Berita Samarinda Terkini
Harga Sembako di Samarinda, Komoditi Cabai Pasar Segiri Mahal, Pengaruhi Jumlah Pembeli jadi Menurun
Awal tahun 2021 harga cabai di Pasar Segiri, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur meninggi, harganya meroket naik
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Awal tahun 2021 harga cabai di Pasar Segiri, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur meninggi, harganya meroket naik.
Pengamatan TribunKaltim.co, sejak hari Rabu (6/1/2021) rata-rata harga cabai Pasar Segiri bisa naik Rp 10 ribu per tiap kilogramnya.
Dari pantauan Tribunkaltim.co, untuk harga cabai merah merah yang biasanya dijual Rp 40 ribu menjadi Rp 55 ribu per kilogram.
Sementara itu cabai tiung yang biasanya Rp 70 ribu per kilo menjadi Rp 80 ribu per kilogram.
Baca juga: NEWS VIDEO Temuan Cabai Rawit Dicat di Banyumas, Pemkot Malang Cek dan Pantau Seluruh Pasar
Baca juga: Harga Sembako di Samarinda, Masuk Tahun 2021, Cabai Pasar Segiri Melonjak Rp 10 Ribu per Kg
Baca juga: VIRAL Cabai Rawit Bercat Merah, TERKUAK! Dari Temanggung, Ini Motif Pelaku Jual di Pasar Banyumas
"Yang naik itu cabai tiung, cabai merah besar juga. Semua cabai lah, tapi untuk cabai rawit, cabai keriting saya belum berani ambil, jual stok yang ada dulu, karena dari pengepul sudah mahal tapi kalau bawang merah, putih dan bombai masi sama, " kata Ana salah satu pedagang cabai.
Dengan naiknya harga cabai ini turut berdampak terhadap animo pembeli yang datang ke tempatnya. Kalau pun ada yang membeli, saat ini pembeli hanya mengurangi jumlah cabai yang dibeli.
Sepi sekarang, habis naik berapa hari ini. Biasanya mereka kalau beli yang dulu bisa beli sekilo, sekarang paling setengah kilo atau satu ons ya.
Baca juga: Komoditas Bawang Merah dan Cabai Rawit Dorong Inflasi di Kaltara
Baca juga: Ternyata Bahan-bahan Dapur ini Bisa Menghilangkan Panas di Tangan Karena Terkena Cabai
Baca juga: Agar Awet dan Tidak Mudah Membusuk, Berikut ini 3 Tips Menyimpan Cabai di Kulkas
"Tapi kalau yang seperti untuk jualan makanan, itu dia beli kalau sebelumnya ambil cabai kualitas bagus, sekarang ambil cabai yang kualitasnya di bawah," katanya.
Sementara itu untuk harga bawang putih, bawang merah dan bawang bombai relatif masih stabil. Harga perkilonya sekitar Rp 25 ribu.
Baca juga: Ternyata Tangkai Cabai Mempunyai Rahasia Bagi Kesehatan Tubuh yang Tidak Terduga
Baca juga: Harga Sembako di Balikpapan, Tradisi Akhir Tahun, Nilai Komoditas Ikan Merangkak Naik
Baca juga: Harga Sembako di Pasar Senaken Paser, Jelang Tutup Tahun 2020 Mulai Meroket, Konsumen Mengeluh
Untuk harga tomat justru mengalami penurunan. Harga tomat turun Rp 1.000 dari sebelumnya Rp 9 ribu menjadi Rp 8 ribu perkilonya.
Harga Kedelai Naik Tajam, Tahu Meroket
Sisi lainnya. Kenaikan harga kedelai juga memberikan dampak kepada pelaku usaha pembuat tahu dan tempe di daerah.
Salah satunya di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Diungkapkan oleh Kasimin (73) pemilik usaha pabrik tahu yang terletak di Jalan Lumba - Lumba, RT 10, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda.
Ia menyebutkan bahwa perkarungnya kenaikan harga kedelai hingga saat ini sudah mencapai Rp. 140 ribu, dengan berat 50 kilogram perkarung.
Dari yang mulanya perkarung hanya Rp. 360 ribu, hingga kini kenaikan harganya mencapai Rp 500 ribu.
Baca juga: Beginilah Prosedur Orang yang Pernah Terpapar Corona dalam Program Vaksinasi covid-19
Baca juga: Pandemi covid-19, Pelaku Usaha Tempe dan Tahu di Berau Alami Penurunan Produksi
Baca juga: Harga Sembako di Bontang, Kenaikan Pasokan Impor Kedelai Belum Berimbas, Tempe dan Tahu Masih Normal
Kenaikan harga tersebut tidak intans atau secara langsung, tetapi kenaikannya secara bertahap yang terhitung sekitar mulai Bulan November 2020.
"Kenaikan harga kedelai itu mulai sekitar bulan 11 tahun 2020. Dan itu terus - menerus hingga akhirnya sampai saat ini," ucapnya saat diwawancarai awak media Tribunkaltim.co di tempatnya, Selasa (5/1/2021) petang.
Dirinya biasa sekali membeli kedelai, 15 karung dengan total harga Rp. 3,6 juta, dalam satu minggu.
Setelah adanya kenaikan ia tetap mengambil dengan jumlah sekian namun harganya sekarang naik menjadi Rp. 7 juta.
Belum lagi ditambah dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya seperti, kayu yang menjadi bahan bakar, minyak, plastik dan lainnnya.
Baca juga: Operasi Lilin 2020, Polres Penajam Paser Utara Bagi Sembako untuk Warga Terdampak covid-19
Baca juga: CATAT! 38,8 Juta Warga akan Terima Bansos Mulai Besok 4 Januari 2021, PKH, BST dan Program Sembako
Baca juga: Harga Sembako di Kutai Timur, Jelang Natal 2020, Komoditi Cabai Kutim Merangkak Naik
"15 karung itu habis satu minggu, itu aja sudah saya kurangi karena bahan mahal segalanya naik semua," ujarnya.
Mensiasati hal tersebut, ada pengurangan jumlah potongan tahu dan ada yang dinaikan harganya, seperti untuk yang mentah ia yang mulanya menjual Rp. 10 ribu per 40 potong, kini ia menjual hanya 30 potong saja.
Sedangkan yang sudah digoreng, biasanya menjual 100 potong dengan harga Rp. 30 ribu, dinaikan menjadi Rp. 35 ribu.
Kendati demikian, diceritakannya ada saja yang bertanya terhadap kenaikan harga tersebut.
"Tapi saya sampaikan, kalau mau ya segini, kalau tidak mau ya sampean coba cari di lain saja. Tapi sama saja semua yang lain juga naik," katanya.
Baca juga: Natal 2020 di Kukar, Polres Bersama Pokdar Kamtibmas Bagi-bagi Sembako di Gereja
Baca juga: Tiba di Gudang Samarinda, Vaksin covid-19 Dijaga Personel Gabungan Selama 24 Jam Penuh
Baca juga: NEWS VIDEO 25.520 Vaksin covid-19 untuk Kaltim Belum Bisa Digunakan, Tunggu Izin dari BPOM Keluar
Ia membeberkan pendapatan bersihnya ketika berhasil terjual, dalam seminggunya biasanya Rp. 500 ribu. Tetapi setelah adanya kenaikan seperti sekarang ini, ia mengaku dalam seminggu hanya Rp. 100 lebih.
"Kalau sekarang sudah tidak seperti 500 itu, paling lebihnya buat makan aja ya kira - kira Rp. 100 ribu lebih," imbuhnya.
Sementara itu, diungkapkan oleh Anwar Sanusi pengusaha pabrik tempe, bahwa ia mengurangi jumlah produksi.
Yang mulanya dalam sehari 50 Kilogram, kini seletah adanya kenaikan harga kedelai ia hanya memproduksi 30 sampai 40 Kilogram saja.
Dengan harga Rp. 15 ribu per 1 kotak berukuran cukup besar.
Dan juga mengurangi ukurannya, semisal dalam dua kilogram dikurangi hanya beberapa ons.
"Tetap membuat tempe, 30 sampai 40 kilogram, gak sampai 50 kilogram," ujarnya saat diwawancarai di tempat jualanya, yang terletak di Gang Buntu, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda, Selasa (5/1/2021) malam.
Baca juga: Cara Bikin Cumi Asam Cabai Hijau Super Enak, Hidangan Istimewa untuk Keluarga Tercinta
Baca juga: BI Balikpapan Beri Pelatihan Integrated Farming & Budidaya Ramah Lingkungan Petani Bawang dan Cabai
Hal tersebut, diambil mensiasati kenaikan harga kedelai yang melambung dibandingkan sebelumnya.
Ditambah pandemi covid-19 atau virus Corona, beban yang dipikul oleh lelaki yang memiliki dua anak tersebut, kini semakin terasa.
Pasalnya berdasarkan pengakuannya, pelanggan atau orang biasa membeli tempe di tempatnya mengalami penurunan, sehingga pendapatan pun berkurang.
Namun ia enggan menyampaikan penghasilan tersebut secara detail kepada awak media.
"Pendapatan merosot jauh, sejak wabah Corona," pungkasnya.
(Tribunkaltim.co/Jino Prayudi Kartono dan Riduan)