Berita Samarinda Terkini
UPDATE Kasus Bayi dalam Pot Bunga di Samarinda, Sang Ibu Ngaku Saat Anak Keluar Sudah tak Bernyawa
Update kabar terbaru kasus bayi dalam pot bunga di Samarinda, Sang ibu mengaku saat anaknya keluar sudah tak bernyawa.
Wanita tersebut diketahui berinisial NA (25), yang merupakan seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Samarinda.
Baca juga: Penemuan Jasad Bayi 9 Bulan di Samarinda, Ditanam dalam Pot Bunga
Usai mendapat laporan tersebut, polisi langsung melakukan pengecekan ke lokasi tepatnya di kamar kos bernomor 202.
Benar saja, NA diduga baru saja melakukan upaya menghilangkan nyawa bayinya sendiri dan dibenamkan di dalam pot bunga yang ditutupi pasir.
"Kalau dilihat kondisi jasadnya sudah digugurkan pada dua hari lalu," terang Iptu Fahrudi kepada TribunKaltim.co.
Polisi kemudian membawa jasad bayi tersebut untuk divisum guna memastikan dugaan tersebut.
"Ibunya juga akan kita amankan, namun sebelum itu kita bawa ke rumah sakit karena banyak kehilangan darah," kata Iptu Fahrudi.

Sementara itu, menurut kesaksian Arya (38) pemilik kos, NA baru masuk ke kos bernomor 202 sejak dua bulan lalu.
NA merupakan mahasiswi dari luar Kota Samarinda.
"Waktu masuk katanya mau penelitian. Kan di sini (indekos miliknya) banyak mahasiswi begitu. Karena memang kos ini khusus putri," terang Arya, Kamis (23/9/2021).
Baca juga: Penemuan Janin Bayi di Samarinda, Pemilik Kos Sebut Pelaku Tertutup dan Sering Menyendiri
Baca juga: Kronologi Penemuan Janin di Sebuah Kamar Indekos Daerah Samarinda Ulu
Arya mengaku kaget atas penemuan jasad bayi di rumah kos miliknya.
Sebab, saat jasad bayi tersebut ditemukan, Arya sedang berada di lokasi vaksinasi massal.
"Memang orangnya (NA) saya lihat tertutup dan selalu menyendiri. Mungkin karena banyak pikiran ya. Kan biasanya anak penelitian itu sebulan selesai, tapi ini belum selesai-selesai," bebernya.
"Terakhir saya lihat dua atau tiga hari lalu, dan memang selalu pakai mukena," terang Arya.
Bayi dalam freezer di Tarakan
Untuk diketahui, kasus bayi dibuang bukan kali pertama terjadi di Kalimantan.