Virus Corona
Faktor Boleh Tidaknya Pembelajaran Tatap Muka Januari 2021, Tidak 100 Persen Luring
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD-Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD-Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumeri, menjabarkan soal SKB 4 Menteri soal Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di masa pandemi Corona atau covid-19.
Hal ini saat ia berkesempatan menjadi pembicara dalam webinar 'Siapkah Sekolah Pembelajaran Tatap Muka' yang digelar Tribunkaltim.co secara langsung dalam video zoom, juga kanal Tribun Kaltim Official, Senin (28/12/2020).
Ia memulai dengan kebijakan-kebijakan yang diberikan izin pada tahun 2021 di bulan Januari.
Bahwa pembelanjaan tatap muka dimulai dari pemberian izin dari pemerintah daerah, atau Kanwil Kemenag atau kantor Kemenag Kabupaten/Kota, dan dilanjutkan dengan izin orang tua.
Baca juga: Wilayah Risiko Tinggi Pandemi Covid-19 jadi Sasaran Distribusi Vaksin Corona, Dilakukan Bertahap
Baca juga: BERSIAP! Hadapi Varian Baru Corona Asal Inggris! Sudah Terdeteksi di Jepang, Singapura dan Australia
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kukar, Satu Pasien Covid-19 Tenggarong Meninggal Dunia, Total jadi 94 Kasus
Mekanismenya adalah, Wali Kota atas nama gugus covid-19 memastikan Balikpapan siap, aman, dan memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka.
Lalu tahap berikutnya, jika Wali Kota berani membuka pembelajaran tatap muka. Maka kesiapan sekolah harus dipastikan.
Jika belum memungkinkan satu kota, mungkinkah kecamatan yang ada bisa diizinkan.
Hal ini sangat tergantung pada keputusan pemimpin daerah.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, 150 Ribu Warga Bakal jadi Sasaran Penerima Vaksin Covid-19
Baca juga: Muncul Varian Baru Corona, Menristek Minta Waspadai, Fakta Bukti Penularan di Indonesia Belum Ada
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Resepsi Pernikahan Daerah Sepinggan jadi Klaster Pengantin
"Jika sekolah tidak siap, biarkan tetap belajar jarak jauh," jelasnya.
Ia menjabarkan faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam pemberian izin pembelajaran tatap muka, yakni tingkat resiko penyebaran covid-19 di wilayahnya, kesiapan fasilitas kesehatan untuk maintenance, kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan daftar periksa.
Akses terhadap sumber belajar/kemudahan Belajar Dari Rumah (BDR), kondisi psikososial peserta didik, kebutuhan layanan pendidikan bagi anak yang orang tua/walinya bekerja di luar rumah.
"Saya punya temuan bahwa 15 hingga 18 persen orang tua peserta didik mengurangi jam kerja, atau keluar dari pekerjaannya untuk mengurus anak di rumah karena tidak bersekolah," ungkapnya.
Selanjutnya, ketersediaan akses transportasi yang aman dan dari ke satuan pendidikan, tempat tinggal warga satuan pendidikan, mobilitas warga, dan kondisi geografis daerah.
"Pertimbangan ini mohon diperhitungkan secara seksama. Apabila resikonya masih tinggi, sebaiknya ditunda dulu (tatap muka). Namun jika ada bagian di kota Balikpapan yang sudah aman, silahkan dibuka," tegasnya.
Jika aksesibilitas disebuah daerah memadai, dengan kondisi yang belum memungkinkan tatap muka. Boleh saja tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: GAWAT, Kasus Covid-19 Bertambah 31 Orang di Berau, Seorang Pasien Corona Meninggal Dunia
Baca juga: Jelang Tahun Baru 2021, Kodim 0907 Tarakan Rutin Patroli Protokol Kesehatan
Baca juga: Pendisiplinan Protokol Kesehatan, Tim UKL Polres Paser Pantau Kegiatan Warga di Malam Hari
Ia juga menitip pesan pada kepala sekolah dan tenaga pelajar. Untuk memastikan kurikulum disederhanakan jika belajar tatap muka. Pilihlah materi yang paling esensial dan mendesak.
"Pilihlah materi atau soal yang sulit diajarkan lewat tatap muka, lebih mudah saat daring.
Penetapan standar jam baru, memastikan tidak memberi beban yang berat.
Baca juga: Natal 2020, Gereja HKBP Ressort Bontang Patuhi Protokol Kesehatan, Gelaran Ibadah Dibagi 3 Kluster
Baca juga: Pemulihan Ekonomi, GM PLN UIW Kaltimra Sigit Witjaksono Ajak Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Guru juga harus memastikan peningkatan kemampuan dalam pembelajaran jarak jauh.
Karena di tahun 2021, lanjutnya, meski sudah diizinkan tatap muka. Ia memperkirakan tetap ada pembelanjaan campuran antara daring dan luring.
Evaluasi Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka
Pemerintah Kota Balikpapan tengah mengevaluasi rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasar hasil survei melalui angket, terjadi penurunan terhadap kesiapan orangtua melepas anak-anaknya untuk kembali bersekolah.
Untuk tingkat SMP misalnya, di awal angket 79 persen orangtua setuju untuk kembali belajar tatap muka, kini menurun menjadi 68 persen.
Kemudian tingkat SD, di awal agket 82 persen orangtua setuju, namun kini menurun menjadi 61 persen.
Baca juga: Menkes Bentuk Tim Khusus, Pelajari Varian Baru Virus Corona
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Tambah 18 Orang di Samarinda dan 4 Pasien Corona Meninggal Dunia
Baca juga: Tak Ada Penambahan Kasus Baru Positif Covid-19, Berikut Sebaran Corona di Malinau
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Penajam Paser Utara, Hari Natal Ketambahan 6 Kasus Positif Covid-19
Kali ini, Walikota Balikpapan Rizal Effendi menduga hal ini terjadi lantaran perkembangan kasus Corona atau covid-19 yang semakin meningkat di Kota Minyak, Kota Balikpapan.
"Kita akan evaluasi dalam minggu ini. Belum kita putuskan, apakah kita tunda seluruhnya atau kita tunda oembelajaran tatap muka sebagian," ujarnya kepada TribunKaltim.co pada Senin (28/12/2020).
Senada, Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Muhaimin mengungkapkan ada penurunan hasil kuisoner dari para orangtua siswa.
Ia membeberkan sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil ini.
Menurutnya, ada tiga faktor yang menyebabkan penurunan hasil angket orangtua siswa.
Di antaranya, khawatir terhadap hasil guru yang terkonfirmasi positif.
Baca juga: 2 Pasien Covid-19 di Penajam Paser Utara Meninggal dengan Komorbid Diabetes
Baca juga: Pemerintah Pastikan Kesiapan Logistik Vaksin Covid-19
Baca juga: Tak Ada Penambahan Kasus Baru Positif Covid-19, Berikut Sebaran Corona di Malinau
Baca juga: Penerimaan Pajak Daerah Masih Surplus, Tetap Menurun Akibat Pandemi Covid-19 di Balikpapan
Ketika pulang sekolah ada peserta didik yang tak dijemput, sehingga berkerumun.
Serta, melihat perkembangan kasus Corona atau covid-19 yang saat ini semakin meningkat di Kota Balikpapan.
"Atas dasar itu kita masih menunggu arahan dari Walikota selaku Ketua Satgas covid-19 Balikpapan," katanya.
Namun demikian, Muhaimin memberi sejumlah opsi pandangan apabila pembelajaran tatap muka tetap akan digelar di Kota Beriman.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Kukar Asal Sebulu Meninggal, Sempat Dirawat 21 Hari di RSUD AM Parikesit
Baca juga: Klaster Perusahaan Jadi Penyumbang Terbanyak Angka Covid-19 di Kutim, Total Kasus 3.768 Orang
"Kalau tetap dilaksanakan kita akan coba berdasar zona paling rendah penyebaran Coronanya. Kembali ke konsep awal, tidak lagi ke seluruh sekolah," imbuhnya.
Waspada Virus Corona Varian Baru
Muncul varian baru Corona, Menristek minta waspadai, fakta bukti penularan di Indonesia belum ada.
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta masyarakat mewaspadai varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris.
Menurutnya, kewaspadaan perlu ditingkatkan untuk mencegah tingginya penularan, akibat varian baru virus covid-19 atau Corona ini.
"Kita harus sangat waspada dengan peningkatan kasus positif dan juga infeksi yang tinggi kita harus menjaga varian ini tdk sampa ikut membuat keadaan makin berat," ujar Bambang yang disiarkan channel Youtube BNPB, Kamis (24/12/2020).
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kutai Barat, Jelang Natal 2020, Pasien Covid-19 Meninggal Dunia 8 Orang
Baca juga: Pendeta GPIB Maranatha Tanjung Selor: Jemaat Harus Kuat, Yakin Pandemi Corona akan Kita Lewati
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, BI Beri Hibah Mobil Operasional Vaksinasi Covid-19
Bambang mengungkapkan saat ini belum ada penelitian yang menunjukan varian baru virus Corona ini telah muncul di Indonesia.
"Tetapi saat ini kita simpulkan belum ada bukti yang membuktikan varian ini sudah ada di Indonesia, belum ada bukti," tutur Bambang.
Meski begitu, Bambang meminta seluruh pihak untuk mewaspadai varian baru dari virus Corona ini. Terlebih, menurutnya, fasilitas penelitian molekuler yang dimiliki oleh Indonesia tidak secanggih di Inggris.
Dirinya mengatakan saat ini pemerintah masih mendalami jenis baru varian baru virus Corona ini.
"Meskipun belum ada bukti bahwa varian ini meningkatkan keparahan penyakit, namun bukan berarti itu pasti seperti itu, karena ini masih butuh informasi dan penelitian lebih lanjut," ucap Bambang.
Baca juga: Jenis Baru Virus Corona Muncul di Inggris, Menyebar Lebih Cepat, Bagaimana Gejalanya
Baca juga: Dokter di Jepang Ingatkan Tahun Baru Jangan ke Luar Rumah, Virus Corona tak Mengenal Tutup Tahun
Baca juga: Pasien Dirawat Akibat Corona Melonjak, Ruang Isolasi Covid-19 di Balikpapan Nyaris Penuh
Selain itu, dua negara tetangga Indonesia, yakni Singapura dan Australia. Sehingga Bambang meminta masyarakat tetap waspada terhadap varian baru virus Corona ini.
"Kalau kita lihat ada dua negara tetangga kita yang kedatangan virus ini. Pertama Australia kemudian baru saja Singapura. Kasusnya satu orang, tapi itu artinya kita mesti berhati-hati karena kasusnya semakin dekat dengan kita," pungkas Bambang.
(Tribunkaltim.co/Heriani)