3 Liter gara-gara Lisensi Pilot Pesawat Pengangkut BBM Habis"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved