Berita Nunukan Terkini
Tim Satgas Pangan Pemprov Kaltara Sidak ke Nunukan, Temukan Jahitan Ulang di Kemasan Beras
Belum lama ini, tim gabungan Satgas Pangan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Belum lama ini, tim gabungan Satgas Pangan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor yang ada di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
Tim gabungan yang terdiri dari Polda Kaltara dan Dinas Perdagangan Provinsi itu, didampingi Dinas Perdagangan Nunukan, lakukan Sidak ke 2 agen barang dan Pasar Inhutani.
Sidak dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengecekan terkait ketersedian pangan menjelang hari Idul Fitri.
Baca Juga: Warga Perbatasan RI-Malaysia Kesulitan LPG Bersubsidi, DPRD Nunukan Minta Pemkab Awasi Ketat
Baca Juga: DPRD Nunukan Kritik Infrastruktur Perbatasan RI-Malaysia, Harus Ditingkatkan Bukan Andalkan Sungai
Termasuk harga dan kadaluwarsa barang makanan maupun minuman.
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Syamsul Daris.
Minggu lalu, tim gabungan dari Polda Kaltara dan Dinas Perdagangan Provinsi Sidak ke Nunukan. Kami hanya mendampingi saja.
Ada 2 agen yang kami kunjungi. Satu agen beras dan satunya lagi agen minuman kemasan.
"Termasuk Pasar Inhutani," kata Syamsul Daris kepada TribunKaltara.com, Senin (26/04/2021), pukul 15.00 Wita.
Syamsul mengatakan, saat Sidak ke sebuah agen beras di Liem Hie Djung, tim Satgas pangan menemukan jahitan ulang pada kemasan beras.
Baca Juga: Hari Kartini, Bupati Nunukan Asmin Laura Sebut Kancah Perpolitikan Terbuka Luas Bagi Perempuan
Baca Juga: Larangan Mudik di Kalimantan Utara, KSOP Nunukan Beber Pengetatan Sebelum dan Setelah Lebaran
Tim sempat menyangka kemasan yang terbuka itu berisi beras oplosan.
Pada saat tim Sidak ke agen Kemakmuran di Liem Hie Djung, ada kemasan beras yang dijahit ulang. Awalnya, disangka berisi beras oplosan.
Saat ditanyakan, alasan pedagangnya itu bahwa, karungnya bocor dari saat pengiriman. Jadi sempat dijahit. Terbuka sedikit saja," ucapnya.
Menurutnya, saat Sidak ke lapangan, memang tidak ada temuan yang terlalu mengkhawatirkan.
Hanya ditemukan jahitan ulang pada kemasan beras. Jadi sempat pedagangnya ditegur sama tim Satgas. Tim hanya khawatir jangan sampai ada beras oplosan.
"Soal kadaluwarsa barang, tidak ada. Dan harga barang masih terbilang normal saja," ujarnya.
Untuk memberikan edukasi kepada distributor barang, Syamsul mengaku, pihaknya berharap pendampingan dari Dinas Perdagangan Provinsi.
"Kami di kabupaten, tugasnya hanya mendampingi tim dari provinsi saat Sidak begini. Kami juga sering mengingatkan langsung kepada distributor, agar kualitas pangan di Nunukan tetap terjaga," tuturnya.
Dia berharap, harga pangan di Nunukan sampai pada hari raya Idul Fitri nanti dapat terjangkau oleh semua masyarakat Kabupaten Nunukan.
"Kami akan pastikan ketersediaan pangan mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Nunukan," ungkapnya.
Masih Terjangkau Konsumen
Tak hanya ikan, harga daging ayam di pasaran Nunukan juga mengalami kenaikan.
Sebelumnya sempat berkisar antara Rp 35 ribu-Rp 38 ribu per kilo, kini naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram
Saat ditemui di Pasar Pagi Nunukan, seorang pedagang daging ayam, Haji Muje mengaku harga jual daging ayam di kedai miliknya, yakni Rp 45 ribu per kilo.
Baca Juga: Waspada! BMKG Nunukan Keluarkan Peringatan Dini, 3 Wilayah Bakal Diguyur Hujan Lebat Disertai Petir
Baca Juga: Kabag Ekonomi Setkab Nunukan Minta Pertamina Percepat Distribusi Tabung Gas Non Subsidi
Begitu pula dengan harga sayap ayam.
Sementara, untuk harga kaki ayam sebesar Rp 25 ribu per kilo.
Sedangkan, untuk harga paha ayam yakni Rp 38 ribu per kilo.
"Harganya masih stabil. Tidak tau nanti mendekati hari raya, apakah naik lagi atau tidak," kata Haji Muje kepada TribunKaltim.Co, Senin (26/04/2021).
Baca Juga: Kabag Ekonomi Setkab Nunukan Sebut Banyak Warga Mendadak Miskin, Distribusi LPG Sudah Tepat Sasaran
Baca Juga: Warga Perbatasan RI-Malaysia Kesulitan LPG Bersubsidi, DPRD Nunukan Minta Pemkab Awasi Ketat
Saat dikonfirmasi, Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Syamsul Daris, membenarkan soal kenaikan harga daging ayam di pasaran Nunukan.
Bahkan, ia sampaikan belum lama ini, dirinya sempat membeli daging ayam dengan harga Rp38 ribu per kilonya.
"Sekarang saya beli dengan harga Rp45 ribu per kilo. Tapi harga masih terjangkau untuk konsumen. Kami tetap kontrol stok daging ayam biar ada terus termasuk harganya.
Selama ini juga masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan soal harga. Karena saya belum temukan harga sampai Rp 50 ribu per kilo," ucap Syamsul Daris saat ditemui di ruangannya.
Menurut dia, harga jual daging ayam utuh lebih murah dibanding harga sayap ayam.
Hal itu disebabkan, karena sayap ayam lebih laris terjual di pasaran Nunukan.
"Masyarakat Nunukan itu lebih menyukai sayap ayam ketimbang membeli utuh dagingnya. Kalau beli yang utuh agak murah, kisaran Rp 38 ribu-Rp 40 ribu per kilo," ujarnya.
Baca Juga: DPRD Nunukan Kritik Infrastruktur Perbatasan RI-Malaysia, Harus Ditingkatkan Bukan Andalkan Sungai
Baca Juga: BKAD Nunukan Sebut Belum Dapat Arahan Soal Pemberian THR Bagi PNS
Ia beberkan, harga daging ayam di pasaran Nunukan bervariasi dengan selisih harga seribu hingga dua ribu rupiah.
Selain itu, Syamsul mengaku kesulitan untuk menyeragamkan harga daging ayam di pasaran.
"Pedagang ayam di pasar itu ada dua macam. Yang satu, dia petaninya sekaligus juga pedagangnya. Dan satu lagi, dia hanya sebagai pedagang saja.
Tentu harga jual yang petani sekaligus pedagang, sedikit lebih murah. Begitupun yang punya langganan, pasti dijual agak murah dibanding masyarakat umum.
"Kami sulit seragamkan harga, karena ada saja alasan dari para pedagang," tuturnya.
Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo