Virus Corona
Bukan Sinovac atau AstraZeneca, Sedang Diujicoba, Vaksin Virus Corona untuk Bayi & Anak Segera Hadir
Bukan Sinovac atau AstraZeneca, sedang diujicoba, vaksin Virus Corona untuk bayi & anak segera hadir
TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa pengembang vaksin Virus Corona sudah mulai melakukan uji coba pada anak-anak dan bayi.
Seperti yang dilakukan pengembang vaksin Moderna.
Sekadar informasi, Indonesia sudah mendatangkan vaksin Covid-19 dari Sinovac dan AstraZeneca.
Namun, sementara ini distribusi vaksin AstraZeneca ditunda karena beberapa negara di Eropa melakukan hal serupa.
Perusahaan obat Moderna Inc telah memulai penelitian untuk menguji vaksin Covid-nya pada anak di bawah 12 tahun, termasuk bayi berusia enam bulan.
Informasi ini disampaikan oleh perusahaan pada Selasa (16/3/2021) kemarin.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua Dimulai di Kutim, Ternyata Vaksin Kurang 100 Vial
Baca juga: Jalani Vaksinasi Tahap 2, Wabup Paser Apresiasi Pejabat yang Ikut Divaksin
Mengutip New York Times, studi ini diharapkan dapat mendaftarkan 6.750 anak sehat di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
Menurut Juru bicara Colleen Hussey, Moderna menolak untuk mengatakan berapa banyak yang sudah mendaftar atau menerima suntikan pertama.
"Ada permintaan besar untuk mencari tahu tentang memvaksinasi anak-anak dan apa fungsinya," kata Dr. David Wohl, Direktur Medis dari klinik vaksin di University of North Carolina, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dalam studi terpisah, Moderna tengah menguji vaksinnya pada 3.000 anak berusia 12 hingga 17 tahun.
Hasilnya kemungkinan akan dikeluar pada musim panas mendatang.
Setelah itu, vaksin tersebut harus memperoleh izin agar dapat digunakan pada anak-anak, untuk itu akan perlu waktu sampai dapat digunakan.
Banyak orang tua menginginkan perlindungan bagi anak-anak mereka dan memvaksinasi anak-anak harus membantu menghasilkan kekebalan kawanan yang dianggap penting untuk menghentikan pandemi.
American Academy of Pediatrics telah menyerukan perluasan uji coba vaksin untuk memasukkan anak-anak.
Efek samping vaksin seperti demam, nyeri lengan, kelelahan, dan nyeri pada persendian serta otot bisa lebih intens pada anak-anak daripada pada orang dewasa.
Para dokter mengatakan penting bagi orangtua untuk menaruh perhatian lebih setelah anak-anak mereka divaksinasi.
Baca juga: Jadwal Vaksin Sinovac untuk Tahap Kedua di Kutim, Berikut Ini Urutan dan Tempat Penyuntikan
Terima 2 Suntikan Berjarak 28 Hari
Dalam studi Moderna, setiap anak akan menerima dua suntikan dengan jarak 28 hari.
Studi ini akan memiliki dua bagian.
Yang pertama, anak-anak berusia dua tahun hingga kurang dari 12 dapat menerima dua dosis masing-masing 50 atau 100 mikrogram.
Mereka yang berusia di bawah dua tahun dapat menerima dua suntikan 25, 50 atau 100 mikrogram.
Untuk setiap kelompok, anak pertama yang divaksinasi akan menerima dosis terendah dan akan dipantau reaksinya sebelum peserta diberikan dosis yang lebih tinggi.
Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara guna menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur.
Anak-anak di bagian studi kedua akan menerima dosis yang dipilih oleh analisis atau suntikan plasebo yang terdiri dari air asin.
Program ini dikembangkan Moderna dengan bekerja sama bersama National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Perusahaan dan institut tersebut juga bekerja sama dalam studi tersebut, bersama dengan Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis federal.
Anak-anak tersebut akan dipantau selama setahun, untuk mencari efek samping dan mengukur kadar antibodi yang akan membantu peneliti menentukan apakah vaksin tersebut tampaknya memberikan perlindungan.
Kadar antibodi akan menjadi indikator utama, tetapi para peneliti juga akan mencari infeksi virus corona, dengan atau tanpa gejala.
Baca juga: Suntik Covid-19 Dosis Kedua di Balikpapan Baru 6,5 Persen, Kadis Dinkes Singgung Pasokan Vaksin
Dr Wohl mengatakan bahwa studi tersebut tampaknya dirancang dengan baik dan kemungkinan besar akan efisien.
Tetapi, dia mempertanyakan mengapa anak-anak hanya diamati selama satu tahun, ketika orang dewasa dalam studi Moderna dipantau selama dua tahun.
Terlalu Cepat
Dia juga mengatakan agak terkejut melihat vaksin itu diuji pada anak-anak yang begitu muda secepat ini.
"Haruskah kita belajar dulu apa yang terjadi pada anak-anak yang lebih tua sebelum kita pergi ke anak-anak yang sangat muda?," tanya Dr Wohl.
"Kebanyakan anak kecil tidak menjadi sangat sakit akibat Covid," katanya.
Meski pun , kata Dr Wohl, tak dipungkiri beberapa mengembangkan sindrom peradangan parah yang dapat mengancam nyawa.
Johnson & Johsnon, Pfizer, dan AstraZeneca Kembangkan Vaksin untuk Bayi dan Anak Kecil
Johnson & Johnson juga mengatakan akan menguji vaksin virus corona pada bayi dan anak kecil, setelah mengujinya terlebih dahulu pada anak yang lebih besar.
Baca juga: Norhayati Andris Ketua DPRD Kaltara Ikut Divaksin Covid-19, Segera dan Harus Sasar Seluruh Warga
Pfizer-BioNTech sedang menguji vaksinnya pada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.
Perusahaan tersebut berencana untuk pindah ke kelompok yang lebih muda.
Perlu diketahui, produk tersebut telah diotorisasi untuk digunakan pada usia 16 tahun ke atas di Amerika Serikat.
(*)