Virus Corona

Menkes Budi Gunadi Sadikin Beber 3 Varian Covid-19 Masuk ke Indonesia, Simak Peta Penyebarannya

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan 3 varian Covid-19 yang tergolong berbahaya telah masuk ke Indonesia

Editor: Budi Susilo
https://www.cdc.gov/
Ilustrasi virus Corona jenis baru. Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebutkan 3 varian Covid-19 tersebut tergolong berbahaya yang kini telah masuk ke Indonesia. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan tiga varian Covid-19 telah masuk ke wilayah Indonesia. 

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebutkan 3 varian Covid-19 tersebut tergolong berbahaya yang kini telah masuk ke Indonesia.

Varian virus Corona tersebut yakni B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, dan B1617 dari India.

Varian virus Corona tersebut kata Budi Gunadi Sadikin lebih banyak tersebar di Sumatera dan Kalimantan.

Baca Juga: Sehari Sudah Tercatat 4 Ribu Kematian di India karena Mengidap Virus Corona

"Jadi memang penyebarannya relatif cukup banyak di daerah Sumatera dan daerah Kalimantan," kata Budi Gunadi Sadikin usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/5/2021).

Budi mengatakan masuknya varian virus baru tersebut berasal dari sejumlah negara.

Di antaranya Saudi Arabia, Afrika, India, dan Malaysia.

Lebih rinci Budi menjelaskan varian virus dari Inggris B117 sudah masuk ke Indonesia sejak bulan Januari.

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Bontang, 19 Orang Positif Covid-19, Kelurahan Lok Tuan Kembali Zona Merah

Varian virus banyak beredar di Jawa, Sumatera Kalimantan, dan Bali.

Sementara itu, mutasi virus Afrika B1351 ditemukan di Bali, dan varian virus India B1617 yang ditemukan akhir-akhir ini, banyak ditemuai penyebarannya di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah.

Budi meminta masyarakat untuk tidak panik dengan masuknya varian virus corona tersebut.

Masyarakat sebaiknya disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.

Baca Juga: Nunukan Masih Zona Orange Pandemi Corona, Salat Idul Fitri 1442 H Dimungkinkan di Rumah Saja

"Kami dari Kementerian Kesehatan akan melakukan genome sequencing secara lebih rapat di daerah-daerah yang sudah kita lihat ada mutasi baru, untuk bisa dengan segera monitor pola penyebarannya sehingga kita bisa melakukan langkah-langkah isolasi atau langkah-langkah karantina yang tepat agar virus mutasi baru ini tidak cepat menyebar ke daerah-daerah lain," katanya.

Adapun temuan varian virus Corona tersebut di antaranya yakni:

Kasus Covid-19 varian B117:

1. WNI Palembang, Sumatera Selatan 5 Januari 2021

2. WNI Tapin, Kalimantan Selatan 6 Januari 2021

3. WNI Medan, Sumatera Utara 26 Januari 2021

4. PMI Arab Saudi asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat 4 Februari 2021

5. PMI Arab Saudi asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat 7 Februari 2021

6. PMI Ghana asal Bogor, Jawa Barat 8 Februari 2021

7. PMI Arab Saudi asal kota Balikpapan 12 Februari 2021

8. WNI Kabupaten Karawang, Jawa Barat 17 Februari 2021

9. PMI Arab Saudi asal Tangerang, Banten 25 Februari 2021

10. TNI pulang dari misi Kongo asal Mojokerto, Jawa Timur 25 Februari 2021

11. WNI kota Tanjung Balai, Sumatera Utara 7 Maret 2021

12. WNI Kabupaten Karawang, Jawa Barat 10 Maret 2021

13. WNI Denpasar, Bali 1 April 2021

Kasus Covid-19 varian B1315:

- WNA Bali, Badung 25 Januari 2021

Kasus Covid-19 varian B1617:

1. PMI dari Malaysia asal Kota Medan 7 Januari 2021

2. WNI asal Kota Palembang, Sumatera Selatan 8 Januari 2021

3. WNI asal Kota Palembang, Sumatera Selatan 12 Januari 2021

4. WNI asal Kota Prabumulih, Sumatera Selatan 14 Januari 2021

5. WNI Asal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan

6. WNI bekerja di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah (domisili Riau) 19 Maret 2021

7. WNI Asal kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah 19 Maret 2021

8. WNI asal kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah 20 Maret 2021

9. WNI Jakarta 3 April 2021

10. WNA India masuk via Jakarta untuk mengunjungi keluarga domisili Batam 22 April 2021.

Sehari Tercatat 4 Ribu Kematian

Beberapa wilayah di India, memberlakukan pembatasan wilayah mulai 25 April 2021.

Tetapi langkah ini tidak menghentikan statistik yang suram.

Adapun ituasi yang berkembang di Karnataka telah menarik perhatian ke negara bagian selatan lainnya yang juga berjuang melawan peningkatan kasus.

Dan kasus harian telah menembus angka 20.000 selama tiga hari terakhir di negara bagian Andhra Pradesh, mendorong wilayah tersebut memberlakukan pembatasan sosial baru-baru ini.

Baca Juga: Menyusul Tsunami India, Kali Ini Nepal di Ambang Petaka Covid-19

Negara India mencatat lebih dari 4.000 kematian akibat virus corona (COVID-19) dalam sehari untuk pertama kalinya, kata pemerintah pada Sabtu (8/5/2021).

Dikutip dari Channel News Asia, sebanyak 4.187 kematian baru membuat jumlah kematian keseluruhan di India menjadi 238.270 jiwa sejak pandemi dimulai.

Pemerintah menambahkan, 401.078 kasus baru COVID-19 telah teridentifikasi dalam 24 jam sehingga jumlah kasus keseluruhan hampir 21,9 juta.

Meski angka kematian sangat tinggi dan telah memecahkan rekor baru, para ahli menyatakan keraguan tentang jumlah tersebut.

Baca Juga: Apel Pasukan Operasi Ketupat Mahakam 2021, Walikota Samarinda Andi Harun Ingatkan Covid-19 di India

Menurut para ahli, angka riil kematian akibat COVID-19 di India jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.

Selain itu, sebelumnya para ahli memprediksi infeksi dapat memuncak antara 3 Mei hingga 5 Mei 2021. Akan tetapi, India mungkin tidak mencapai puncak dalam lonjakannya saat ini hingga akhir Mei 2021.

Lebih lanjut, untuk saat ini situasi di kota-kota besar New Delhi dan Mumbai telah stabil, dengan suplai oksigen ekstra yang dikirim dan tempat tidur rumah sakit baru yang dibuka.

Namun demikian, lain halnya dengan situasi di negara bagian selatan dan daerah pedesaan, COVID-19 menyebar sangat cepat di wilayah tersebut.

Baca Juga: Tidak Ingin Seperti India, Wagub Kaltara Yansen Tipa Padan Tegaskan Aturan Larangan Mudik

Di Karnataka, yang mencakup pusat TI utama Bengaluru sekaligus kota terbesar ketiga di India, telah memberlakukan lockdown selama dua minggu di seluruh negara bagian mulai Senin.

Di Bangalore, yang mengalami 1.907 kematian akibat virus corona pada bulan April, telah mencatat lebih dari 950 kematia hanya dalam tujuh hari pertama bulan Mei.

Kekurangan oksigen dan tempat tidur perawatan kritis menjadi penyebab atas peningkatan drastis kematian.

"Masalahnya adalah permintaan yang begitu tinggi sehingga kami membutuhkan oksigen yang konstan," kata dokter Sanjay Gururaj, direktur medis di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Shanti.

Baca Juga: Tiga Orang ABK Asal India Diisolasi di Samarinda Kini Dipulangkan ke Kapalnya, Satu Masih Dirawat

Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Shanti diketahui mengirimkan truk dua kali sehari ke pabrik oksigen di pinggiran kota untuk membawa kembali 12 tabung oksigen berukuran jumbo.

"Dalam waktu normal, kebutuhan tabung oksigen itu akan bertahan lebih dari dua minggu, tetapi sekarang hanya bertahan lebih dari sehari," jelas dokter Sanjay Gururaj.

Kekurangan oksigen di negara bagian itu mendorong pengadilan tinggi pada Rabu (5/5/2021), memerintahkan pemerintah federal untuk meningkatkan pasokan oksigen harian ke Karnataka.

Keputusan itu diambil setelah 24 pasien COVID-19 meninggal di rumah sakit pemerintah itu pada Senin (3/5/2021).

Baca Juga: Inilah 2 Kelompok Varian dan Mutasi Penyebab Naiknya Kasus Covid-19 di India

Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang meninggal karena kekurangan oksigen, tetapi penyelidikan sedang berlangsung untuk mengetahui jumlahnya.

Kota berpenduduk sembilan juta orang itu memberlakukan pembatasan wilayah mulai 25 April 2021, tetapi langkah ini tidak menghentikan statistik yang suram.

Adapun ituasi yang berkembang di Karnataka telah menarik perhatian ke negara bagian selatan lainnya yang juga berjuang melawan peningkatan kasus.

Kasus harian telah menembus angka 20.000 selama tiga hari terakhir di negara bagian Andhra Pradesh, mendorong wilayah tersebut memberlakukan pembatasan sosial baru-baru ini.

Di Kerala, yang sebelumnya menjadi wilayah blueprint untuk mengatasi pandemi tahun lalu, memulai penutupan pada Sabtu (1/5/2021).

Dengan kasus harian mencapai 40.000, negara bagian secara agresif meningkatkan sumber daya, termasuk mengubah ratusan tabung oksigen industri menjadi oksigen medis, kata dokter Amar Fetle, petugas negara bagian untuk COVID-19.

"Besarnya kasus dari tahun lalu hingga sekarang sangat berbeda," ujar dokter Amar Fetle.

Peningkatan jumlah, lanjut dokter Amar Fetle, berarti lebih banyak rawat inap dan lebih banyak tekanan pada sistem perawatan kesehatan, dengan rumah sakit hampir penuh.

"Ini menjadi perlombaan antara ruang rawat inap dan seperapa cepat kami dapat menambah tempat tidur. Kami berusaha untuk tetap terdepan dari virus sebaik mungkin," papar dokter Amar Fetle.

Infeksi tampak jelas meningkat dengan cepat di seluruh wilayah bagian selatan daripada di bagian utara.

Hal itu karena infrastruktur kesehatan yang relatif lebih baik dan inisiatif pemerintah yang menangani masalah di tingkat komunitas, kata Jacob John, profesor kedokteran komunitas di Perguruan Tinggi Kedokteran Kristen, Vellore.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Varian Virus Corona Asal India, Inggris, dan Afrika Telah Masuk Indonesia, Berikut Peta Penyebaran 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved