Berita Samarinda Terkini
Puluhan Mahasiswa Unmul Aksi Tuntut Gratiskan UKT di Samarinda, Ini Tanggapan Wakil Rektor II
Puluhan mahasiswa Universitas Mulawarman ( Unmul ) Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) gelar aksi tuntut digratiskan pembayaran
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Puluhan mahasiswa Universitas Mulawarman ( Unmul ) Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) gelar aksi tuntut digratiskan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), di depan Gedung Rektorat Unmul Kota Samarinda, Selasa (12/1/2021).
Pengamatan TribunKaltim.co, tidak hanya menuntut digratiskan UKT, mereka juga mempunyai tiga tuntutan lainnya.
Yakni tetapi juga menolak SK Rektor No 02/KU/2021 dan meminta tranparansi anggaran Unmul.
Serta menolak penerapan Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI) Unmul.
Baca juga: Peserta Muktamar IX PPP Wajib Jalani Tes Swab, Yang Belum Harap ke Laboratorium Unmul Pagi Ini
Baca juga: Pengamat Politik Unmul Nilai Neni Terbuai Hasil Survei di Pilkada Bontang
Baca juga: Dosen Unmul Minta Pemerintah Beberkan Alasan Investor Kilang Minyak Bontang Kabur
Menyikapi dengan tuntutan mahasiswa tersebut, Wakil Rektor II Bidang Umum Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Abdunnur, mengungkapkan.
Bahwa sebetulnya data terkait permohonan mahasiswa yang menginginkan kebijakan pengurangan UKT itu sudah ada pada setiap unit, yang seharusnya mereka mengajukan pada fakultas.
Berdasarkan evaluasi ada berbagai permohonan dan berbagai pemisahan kebijakan yang diputuskan.
"Jadi data yang berasal dari Aliansi Mahasiswa Unmul itu akan melengkapi dari data yang ada sama kita,” ujarnya saat wawancarai TribunKaltim.co usai menemui mahasiswa.
Dilanjutkannya, walupunpun tanpa adanya data dari mahasiswa, refleksi dari keluarnya SK No 02/KU/2021 adalah sebagai bentuk tindaklanjut evaluasi pihaknya.
Sehingga Unmul melalui kebijakan pimpinan tetap memberlakukan kebijakan pengurangan UKT.
Baca juga: Gugatan Paslon Walikota Samarinda Salah Sasaran, Berikut Penjelasan Pengamat Hukum Unmul, Castro
Baca juga: Insan Pers Tagih Janji, Pengamat Hukum Unmul Kritik Sikap Kapolres Bontang, Patut Dipertanyakan!
Baca juga: Polsek Samarinda Ulu Beber Kronologi Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kolam Gerbang Unmul
Walaupun katanya kebijakan dari Kementerian 2021 belum keluar dan hanya mengacu kepada Permendagri No 25 tahun 2020.
“Dan itu tetap kita berikan inisiatif, untuk tetap melakukan kebijakan pengurangan UKT, secara khusus kepada mahasiswa yang orang tua atau walinya mengalami kondisi perubahan ekonomi maupun mahasiswa yang berada dalam level tidak sejahtra atau kemiskinan,” sambungnya.
Adapun terkait dengan SPI, ia menjelaskan bahwa SPI itu bertujuan untuk pengembangan institusi, pengembangan institusi itu adalah bagaimana alokasi dana masyarakat ini dapat dipergunakan secara langsung oleh unit kerja.
Baca juga: Perbedaan Perilaku Warga Balikpapan dan Kukar Dalam Kampanye Kotak Kosong, Pengamat Politik Unmul
Baca juga: NEWS VIDEO DPD MPR RI Gelar Dialog Publik dengan Fakultas Hukum Unmul di Kantor Gubernur Kaltim
Dalam hal ini fakultas, dalam bentuk memberikan sarana-prasarana pendukung proses belajar mengajar secara langsung.
“Sehingga kebijkan dari Universitas itu tidak ada share didalam Universitas dalam pembagian nilai uang yang dihasilkan, itu kembali ke Fakultas. Sehingga benar-benar secara lanhgsung dirasakan oleh mahasiswa,” ungkapnya.
“SPI ini diwajibkan hanya untuk mahasiswa jalur mandiri, itu hanya 20 persen dari jumlah mahasiwa di Unmul dan hanya ada pada beberapa Fakultas,” sambungnya.
Aksi Kepung Gedung Rektorat
Berita sebelumnya. Aliansi Mahasiswa Unmul ( Universitas Mulawarman ) Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), akan menggelar aksi menuntut untuk membebaskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tengah pandemi covid-19, pada Selasa (12/1/2021) hari ini.
Aksi akan digelar di depan gedung Rektorat Unmul Samarinda, tidak hanya menuntut minta digratiskan UKT saja.
Bahkan, seruan aksi Kepung Rektorat Unmul juga disebar Aliansi Mahasiswa Unmul lewat pamflet.
Mahasiswa juga menolak SK Rektor No 02/KU/2021, dan meminta tranparansi anggaran Unmul, serta menolak penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Unmul.
Baca juga: Tak Kantongi IMB, Pemkot Balikpapan Didesak Hentikan Pembangunan PT KRN di Teluk Waru
Baca juga: 350 Orang Dimakamkan Secara Protokol Covid-19 di Samarinda, Satgas Minta Warga tak Anggap Sepele
Baca juga: Efektivitas Rapid Test Antigen di Balikpapan, 97,16 Persen Pelaku Perjalanan Udara Gunakan PCR
Iksan Nopardi, Presiden BEM FISIP Unmul, yang juga tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unmul tersebut, mengungkapkan, alasan mahasiswa meminta untuk menggratiskan UKT di masa pandemi.
Hal itu berangkat dari gerakan jangka panjang mereka dalam hal melakukan liberalisasi dan komersialisasi pendidikan.
Seperti diketahui, Unmul Samarinda sudah masuk pembayaran UKT, pada 4 - 22 Januari 2021.
"SK Rektor No 02/KU/2021 ternyata tidak menjawab permasalahan UKT bagi seluruh mahasiswa. Terbukti di sana hanya semester 10 yang mendapatkan pembebasan 50 persen, dan yang setelah seminar hasil mendapat pembebasan UKT," ujarnya saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Senin (11/1/2021).
Sehingga, kata Iksan, ini tidaklah adil bagi seluruh mahasiswa, padahal dalam situasi pandemi covid-19 sekarang, semua mahasiswa sebenarnya juga terdampak akibat pandemi covid-19 ini.
Kemudian kalau dilihat dari unit biaya langsung dan biaya tidak langsung kurang terserap maksimal.
"Contoh, biaya langsung perawatan kelas, lab, lapangan dan sebagainya tidak terpakai secara maksimal karena belajar daring, dan biaya tidak langsung, biaya wisuda, perjalanan dinas, itu tidak dapat dilakukan karena kondisi pandemi," ucapnya.
"Hal itu sangatlah irasional, kemudian rektor bersikap political will terhadap kebijakan untuk meringankan UKT kepada seluruh mahasiswa," ucapnya.
(TribunKaltim.co/M Riduan)