Virus Corona di Balikpapan
TERUNGKAP Alasan PPKM di Balikpapan Tidak Turun Level, Berikut Penjelasan Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty membeberkan alasan PPKM di Balikpapan batal turun level.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty membeberkan alasan PPKM di Balikpapan batal turun level.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan pengumuman perpanjangan PPKM di luar Jawa-Bali Balikpapan masih berstatus Level 4.
Hal ini membuat pemerintah kota terkejut. Sebab, berdasar monitoring dan evaluasi dari pemerintah pusat Sabtu lalu, Balikpapan berada dalam level 3.
"Memang banyak indikator penilaian untuk PPKM," katanya, Selasa (21/9/2021).
Wanita yang kerap disapa Dio itu menjelaskan status PPKM di Balikpapan kembali berubah setelah adanya rapat terbatas Presiden bersama Menteri di hari Senin, kemarin.
Baca juga: PPKM di Balikpapan Batal Turun Level, Pemkot Evaluasi Aturan Penyekatan Jalan
Baca juga: PPKM Balikpapan Tidak Turun Level, Pedagang Kecil Resah
Baca juga: Balikpapan Batal Dapat Status PPKM Level 3, Walikota Rahmad Masud Pertanyakan Langsung ke Pusat
Terdapat 10 daerah di luar Jawa-Bali yang masih berada dalam status PPKM level 4. Di Kalimantan Timur khususnya, ada Balikpapan dan Kutai Kartanegara.
"Banyak indikator masalahnya, kita gak tahu kan. Kita ikuti saja, seperti kemarin penilaian indikator kesehatan, Balikpapan sebenarnya di level 3," jelas Dio.
Menurutnya, salah satu indikator yang membuat PPKM di Balikpapan masih berada di level 4 yakni adanya aturan baru.
Mengenai cakupan vaksinasi yang harus berada di atas 50 persen untuk sebuah wilayah bisa turun ke level tiga.
Dio menyebutkan bahwa memang sampai hari ini cakupan vaksinasi di Balikpapan masih di angka 49,9 persen.
Baca juga: Harap Bersabar, Balikpapan Masih PPKM Level Empat, Samarinda Turun Level Dua
"Kaltim 56,83 persen, Balikpapan hari ini 49,9 persen. Minggu ini kan memang kami targetkan minggu ini 57 persen. Per hari kami target 1 persen," ujarnya.
Selain itu, saat ini yang menjadi hambatan dalam meningkatkan cakupan vaksinasi ialah penyuntikan dosis kedua.
Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, pihaknya harus mengejar penyuntikan dosis pertama kepada seluruh masyarakat.
"Yang jadi masalah adalah kita tidak hanya mengejar dosis 1 tapi dosis 2 juga. Kalaupun ada vaksin banyak, kita harus selesaikan untuk semua dosis," ucapnya.
Diketahui saat ini cakupan dosis kedua baru mencapai 23,6 persen. Sementara untuk stok vaksin sendiri masih terbilang cukup, yakni 13.934 vial yang akan diselenggarakan oleh sejumlah instansi. (*)