Berita Kutai Barat Terkini
Kantor Bahasa Provinsi Kaltim Lakukan Pengumpulan Kosakata Bahasa Dayak di Kubar
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melakukan pengumpulan kosakata bahasa (Lema) di wilayah Kabupaten Kubar
Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
"Ada beberapa masyarakat etnis Dayak Bahau dan komunitas etnis yang kita libatkan dengan tujuan akhir dari kegiatan ini adalah membuatkan kamus bahasa daerah.
Sehingga generasi mendatang mengetahui keberagaman bahasa yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia. Serta sebagai bukti tertulis/otentik bahwa bahasa ini ada khususnya di Kaltim," tambahnya.
Untuk diketahui, proses pengumpulan kosakata hingga akhirnya dibuatkan kamus bahasa daerah ini cukup memerlukan waktu yang panjang.
Dimana ada beberapa tahap yang nantinya harus dilalui, mulai dari pengumpulan kosakata seperti yang dilakukan sekarang.
Hingga nantinya saat verifikasi kosakata bahasa untuk bisa diterima dan dimasukkan serta dibuatkan kamus bahasa daerah.
Baca Juga: Kronologi Pasutri di Kubar Palsukan Rapid Test Antigen Covid-19, Modus Menjiplak Nama Klinik
Baca Juga: Kampung Jambuk di Kubar Langsung Bagikan BLT ke Warga Usai DD Dicairkan
"Waktu yang diperlukan kurang lebih 2-3 tahun kedepan. Setelah nantinya bisa dibuatkan kamus maka akan di sebarkan di seluruh wilayah Indonesia. Agar bisa dikenal, diingat dan diketahui bahwa Bangsa Indonesia ini punya banyak keanekaragaman dan kekayaan budaya yang salah satunya dari segi bahasa," tandas Anang.
Berlangsung kurang lebih hingga empat hari kedepan, tim dari Kantor Bahasa Provinsi Kaltim yang berjumlah sebanyak 5 orang peneliti ini menargetkan untuk bisa mengumpulkan setidaknya sekitar 1.000 kosakata bahasa daerah.
Yang mana kegiatan tersebut dilaksanakan di kantor Petinggi Kampung Ngenyan Asa dan sangat disambut baik oleh pemerintah kampung dan masyarakat serta komunitas etnis Dayak Bahau.
"Kita merasa sangat senang dan siap membantu kegiatan yang dilaksanakan ini sebagai upaya mempertahankan bahasa daerah. Apalagi di zaman seperti ini, bahasa daerah mulai jarang digunakan atau terdengar khususnya pada generasi muda," kata Pinus selaku Petinggi Kampung Ngenyan Asa.(*)