Lebaran Idul Fitri 2021
Harga Sembako di Tarakan, 5 Hari Sebelum Idul Fitri, Cabai Masih Rp 130 Ribu dan Ayam Rp 45 Ribu
Inilah informasi harga sembako di Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara menjelang hari raya Lebaran Idul Fitri 2021
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Inilah informasi harga sembako di Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara menjelang hari raya Lebaran Idul Fitri 2021.
Pantauan Tribunkaltara.com, terungkap beberapa komoditi harganya masih dibilang mahal, belum turun secara signifikan.
Satu di antaranya harga cabai masih di ratusan ribu untuk per kilogramnya.
Terungkap di beberapa pasar di Kota Tarakan, memasuki H-5 perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah.
Baca Juga: Pantau Harga Pasar di Tarakan, KPwBI Kaltara Sebut Stabilisasi Harga Jadi Solusi Tekan Inflasi
Terpantau harga ayam masih bertahan di angka Rp 45 ribu per kilogram di Kota Tarakan.
Harga ini untuk kategori ayam bersih.
Sementara untuk kategori jenis ayam kotor, di rentan harga Rp 40 ribu per kilogram.
Baca Juga: Wakikota Tarakan Sidak Pasar, Cegah Munculnya Spekulan Jelang Idul Fitri
Baca Juga: Perketat Pengawasan di Empat Posko Terpadu, Dandim Ajak Masyarakat Tarakan Jangan Mudik Tahun Ini
Itu dibeberkan Sartika, salah seorang penjual ayam potong di Pasar Gusher.
Ia menilai harga tersebut standar dan tak ada kenaikan.
Saat ditanya media untuk rencana menaikkan harga, ia mengatakan tergantung kondisi pasar.
"Kalau pasar ramai, ayamnya kecil-kecil, kita bisa naikkkan. Alhamdulillah sejak pasa sampai sekarang ramai pembeli," bebernya.
Baca Juga: Perda Zakat Tarakan Disahkan, Mulai Tahun Depan Bayar di UPZ dan Lembaga yang Ditunjuk Resmi
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Tarakan Cerah Berawan, Berpotensi Hujan Nanti Malam
Di tempat berbeda, Soleh menyebutkan untuk harga daging sapi lokal di kisaran Rp 140 ribu. Angka tersebut mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir.
"Naiknya Rp 10 ribu. Kalau kemarin Rp 130 ribu itu daging lokal. Kalau daging luar itu sekitar Rp 80 ribuan," sebutnya.
Sementara itu, untuk bahan bumbu dapur seperti cabai kampung masih bertahan di angka Rp 130 ribu per kilogram.
Bawang putih di kisaran Rp 30 ribu per kilogram.
"Kalau cabai kampung itu agak mahal karena memang dari sebelum Natal sudah mahal," urai Mama Ninda.
Baca Juga: Zakat Fitrah di Tarakan Mulai Didistribusikan ke Mustahik, Simak Besaran yang Diterima Per KK
Baca Juga: Larangan Mudik Tarakan, Aturan Kapasitas 50 Persen Kursi tak Masuk Permenhub Nomor 13 Tahun 2021
Ia melanjutkan, untuk bawang putih masih di angka standar Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu.
"Harganya tergantung barangnya. Kalau jelek kondisinya, Rp 26 ribu per kilogram. Kalau bawang merah Rp di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 33 ribu," sebutnya.
Ia melanjutkan, harga bawang merah mengalami sedikit penurunan. Untuk cabai kriting di kisaran Rp 30 ribu dan Rp 35 ribu.
Yang mengalami kenaikan signifikan lanjutnya, cabai besar di kisaran Rp 60 ribu.
Padahal lanjutnya, harga biasanya di kisaran Rp 30 ribu, Rp 35 ribu dan paling mahal Rp 40 ribu.
"Besok mungkin bisa tembus Rp 70 ribu per kilogram karena barangnya tidak ada. Kalau bawang bombai standar saja di harga Rp 22 ribu per kilogram," pungkasnya.
Stabilisasi Harga Jadi Solusi
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara, Yufrizal ikut mendampingi Walikota Tarakan dr. Khairul, memantau perkembangan harga sembako di pasar H-5 Idulfitri 1442 Hijriah.
Dikatakan Yufrizal, dari data historis setiap tahun, tak dipungkiri menjelang Idulfitri selalu terjadi kenaikan harga.
Namun pengecualian di tahun 2020 lanjutnya karena momen tersebut terjadi pandemi Covid-19.
Dibeberkan Yufrizal, kenaikan harga terjadi karena dipicu peningkatan konsumsi.Sehingga ia memprediksi, pada Mei nanti bisa potensi terjadi inflasi.
Baca Juga: Zakat Fitrah di Tarakan Mulai Didistribusikan ke Mustahik, Simak Besaran yang Diterima Per KK
Namun lanjut Yufrizal, setelah memantau langsung kondisi pasar mulai dari rentan kenaikan harga, stok barang, pihaknya memprediksi kenaikan inflasi tak signifikan.
Kali ini bisa jadi ada inflasi lagi namun kalau melihat pasokan tadi cukup bagi konsumen.
"Tapi karena hari besar keagamaan nasional, tidak bisa dipungkiri pasti ada peningkatan demand (permintaan). Sehingga ada potensi terjadi inflasi di Mei," beber Yufrizal kepada Tribunkaltim.co di Kota Tarakan.
Meski demikian, ia juga tak bisa mengestimasikan nominal persentasi inflasi yang terjadi karena pihaknya masih harus melakukan survei lanjutan di minggu berikutnya.
Baca Juga: Larangan Mudik Tarakan, Aturan Kapasitas 50 Persen Kursi tak Masuk Permenhub Nomor 13 Tahun 2021
"Kalau dia nol koma, itu masih tahap normal," lanjutnya.
Ia menambahkan, angka inflasi tidak normal ketika berada di angka di bawah target yang ditetapkan.
"Target ditetapkan kan tiga plus mines satu, kalau dia empat maka tidak normal," urainya.
Salah satu cara agar bisa menekan laju inflasi yang terjadi di antaranya melakukan stabilisasi harga.
Baca Juga: Enam Motoris dan ABK di Tarakan Uji Swab, KKP dan KSOP tak Temukan 40 Penumpang yang Reaktif
Wujud stabilisasi harga dilakukan melihat kondisi daerah yang tidak memiliki stok barang yang cukup digunakan dan dikonsumsi masyarakat.
Dalam hal ini lanjutnya pemerintah harus bergerak mendatangkan pasokan dari luar wilayah yang mengalami kelebihan stok barang.
Ia melanjutkan, salah satu wujudnya belum lama ini dilakukan memorandum of understanding (MoU) antara Pemkot Tarakan lewat Perumda Tarakan Agrobisnis Mandiri bersama perusahaan penyedia telur dari luar Kaltara.
Yufrizal menjelaskan, dalam hal ini BI hanya menjadi fasilitator. BI melihat potensi wilayah di Jawa Timur saat itu mengalami surplus pasokan stok telur.
Baca Juga: Larangan Mudik Hingga 17 Mei di Kaltara, Bandara Juwata Tarakan Tetap Layani Penerbangan Perintis
"Jadi kita bergerak melihat titik mana yang krusial dan menyebabkan tidak adanya stok. Dan memang kemarin harga telur naik," urainya.
Sehingga lanjut Yufrizal, dari BI fokus menjadi fasilitator dan membuatkan MoU dengan harapan Tarakan tak lagi mengalami kendala untuk pasokan telur.
Adapun MoU diteken 27 April 2021 lalu. Dan perusahaan dari Jatim sudah mulai mendatangkan pasokan ke Tarakan. Untuk tahap awal satu kontainer telur didatangkan.
Ia melanjutkan, wilayah Jawa Timur memang dikenal sebagai wilayah penghasil telur. Seperti di Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Juni 2021, SAR Tarakan Kembali Dapat Jatah Satu Unit Kapal Penyelamat
Baca Juga: Boleh Mudik Lokal, Walikota Tarakan dr Khairul Tegaskan Prokes dan Kapasitas 50 Persen Masih Berlaku
"Salah satu koperasinya per hari bisa menghasilkan 1.000 sampai 1.200 ton telur. Dan mereka selain memasok di internal Jatim, juga memasok sampai ke DKI dan Papua," ulasnya.
Pada intinya BI dalam hal ini menjembatani wilayah atau daerah yang mengalami defisit dan daerah yang mengalami surplus.
Sehingga bisa mewujudkan kestabilan harga.
Selain telur lanjut Yufrizal, tidak menutup kemungkinan komoditas lainnya bisa ikut didatangkan.
"Nanti akan dilihat lagi mana sentra produksi yang menguntungkan buat perusahaan. Kami tinggal menjembatani,"jelasnya.

Namun lanjutnya tentu harus memperhatikan kebutuhan. Jika Tarakan membutuhkan banyak stok, maka yang didatangkan sesuai permintaan.
Dan juga dengan tidak mengganggu pasokan lokal. Misalnya mau datangkan cabai, bawang dan lain-lain, jangan sampai mengganggu pasokan lokal dan pengusaha. Karena tujuan kita menutupi kekurangan.
Supaya tidak terjadi lonjakan harga dan angka inflasi bisa ditekan," pungkasnya.
Berita tentang Lebaran Idul Fitri 2021
Penulis Andi P | Editor: Budi Susilo