Virus Corona di Berau
Sepak Terjang Bupati Berau Sri Juniarsih dalam Menekan Penyebaran Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Hari pertama masuk kantor usai dilantik Bupati Berau, Sri Juniarsih didampingi Wakil Bupati Gamalis, langsung memimpin rapat dengan pimpinan.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Hari pertama masuk kantor usai dilantik Bupati Berau, Sri Juniarsih didampingi Wakil Bupati Gamalis, langsung memimpin rapat dengan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dan camat seluruh Kabupaten Berau, Kalimantan Timur pada Senin (1/3/2021).
Rapat terbatas yang digelar ruang Sangalaki kantor Bupati Berau itu juga dihadiri Sekda Muhammad Gazali, Asisten 1 dan 2 dan para staf ahli.
Ditemui usai rapat, Bupati Berau Sri Juniarsih mengatakan ada beberapa permasalahan yang dibahas yang dibutuhkan tindak lanjut oleh masing-masing OPD.
"Ada beberapa permasalahan yang dibahas dalam rapat tadi. Yang tentu saja membutuhkan tindak lanjut kedepan," ujarnya Sri Juniarsih.
Baca juga: Tekan Covid-19, Bupati Berau Wajibkan Tes Antigen dan Upaya Pengadaan GeNose di Setiap Perbatasan
Hal ini menjadi permasalahan utama tentu saja terkait Covid-19.
"Kita akan mencari langkah strategis agar bagaimana bisa menanggulangi masalah Covid-19 dan mengangkat ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat pandemi ini," jelasnya.
Orang nomor satu di Berau itu juga mengungkapkan pihaknya akan mempersiapkan syarat untuk masuk dalam penilaian Kabupaten sehat yang akan dinilai dalam waktu dekat
"Mudah-mudahan kita bisa mengikuti persyaratan dan Berau bisa masuk dalam kategori Kabupaten sehat," pungkasnya.
Baca juga: Ketua DPRD Berau Madri Pani Terkonfirmasi Covid-19, Padahal Sudah Dua Kali Ikut Vaksin
Dalam upaya menekan penyeberan Covid-19, Sri Juniarsih juga akan membahas lebih lanjut terkait pengawasan setiap pintu masuk.
Terkait pengawasan setiap pintu masuk akan kami tindak lanjuti agar setiap perbatasan yang ada seperti perbatasan Berau dan Bulungan.
Di Kecamatan Kelay dan tempat-tempat lain yang berbatasan daerah luar Berau.
Baca juga: Kepala Diskominfo Berau Sebut Wilayah Blank Spot di Bumi Batiwakkal Masih di Atas 30 Persen
"Kami akan lakukan pengecekan untuk screaning awal dan mereka juga kita minta wajib antigen sebelum masuk wilayah Berau," imbuhnya.
Hal itu dilakukan dalam rangka upaya menekan penyeberan virus Covid-19 di Bumi Batiwakkal.
"Soal aturan makan minum kita ikuti aturan yang ada namun nanti kami akan tetap lakukan evaluasi," tutupnya.
Wajibkan Tes Antigen
Bupati Berau Sri Juniarsih kini telah mempersiapkan rencana untuk menekan penyebaran Covid-19 di Bumi Batiwakkal.
Di antaranya dengan melakukan tes antigen atau GeNose bagi setiap orang yang masuk di Kabupaten Berau, baik menggunakan transportasi udara, laut dan darat.
Sri Juniarsih mengatakan, pengetatan protokol kesehatan di bandara sejauh ini cukup bagus karena setiap penumpang baik yang datang maupun berangkat harus dites antigen terlebih dahulu untuk mengetahui seseorang terpapar covid atau tidak.
Baca juga: Daerah Calon Ibu Kota Negara di Penajam Paser Utara, Klaim Tidak Memiliki Desa Berstatus Tertinggal
Baca juga: Respon Warga Samarinda Kala Dikunjungi Walikota Andi Harun dan Dapat Bantuan
"Saat ini untuk masuk daerah wilayah Berau menggunakan transportasi udara sudah sangat bagus karena diwajibkan menggunakan antigen, namun untuk darat dan laut itu tidak ada hanya di perbatasan Berau Kaltara, tapi itu dilakukan Pemprov Kaltara," kata Sri Juniarsih ke TribunKaltim.co, Minggu (28/2/2021).
"Sehingga ke depan kita ingin jalur laut dan darat wajib antigen untuk sementara, tetapi saya sedang upayakan untuk membeli alat GeNose dan itu sudah inden kita sudah pesan," ujarnya.
Dia menjelaskan, alat GeNose tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui siapa yang terpapar Covid-19 atau tidak yang hanya dilakukan lewat napas, termasuk biaya yang relatif murah.
"Mudah-mudahan ini ini bisa terealisasi, kami upayakan dan rencana ini juga telah saya bicarakan dengan Wakil Bupati termasuk Sekda untuk pengadaan alat GeNose di setiap perbatasan di Kabupaten Berau, seperti di Kecamatan Kelay, perbatasan Tanjung Selor, Biduk-Biduk dan 4 kecamatan terdekat wajib memiliki alat GeNose," jelasnya.
"Mudah-mudahan ketika alat ini datang dapat dimanfaatkan dengan baik dalam upaya menekan penyebaran Covid-19," imbuhnya.
Untuk mengratiskan warga tes GeNose, orang nomor satu di Berau itu menyebutkan akan berupaya berkomunikasi dengan pihak ketiga atau perusahaan yang ada di Bumi Batiwakkal untuk menggunakan CSR mereka membantu masyarakat.
"Ke depan saya juga punya upaya dan sementara membangun komunikasi dengan pihak ketiga yang memiliki CSR untuk menggratiskan pemeriksaan melalui GeNose ini," tuturnya.
Baca juga: 2 Tenaga Kesehatan di Balikpapan Positif Covid-19 Usai Vaksinasi Sinovac Pertama, Begini Kata Satgas
Baca juga: 215 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia di Balikpapan selama 2021, Ahli Waris tak Lagi Dapat Santunan
"Barangnya sudah inden mudah-mudahan bulan Maret ready, kami pesan sekitar 8 atau 10 alat, bantu kami karena kita ingin Berau segera pulih, semoga dengan progres awal ini kita mampu menekan penyebaran Covid-19," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi menegaskan, pihaknya masih menggunakan tes antigen sebagai skrining awal untuk mengetahui apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak.
Selain itu, kata Iswahyudi, tes antigen tersebut masih menjadi syarat jika harus keluar daerah, terutama yang menggunakan transportasi udara meski telah mendapat sertifikat vaksin.
Saat ditanya terkait GeNose untuk skrining atau syarat untuk melakukan perjalanan, kata Iswahyudi, pihaknya masih menunggu pihak terkait yakni Dinas Perhubungan karena pengadaan alat GeNose ada di kementerian terkait.
"Kita masih menggunakan secara nasional yakni antigen. Dan GeNose ini jumlahnya tidak banyak, yakni masih dibeli oleh jajaran Kementerian Perhubungan, namun bisa saja nanti kebijakannya Kementerian Perhubungan untuk menyediakan alat ini di tempat aktivitas, seperti bandara atau terminal," tuturnya.
Iswahyudi menambahkan pada dasarnya penggunaan GeNose sendiri hanya sebagai skrining awal untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit virus atau tidak, namun harus tetap dilakukan PCR atau swab untuk membuktikan.
"Tetapi kalau untuk penumpang pesawat jika antigen tidak berlaku, maka akan riskan karena begitu datang di daerah tujuan ternyata positif sehingga penggunaan tes antigen ini masih sangat efektif," ucapnya.
Penulis Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo