Berita Nunukan Terkini
Ibrahim jadi Ketua MUI Nunukan, Tiap Kecamatan Bentuk Cabang, Sebatik dan Sebuku Kaltara Harus Ada
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Nunukan gelar pelantikan 60 pengurus sekaligus rapat kerja daerah (Rakerda) perdana di Aula SMP Muhammadiyah
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Nunukan gelar pelantikan 60 pengurus sekaligus rapat kerja daerah (Rakerda) perdana di Aula SMP Muhammadiyah Nunukan, Jalan TVRI, Kelurahan Nunukan Timur, Minggu (14/3/2021) pagi.
Kegiatan yang bertema 'Meneguhkan Integrasi Nilai Keislaman dan Kebangsaan Dalam Merajut Persatuan Umat' itu, dihadiri juga oleh Wakil Ketua MUI Kalimantan Utara (Kaltara), Samsih Sarman di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
Seusai pelantikan, Ketua MUI Kabupaten Nunukan terpilih periode 2021-2026, Ibrahim, menyampaikan terima kasih kepada kader-kader MUI termasuk dukugan dari Pemerintah Daerah.
Baca juga: BNNK Nunukan Beber Pola Pikir Warga Masih Anggap Sepele tentang Penyalahgunaan Narkoba
Baca juga: 30 Tahun Umat Hindu di Nunukan tak Memiliki Rumah Ibadah, Ketua PHDI Sudah Berupaya ke Pemkab
Sehingga MUI Nunukan bisa menyelenggarakan Rakerda untuk pertama kalinya.
Diketahui, sejak 2001 berdiri, MUI Kabupaten Nunukan akhirnya dapat menyelenggarakan Rakerda I.
Berkat perjuangan semua kader MUI dan dukungan Pemerintah Daerah, sehingga pagi bisa dilaksanakan pengukuhan sekaligus Rakerda yang pertama.
"Saya berharap antar komisi bisa merumuskan bersama-sama apa yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan," kata Ibrahim kepada TribunKaltara.com, pukul 12.00 Wita.
Baca juga: Wakil Ketua MUI Kaltara Sebut Peringatan Isra Miraj di Tarakan Digelar Tiap Masjid
Baca juga: Selain Tanjung Harapan, Dishub Kaltara Beberkan Alternatif Lokasi Bandara Baru di Kalimantan Utara
Ibrahim yang sudah memimpin empat kali MUI Nunukan itu mengatakan, program kerja yang akan dibahas pihaknya, menyesuaikan dengan program kerja MUI di provinsi.
Progam yang akan dibahas dalam Rakerda ini disesuaikan dengan program MUI di provinsi.
"Jelasnya ada 9 komisi dibawahi oleh ketua I, II dan III. Apa saja programnya, ini kita lagi mau bahas bersama," ucapnya.
Ibrahim mengaku, ke depannya akan membentuk cabang MUI di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan.
"Nanti dibentuk cabang di tiap kecamatan, tapi secara bertahap sesuai kemampuan kita. Paling tidak di Sebatik dan Sebuku harus ada. Kami tidak sampai di wilayah III sana. Untuk sementara, kami punya pengurus 60 orang lebih, itupun hanya di Nunukan," ujarnya.
Baca juga: NEWS VIDEO Kaget Diserang di Medsos, Wapres Maruf Amin Temui Jokowi Empat Mata
Baca juga: Musda MUI Kaltim Siap Digelar Malam Ini, KH Hamri Has tak Ingin Dicalonkan Lagi
Lanjut Ibrahim, MUI Nunukan membawahi semua Ormas Islam di Nunukan.
Sehingga, apa yang dilakukan oleh Ormas Islam di Nunukan, akan menjadi program dari MUI Nunukan.
"Makanya kami masukan perwakilan Ormas Islam di setiap komisi. Insya Allah tahun ini akan lebih ditingkatkan lagi program kerja kami, karena tahun sebelumnya tidak ada Rakerda," katanya.
Ini persoalan anggaran. Tahun lalu hanya ada biaya dari pemerintah daerah di akhir tahun.
Makanya setiap akhir tahun kami laksanakan sosialisasi. Kalau sekarang ada Rakerda sudah, jadi agak lebih terarah progam kerjanya. "Kami sekarang juga sinergi dengan Baznas Nunukan," tuturnya.
Terakhir, Ibrahim beberkan tantangannya selama empat kali memimpin MUI Nunukan.
Baca juga: Hari Raya Nyepi di Nunukan Kala Pandemi Corona, Empat Pantangan yang Harus Dipatuhi Umat Hindu
Kata dia, masih banyak stigma yang berkembang di masyarakat muslim di Nunukan, lantaran pihaknya terlalu keras dalam memberikan fatwa.
"Kami dibilang terlalu keras dalam memberikan fatwa, padahal MUI itu tidak digaji, melainkan hanya sukarela. Misalnya lagi, masyarakat yang ketahuan berbuat maksiat, terus diberikan nasehat, malah kami yang dibenci," ungkapnya.
Minta MUI Dorong Ekonomi Umat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nunukan menggelar acara pengukuhan pengurus periode 2021-2026.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Nunukan, M Saleh minta dorong ekonomi umat.
MUI Nunukan telah mengukuhkan 60 pengurus sekaligus rapat kerja daerah (Rakerda) perdana di Aula SMP Muhammadiyah Nunukan, Jalan TVRI, Kelurahan Nunukan Timur, Minggu (14/3/2021).
Baca juga: Kepala BNNK Nunukan Sayangkan Pengguna Narkoba tak Mau Direhabilitasi
Baca juga: Hujan Sedang hingga Lebat Disertai Petir Merata di Wilayah Kabupaten Nunukan, Prakiraan Cuaca BMKG
M Saleh mengatakan, hal yang harus menjadi perhatian pengurus MUI Nunukan yang baru saja dikukuhkan adalah peningkatan ekonomi umat.
Pasalnya, M Saleh yang sudah menjabat Kepala Kemenag 3 tahun lebih itu, menilai separuh dari jumlah penduduk di Kabupaten Nunukan masih berada di bawah garis kemiskinan.
"Selamat atas dikukuhkannya pengurus MUI Nunukan periode 2021-2026. PR kita sangat besar sekali untuk membina umat, utamanya peningkatan ekonomi umat. Lebih separuh warga di Kabupaten Nunukan berada di bawah garis kemiskinan," kata M Saleh kepada TribunKaltara.com, pukul 14.00 WITA.
Menurut M Saleh, sebagai tokoh agama, ormas keagamaan, pengurus majelis ulama, harus saling sinergi dengan pemerintah daerah untuk membina ekonomi umat muslim.
"Jangan sampai merosot sampai di bawah garis kemiskinan. Ini yang kita tidak harapkan. Tingkatkan dulu ekonomi umat baru bicara hal lainnya. Teknisnya ya kita serahkan kepada lembaga keagamaan. Apakah berkolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Yang jelas siapapun itu tidak bisa membangun negeri ini sendiri," ucapnya.
Bahkan, ia membeberkan langkah Kemenag Nunukan untuk saling kolaborasi dalam peningkatan sumber daya umat muslim mulai dilakukan secara bertahap.
"Tahap awal ya peningkatan industri rumah tangga seperti kerajinan-kerajinan tangan. Intinya apa yang bisa meningkatkan ekonomi umat. Hari Selasa nanti kami MoU dengan RRI terkait penyiaran agama, lalu MoU dengan BNNK tentang pencegahan narkoba.
Kemudian MoU dengan Baznas tentang sahabat Baznas. Ini sekaligus menyosialisasikan peningkatan sumber daya umat muslim. Pelan-pelan kita coba. Dan perlu dukungan dari masyarakat Nunukan juga untuk menyukseskan ini," ujarnya.
Saleh mengaku, sebagai umat muslim di perbatasan RI-Malaysia, ia menilai tantangan yang cukup besar di bidang keagamaan, yaitu masuknya aliran yang tidak sepaham dengan syariat Islam.
"Ini paling besar tantangannya. Bahkan bukan di perbatasan saja, wilayah lain di Indonesia alami hal yang serupa. Ini tugas kita bersama. Memang tidak masif, tapi kita harus mencegah indikasi itu muncul," tuturnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat Nunukan, bilamana mengetahui ada ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran agama Islam, agar segera melaporkan kepada pihaknya.
"Kami berharap kepada masyarakat Nunukan, bilamana ada menemukan ajaran yang menyimpang dari ajaran agama Islam maka segera laporkan, agar kami cepat bertindak," katanya.
"Dan tentu kami menindak perlu data valid juga biar tidak salah bertindak," ujarnya.
Saleh berharap, pengurus MUI Nunukan yang baru dikukuhkan dapat bekerja secara profesional.
Mudah-mudahan pengurus yang baru dikukuhkan ini bisa membawa nuansa baru di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
"Saya berpesan agar bekerjalah secara professional. Kalau di MUI Nunukan ada ahli fiqih, makanya bekerja harus sesuai keahliannya. Jangan sampai tumpang tindih tugas dalam membina umat," ucapnya.
Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo