Breaking News

Lebaran Idul Fitri 2021

Harga Sembako di Tarakan Sehari Sebelum Lebaran Idul Fitri 2021, Tidak Naik karena Sempat Disidak

Aktivitas jual beli di sejumlah pasar makin padat. Hal ini terlihat di H-1 Idul Fitri 1442 Hijriah pada Rabu (12/5/2021)

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Aktivitas di Pasar Gusher, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara tampak padat di H-1 Idul Fitri pada Rabu (12/5/2021).  

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Aktivitas jual beli di sejumlah pasar makin padat. Hal ini terlihat di H-1 Idul Fitri 1442 Hijriah pada Rabu (12/5/2021). 

Pantauan Tribunkaltim.co, sejak pukul 07.00 Wita, pembeli tumpah ruah di beberapa pasar yang ada di Tarakan, Kalimantan Utara.

Seperti halnya yang terlihat di Pasar Gusher, Kota Tarakan. Rata-rata pembeli berburu ayam potong, bumbu dapur dan daun pisang.

"Kemarin saya beli daun juga tapi masih kurang. Ini masih cari semoga aja masih dapat," urai Lia kepada Tribunkaltim.co di Pasar Gusher. 

Baca Juga: Hilal di Tarakan tak Tampak, 12 Mei 2021 Tetap Puasa, Walikota Khairul: Panasi Buras Kembali

Ia mengakui untuk harga daun, rata-rata dijual Rp 10 ribu isi tiga lembar.

Jika tak beruntung, hanya bisa dapat dua lembar daun pisang. Daun pisang ini digunakan untuk membungkus buras, makanan khas yang biasa dibuat saat momen Idulfitri dan Iduladha.

Selain berburu daun pisang, ia juga berburu ayam potong dan aneka bumbu dapur yang sudah jadi. Ia juga mengakui, harga di pasaran sampai di H-1 tak begitu mengalami kenaikan.

"Mungkin karena kemarin sudah beberapa kali disidak. Jadi pedagang jual harganya sama. Ayamnya hari ini masih sama dengan kemarin Rp 45 ribuan per kilogram," sebut Lia.

Baca Juga: Harga Sembako di Tarakan, 3 Hari Sebelum Idul Fitri, Pembelian Ikan Sepi Dampak dari Covid-19

Salah seorang penjual sembako, sebut saja Nur mengakui, di H-1 ia tak menaikkan harga sembako di pasaran.

Alasannya, tentu saja karena memang ketersediaan stoknya aman, pasokannya bisa mencukupi kebutuhan konsumen.

Seperti bawang merah di kisaran Rp 32 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogram. Bawang putih ia jualkan Rp 27 ribu hingga Rp 28 ribu per kilogram.

"Yang agak naik memang lombok keriting Rp 60 ribuan, lombok besar Rp 100 ribuan sama lombok rawit, itu tidak pernah turun harganya masih sama Rp 120 ribuan," ungkapnya.

Sementara itu di tempat berbeda, Dahlia mengakui membelikan ayam potong di harga Rp 45 ribu untuk ayam potong yang sudah dibersihkan isi perutnya beserta kaki dan kepala ayamnya.

"Kalau kotornya ayam potong Rp 39 ribuan tadi saya dapat. Tidak tentu sih ada juga yang jual Rp 40 ribu. Pandai-pandainya aja kita pilih penjual cari yang langganan," ujarnya.

Sementara itu aneka bumbu dapur yang dijualkan rerata terpantau Rp 15 ribu per ons.

"Kalau yang sudah dikemas, yang sudah dikemas ukuran satu ons. Ada bumbu lengkuas ada bumbu soto, bumbu canai lengkap," urai Mama Ani, salah seorang pembeli di Pasar Gusher.

Fenomena pembeli tumpah ruah di pasar dan pusat perbelanjaan memang menjadi pemandangan umum setiap kali menjelang hari besar seperti Idul Fitri, Iduladha, Natal dan Tahun Baru.

Dan itu terlihat biasanya di H-2 dan H-1 hari hari besar diadakan. Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes tak menampik fenomena ini.

Terlebih pedagang satu dengan yang lain jarang ditemukan memasang sekat pembatas untuk meminimalisir penularan.

"Memang seharusnya minimal ada pembatas dari plastik mika. Dulu kan penjual ada yang memasang tapi sekarang kita lihat tidak ada," urainya.

Sehingga satu-satunya cara yakni harus menggunakan masker. Pengetatan prokes sangat penting di sini.

Namun lanjutnya walaupun sudah ada penyekatan antarpenjual, tak ada jaminan di pembeli yang sulit menerapkan physical distancing ketika berada di pasar.

"Pedagang atau penjualnya sudaj diatur, tapi pembelinya lagi tidak mungkin diatur. Jadi satu-satunya cara ya wajib pakai masker dan cuci tangan," jelasnya.

Karena lanjutnya tidak mungkin menutup pasar. Itu hal mustahil dilakukan olehnya.

"Pasar itu sulit ditutup. Kalau pasar ditutup, bagaimana orang mau belanja. Makanya penting pakai masker, mengurangi potensi penularan," pungkasnya. 

Pembelian Ikan Sepi

Berita sebelumnya. Memasuki tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah, aktivitas di sejumlah pasar di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara mulai padat.

Seperti yang terpantau di Pasar Gusher Kota Tarakan. Diakui Adi, salah seorang pedagang ikan di Pasar Gusher, selama pandemi Corona omzet cukup menurun.

Hal ini dikarenakan berkurangnya pembeli. Imbasnya terhadap harga ikan yang dijualkan kepada pembeli.

Ia mengatakan, selama sejak awal Ramadan, cukup sepi. Namun mendekati hari H Idul Fitri baru mulai ramai pembeli.

Baca Juga: Peringatan Hari PMI Sedunia di Tarakan, Beri Sembako ke Penggali Kubur dan Marbot Masjid

Dalam sehari ia bisa menghabiskan sekitar satu pikul ataupun setengah pikul ikan per sekali stok. "Di kami hitungannya satu pikul itu 100 kilogram," sebut Adi.

Dilanjutkan Adi, adapun rentan harga untuk jenis ikan Katombong sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Kemudian ikan layang Rp 25 ribu per kilogram.

Artinya jika dirata-ratakan hanya sekitar 3 juta yang ia peroleh per sekali stok selama pandemi.

"Selama pandemi, memang turun. Paling bisa habiskan stok tak sampai 100 kilogram," urai Adi.

Baca Juga: Harga Sembako di Tarakan, 5 Hari Sebelum Idul Fitri, Cabai Masih Rp 130 Ribu dan Ayam Rp 45 Ribu

Padahal lanjutnya jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi, bisa sampai 300 kilogram yang distok pihaknya. "Dan itu selalu habis. Kalau sekarang sepi," urainya.

Hal sama turut dirasakan, Parlin. Salah seorang penjual ikan lainnya di Pasar Gusher.

Jika sebelumnya ia biasa menjualkan hingga 100 kilogram, kini hanya bisa menjual paling tinggi 50 kilogram.

"Lumayan menurun. Paling sekitar 50 kilogram itu paling banyak. Itu karena pandemi," ungkapnya.

Baca Juga: Pantau Harga Pasar di Tarakan, KPwBI Kaltara Sebut Stabilisasi Harga Jadi Solusi Tekan Inflasi

Selama ini normalnya sebelum Ramadan biasanya sampai 5 kotak yang dipasok.

Per kotak atau gabus sekitar 20 kilogram. "Normalnya, kalau kita stok bisa 4 sampai 5 kotak," ungkapnya.

Sementara itu, Lia salah seorang pembeli ikan mengakui, saat ini masih memburu ikan untuk dikonsumsi saat buka.

"Standar harganya katombong Rp 30 ribu, saya belikan tadi," pungkasnya. 

Stabilisasi Harga Jadi Solusi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara, Yufrizal ikut mendampingi Walikota Tarakan dr. Khairul, memantau perkembangan harga sembako di pasar H-5 Idulfitri 1442 Hijriah.

Dikatakan Yufrizal, dari data historis setiap tahun, tak dipungkiri menjelang Idulfitri selalu terjadi kenaikan harga.

Namun pengecualian di tahun 2020 lanjutnya karena momen tersebut terjadi pandemi Covid-19.

Dibeberkan Yufrizal, kenaikan harga terjadi karena dipicu peningkatan konsumsi.Sehingga ia memprediksi, pada Mei nanti bisa potensi terjadi inflasi.

Baca Juga: Zakat Fitrah di Tarakan Mulai Didistribusikan ke Mustahik, Simak Besaran yang Diterima Per KK 

Namun lanjut Yufrizal, setelah memantau langsung kondisi pasar mulai dari rentan kenaikan harga, stok barang, pihaknya memprediksi kenaikan inflasi tak signifikan.

Kali ini bisa jadi ada inflasi lagi namun kalau melihat pasokan tadi cukup bagi konsumen.

"Tapi karena hari besar keagamaan nasional, tidak bisa dipungkiri pasti ada peningkatan demand (permintaan). Sehingga ada potensi terjadi inflasi di Mei," beber Yufrizal kepada Tribunkaltim.co di Kota Tarakan.

Meski demikian, ia juga tak bisa mengestimasikan nominal persentasi inflasi yang terjadi karena pihaknya masih harus melakukan survei lanjutan di minggu berikutnya.

Baca Juga: Larangan Mudik Tarakan, Aturan Kapasitas 50 Persen Kursi tak Masuk Permenhub Nomor 13 Tahun 2021

"Kalau dia nol koma, itu masih tahap normal," lanjutnya.

Ia menambahkan, angka inflasi tidak normal ketika berada di angka di bawah target yang ditetapkan.

"Target ditetapkan kan tiga plus mines satu, kalau dia empat maka tidak normal," urainya.

Salah satu cara agar bisa menekan laju inflasi yang terjadi di antaranya melakukan stabilisasi harga.

Baca Juga: Enam Motoris dan ABK di Tarakan Uji Swab, KKP dan KSOP tak Temukan 40 Penumpang yang Reaktif

Wujud stabilisasi harga dilakukan melihat kondisi daerah yang tidak memiliki stok barang yang cukup digunakan dan dikonsumsi masyarakat.

Dalam hal ini lanjutnya pemerintah harus bergerak mendatangkan pasokan dari luar wilayah yang mengalami kelebihan stok barang.

Ia melanjutkan, salah satu wujudnya belum lama ini dilakukan memorandum of understanding (MoU) antara Pemkot Tarakan lewat Perumda Tarakan Agrobisnis Mandiri bersama perusahaan penyedia telur dari luar Kaltara.

Yufrizal menjelaskan, dalam hal ini BI hanya menjadi fasilitator. BI melihat potensi wilayah di Jawa Timur saat itu mengalami surplus pasokan stok telur.

Baca Juga: Larangan Mudik Hingga 17 Mei di Kaltara, Bandara Juwata Tarakan Tetap Layani Penerbangan Perintis

"Jadi kita bergerak melihat titik mana yang krusial dan menyebabkan tidak adanya stok. Dan memang kemarin harga telur naik," urainya.

Sehingga lanjut Yufrizal, dari BI fokus menjadi fasilitator dan membuatkan MoU dengan harapan Tarakan tak lagi mengalami kendala untuk pasokan telur.

Adapun MoU diteken 27 April 2021 lalu. Dan perusahaan dari Jatim sudah mulai mendatangkan pasokan ke Tarakan. Untuk tahap awal satu kontainer telur didatangkan.

Ia melanjutkan, wilayah Jawa Timur memang dikenal sebagai wilayah penghasil telur. Seperti di Kabupaten Blitar.

Baca Juga: Juni 2021, SAR Tarakan Kembali Dapat Jatah Satu Unit Kapal Penyelamat

Baca Juga: Boleh Mudik Lokal, Walikota Tarakan dr Khairul Tegaskan Prokes dan Kapasitas 50 Persen Masih Berlaku

"Salah satu koperasinya per hari bisa menghasilkan 1.000 sampai 1.200 ton telur. Dan mereka selain memasok di internal Jatim, juga memasok sampai ke DKI dan Papua," ulasnya.

Pada intinya BI dalam hal ini menjembatani wilayah atau daerah yang mengalami defisit dan daerah yang mengalami surplus.

Sehingga bisa mewujudkan kestabilan harga.

Selain telur lanjut Yufrizal, tidak menutup kemungkinan komoditas lainnya bisa ikut didatangkan.

"Nanti akan dilihat lagi mana sentra produksi yang menguntungkan buat perusahaan. Kami tinggal menjembatani,"jelasnya.

TINJAU - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara saat memantau harga pasar, bersama Wali Kota Tarakan, Sabtu (8/5/2021).
TINJAU - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara saat memantau harga pasar, bersama Wali Kota Tarakan, Sabtu (8/5/2021). (TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH)

Namun lanjutnya tentu harus memperhatikan kebutuhan. Jika Tarakan membutuhkan banyak stok, maka yang didatangkan sesuai permintaan.

Dan juga dengan tidak mengganggu pasokan lokal. Misalnya mau datangkan cabai, bawang dan lain-lain, jangan sampai mengganggu pasokan lokal dan pengusaha. Karena tujuan kita menutupi kekurangan.

Supaya tidak terjadi lonjakan harga dan angka inflasi bisa ditekan," pungkasnya.

Berita tentang Lebaran Idul Fitri 2021

Berita tentang Tarakan

Penulis Andi Pausiah | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved