Virus Corona
Mutasi Baru Virus Corona Ditemukan di Indonesia, Wamenkes Sebut Penanganan Pandemi Kian Berat
Mutasi Virus Corona baru ini dilaporkan lebih cepat menular dari virus aslinya,
TRIBUNKALTIM.CO - Mutasi Virus Corona baru ditemukan di Indonesia.
Mutasi baru Virus Corona atau yang biasa disebut B117 itu berasal dari Inggris.
Mutasi Virus Corona baru ini dilaporkan lebih cepat menular dari virus aslinya.
Sebelumnya virus ini sempat menyebar di wilayah Eropa.
Bertepatan setahun pandemi Covid-19 di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pemerintah menemukan mutasi baru virus Corona atau B117 di Indonesia asal Inggris.
Hal itu disampaikan Dante dalam acara peringatan satu tahun Covid-19 yang digelar Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3/2021).
"Kalau 1 tahun yang lalu kita menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19. Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat 1 tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation di Indonesia," kata Dante.
Baca juga: Cara Daftar Kuota Gratis Kemendikbud Maret - Mei 2021, Kuota Umum Bukan Kuota Belajar, tak Bisa FB
Baca juga: Berita AC Milan - Cedera, Tapi Ibrahimovic Tetap Ngotot ke Festival Musik, Calhanoglu Menyusul
Ia mengatakan, dengan temuan mutasi baru ini penanganan pandemi di tanah air kian berat.
1. Dilaporkan Lebih Menular dari Jenis Aslinya
Sejumlah ahli melaporkan varian baru ini memiliki kecepatan penularan yang lebih cepat dari jenis aslinya.
Virus strain baru ini pertama kali dilaporkan di Inggris pada akhir tahun lalu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, strain baru virus corona itu 70 persen lebih menular dibandingkan virus aslinya.
2. Dinamai juga VUI 202012/01
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengungkapkan penamaan B1.1.7 atau VUI 202012/01 merujuk pada waktu ditemukan virus strain baru ini.
"VUI singkatan dari Variant Under Investigation (VUI) tahun 2020, bulan 12, varian 01," ujar Zubairi.
3. Menyebar ke Puluhan Negara Lain
Atas temuan jenis baru virus corona ini membuat kekhawatiran baru di dunia.
Sudah lebih dari 19 negara melaporkan kasus virus corona jenis baru ini di negaranya.
Mulai dari negara Eropa seperti Belanda, Italia, Jerman, dan Perancis, juga negara-negara di Asia mulai dari Malaysia, Filipina, dan Singapura maupun Afrika Selatan.
Baca juga: Tak Dijual Bebas, Berikut Aturan Pengadaan Vaksin Mandiri Covid-19 Bagi Korporat di Balikpapan
Baca juga: Tim Peneliti WHO Akhirnya Ungkap Fakta Baru Mengejutkan Soal Virus Corona, Sebut China Bohongi Dunia
4. Diprediksi Vaksin Masih Efektif
Peneliti masih mempelajari lebih lanjut tentang varian ini untuk lebih memahami mengapa mudahnya menulari dan apakah vaksin resmi saat ini akan melindungi orang terhadap varian baru tersebut.
Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian.
5. Jangan Lengah Tetap Displin Protokol Kesehatan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, dalam menekan peluang adanya mutasi virus Sars-Cov2 yang masuk, harus dilakukan menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan.
"Caranya dengan ketat menerapkan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat. Sehingga tidak ada ruang bagi virus untuk mereplikasi dirinya," jelas dia.
Wiku mengingatkan masyarakat jangan pernah lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, utamanya 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
"Diharapkan jangan sampai masyarakat menjadi korban terpaparnya kasus Covid-19," harapnya.
Bukan dari Pasar Wuhan atau Laboratorium Virologi, dari Mana Virus Corona Berasal? Temuan Baru WHO
Tim pencari fakta dari WHO terus menggali asal usul Virus Corona di China.
Tim tersebut mencari informasi di Wuhan, tempat yang disebut menjadi asal mula virus penyebab Covid-19.
Termasuk menengok laboratorium virologi Wuhan yang disebut-sebut Amerika Serikat menjadi sumber Virus Corona.
Tim juga menyelidiki kemungkinan Virus Corona menular dari kelelawar ke manusia.
Sebelumnya, China menyebut virus Covid-19 itu menular dari hewan kelelawar.
Sementara, Amerika Serikat bersikeras menuturkan virus tersebut dikembangkan di Laboratorium.
Hingga kini penyebab terjadinya Virus Corona masih belum ditemukan.
Bahkan, Tim dari Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) yang mendatangi Wuhan untuk mencari asal-usul Virus Corona, tidak mendapatkan jawaban di sana.
Sebelumnya dipercaya bahwa virus penyebab Covid-19 berasal dari kelelawar dan menular ke manusia melalui hewan perantara lainnya.
Pakar luar negeri WHO Peter Ben Embarek mengatakan, identifikasi hewan masih dalam proses dan tidak adanya kelelawar di Wuhan mengurangi kemungkinan penularan langsung ke manusia.
Kemungkinan besar berasal dari spesies perantara, katanya, dan mendukung klaim China bahwa bahwa tak ada bukti terjadi wabah besar di Wuhan sebelum Desember 2019, bulan pertama tercatatnya kasus Virus Corona jenis baru.
Liang Wannian kepala tim gabungan dari pihak China menerangkan, penularan dari hewan tetap sangat memungkinkan.
Tetapi sumbernya harus ditemukan dulu.
Baca juga: UPDATE BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp 1,2 Juta, Kapan BLT Cair Buat Pekerja Bergaji di Bawah Rp 5 Juta?
Baca juga: LENGKAP Link Daftar Gelombang 13 2021, Cara Cek Lolos atau Tidak Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 12
Ben Embarek turut membantah teori bahwa kebocoran di laboratorium virologi Wuhan yang menyebabkan pandemi.
"Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin. Tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa mendatang," terangnya dikutip dari AFP.
Tim WHO menghabiskan satu bulan di China termasuk dua minggu dalam karantina.
Liang mengungkapkan, penelitian menunjukkan virus dapat dibawa dari jarak jauh pada produk beku, yang mendorong kemungkinan impor virus.
Teori itu sedang ramai dibahas di China dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya Tim WHO hanya satu jam mengunjungi pasar seafood Huanan, lokasi munculnya kasus pertama Covid-19 lebih dari setahun yang lalu.
Mereka juga tampak menjalani beberapa hari di dalam hotel, menerima kunjungan dari berbagai pejabat China tanpa keluar ke kota.
Penelitian yang lebih lama dilakukan di institut virologi Wuhan, yang dihabiskan selama empat jam dan bertemu dengan para ilmuwan "Negeri Panda" di sana.
Salah satunya adalah Shi Zhengli pakar virus corona kelelawar terkemuka China dan wakil direktur lab Wuhan.
Hasil Lainnya
Tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) yang menyelidiki asal-usul Virus Corona di Wuhan telah diberi akses tidak terbatas dalam upaya mereka untuk menemukan bagaimana pandemi dimulai.
Tim yang mencoba mencari tahu penyebab Virus Corona - yang telah menewaskan lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia dalam 12 bulan terakhir - akan melaporkan temuannya akhir pekan ini.
Dilansir Mirror, ahli zoologi Inggris Peter Daszak mengatakan kepada CNN bahwa tim penyelidiknya telah menyerahkan daftar tempat untuk dikunjungi dan orang untuk diajak bicara.
Mereka juga tidak mendapat tentangan dari pihak berwenang China.
Ia menambahkan bahwa bukti telah ditemukan tentang asal-usul virus dan kini bukti itu sedang "disatukan".
Ia berkata, "Kami tidak menjadi nakal di sini, kami berbicara dengan tuan rumah kami."
"Kami berada di negara asing, kami adalah tamu China sekarang."
"Ini adalah pendekatan ilmiah yang kolaboratif dan bagus untuk memahami lebih banyak tentang asal-usul Covid."
Ketika ditanya apakah mungkin virus itu direkayasa dari dalam laboratorium Institut Virologi Wuhan, Daszak menjawab, "Tidak ada bukti sama sekali."
"Tetapi itu adalah sesuatu yang kami bicarakan dengan orang-orang di laboratorium Wuhan."
"Kami mendapatkan jawaban yang sangat bagus dan jujur dan terus terang, informatif, karena mereka sendirilah yang mengemukakan hal ini."
"Konspirasi seputar kebocoran lab yang mereka rasa sangat tidak berdasar."
"Apa yang kami coba lakukan sekarang adalah tetap berpikiran terbuka untuk setiap kemungkinan."
"Senang rasanya melihat lab dan Anda mengonfirmasi kecurigaan Anda."
"Ini adalah lab yang dibangun dengan sangat baik, dirancang dengan baik, dan dikelola dengan baik."
Diharapkan penyelidikan WHO akan menjelaskan asal-usul Covid dan bagaimana virus itu, yang diyakini bermula di pasar basah di Wuhan, sampai menghancurkan dunia selama 12 bulan terakhir.
Daszak menambahkan, "Kami masih mengumpulkan bukti, jadi kami melihat bukti hewan, apa yang dijual di pasar dan dari mana asalnya, jenis hewan apa itu."
Baca juga: Kode Redeem FF 2 Maret 2021, Segera Klaim & Dapatkan Character Box Shirou, Ban Notice Masih Berlaku
Baca juga: Istri Ahmad Dhani Jadi Kandidat Kuat Calon Bupati Garut, Partai Gerindra Usulkan Nama Mulan Jameela
Tim Daszak sekarang telah selesai mengunjungi situs yang ingin dilihatnya dan akan menghabiskan beberapa hari ke depan untuk menelusuri data dan berkonsultasi dengan pakar China.
Nantinya akan ada ringkasan temuan pada jumpa pers sebelum mereka meninggalkan kota pada hari Rabu.
Area yang diperiksa oleh para ahli WHO adalah kasus pertama, hubungan dengan hewan dan teori yang tidak terbukti bahwa virus dibawa ke China dalam kemasan dari makanan beku impor.
(*)
Editor : Januar Alamijaya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah: Waspada Mutasi Baru Corona B117 yang Diyakini Lebih Infeksius, https://www.tribunnews.com/corona/2021/03/02/pemerintah-waspada-mutasi-baru-corona-b117-yang-diyakini-lebih-infeksius?page=all.