Virus Corona
Efikasi Vaksin Sinopharm Hasil Studi Klinis Fase Tiga 78,02 Persen
Masyarakat dunia belakangan menyoroti fenomena lonjakan kasus positif Covid-19 di Seychelles, sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia
Baca Juga: Menyusul Tsunami India, Kali Ini Nepal di Ambang Petaka Covid-19
Selain itu, ini pertama kalinya WHO memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk setiap vaksin China yang menangani penyakit menular.
Persetujuan penggunaan darurat WHO adalah sinyal bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran produk.
Vaksin yang telah mendapat persetujuan akan memungkinkan untuk dimasukkan dalam COVID-19 Vaccines Global Access (COVAX).
COVAX adalah program global untuk menyediakan vaksin terutama bagi negara-negara miskin.
Baca Juga: Jelang Lebaran Idul Fitri 2021 di Balikpapan, 80 Persen Imam dan Khatib Sudah Vaksinasi Covid-19
"Sore ini, WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 Sinopharm Beijing, menjadikannya vaksin keenam yang menerima validasi WHO untuk keamanan, kemanjuran dan kualitas," kata direktur jenderal badan kesehatan PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.
Tedros menambahkan, panel ahli terpisah telah merekomendasikan dua dosis vaksin Sinopharm untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
WHO sebelumnya telah memberikan persetujuan darurat untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan minggu lalu, Moderna.
Keputusan untuk menyetujui vaksin Sinopharm diambil oleh kelompok penasihat teknis WHO, yang mulai bertemu pada 26 April untuk meninjau data klinis terbaru serta praktik manufaktur Sinopharm.
Baca Juga: Gelar Salat Idul Fitri di Lapangan Kukar Diperbolehkan, Ada Syaratnya Sebagai Berikut
Sekelompok pakar WHO, Kelompok Penasihat Strategis Ahli (SAGE) menyuarakan keprihatinan minggu ini atas data yang diberikan oleh Sinopharm tentang risiko efek samping yang serius pada beberapa pasien.
Meski demikian, SAGE tetap yakin dengan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit lebih besar dibandingkan dengan efek sampingnya.
Adapun berdasarkan dokumen yang ditinjau oleh Reuters, SAGE menemukan keefektifan vaksin 78,1 persen setelah dua dosis dalam uji klinis Fase III multi-negara.
Kemudian, pengembang vaksin, Institut Produk Biologi Beijing, sebuah unit anak perusahaan Sinopharm, China National Biotec Group, telah mengumumkan kkeefektifan 79,34 persen.