Berita Balikpapan Terkini
Pembelajaran Tatap Muka Digelar Juli, Balikpapan Tunggu Petunjuk Lanjutan dari Kemendikbud
Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengaku masih menunggu petunjuk lanjutan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengaku masih menunggu petunjuk lanjutan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelumnya, Menteri Nadiem Makarim telah memutuskan untuk menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
Rizal Effendi pun masih akan melihat keputusan ini setelah nantinya resmi mendapat Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri.
Baca juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka Kala Pandemi Covid-19, Balikpapan Butuh Tambahan Disinfektan
Baca juga: Orangtua Murid di Bontang Tak Sabar Nantikan Wacana Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
"Kita tunggu petunjuk, jika nanti belum bisa semua divaksin tapi harus dibuka sekolah kita tunggu perkembangannya," kata Rizal Effendi, Selasa (30/3/2021).
Sebagaimana diketahui, ada tujuh ribu guru di Balikpapan yang mesti mendapat vaksinasi Covid-19 sebelum kembali mengajar.
Pemeritah Kota Balikpapan pun optimis dapat merampungkan target vaksin bagi para guru sebelum tahun ajaran baru pada Juli nanti.
Baca juga: Guru di Malinau Akan Divaksin Covid-19 untuk Persiapan Pembelajaran Tatap Muka
Pasalnya, sebanyak dua ribu guru telah menerima suntikkan vaksin. Guru ini merupakan golongan lansia di atas 50 tahun.
"Kita vaksin dosis pertama dan kedua nanti tanggal 21 April, karena di atas 50 tahun intervalnya (jeda) 28 hari," ujar Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Andi Sri Juliarty.
Sementara itu, empat ribu guru di Balikpapan sesuai dengan arahan Menteri Kesehatan akan mendapat vaksin setelah tanggal 15 April 2021.
Baca juga: 1.300 Guru SD Divaksin, Tim Satgas Covid-19 Pastikan Pembelajaran Tatap Muka di Bontang Bisa Digelar
Baca juga: Disdik Kaltim Belum Izinkan SMA dan SMK Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka
Dalam arahan teranyar, vaksin yang krmbali diterima setiap daerah akan diprioritaskan untuk dua kelompok, yakni lanjutan lansia dan guru.
"Guru pun lebih mengerucut lagi, untuk PAUD dan TK dulu. Memang selalu ada perubahan di pusay. Kalau guru 50 tahun kemarin sudah tercover semua," imbuhnya. (*)