Berita Balikpapan Terkini
Mengintip Pemanfaatan Gas Metana TPA Manggar Balikpapan, jadi Usaha Kecil Menengah
Gas metana (CH4) yang tersalurkan dari UPT TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Manggar, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Gas metana (CH4) yang tersalurkan dari UPT TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Manggar, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, dimanfaatkan warga sekitar untuk mengelola UKM (Usaha Kecil dan Menengah) setempat.
TPA Manggar menyalurkan gas metana ke warga sekitar dan dikelola oleh Pengelola Gas Methane (PGM) dibawah binaan Program Waste to Energy For Community (Pro Wasteco) PT Pertamina Hulu Mahakam.
Adapun, ditemui siang ini, Karti (41) selaku Ketua PGM menyampaikan bahwa warga sekitar TPA Manggar merasakan sendiri dampak dari pemanfaatan gas metana yang disalurkan ke rumah-rumah warga dan mengembangkannya menjadi UKM.
Dari gas metana dikelola lagi menjadi produk-produk yang dapat kami kembangkan menjadi usaha kecil, seperti kripik, kue-kue jajanan pasar, gula merah.
Baca juga: Jargas Metana di TPA Manggar Balikpapan Diperluas, Bisa Dipakai Masak, Lebih Irit dari Elpiji
Baca juga: Selama Enam Bulan Pandemi Covid-19, Jumlah Sampah Masuk ke TPA Manggar Balikpapan Tetap
Baca juga: Jangkauan Gas Metana Diperluas di TPA Manggar Balikpapan, Ini Manfaat yang Dirasakan Warga
"Ada juga penjual nasi kuning dan nasi pecel, jadi, kita semua disini merasakan dampak dari penyaluran gas metana yang dihasilkan oleh TPA Manggar," ungkap Karti kepada TribunKaltim.co.
Selain itu, tidak hanya UKM saja, penyaluran gas metana ke rumah-rumah warga ini juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi teknisi lapangan yang dipekerjakan PGM untuk pemeliharaan dan perawatan.
"Kami punya teknisi ada 4 orang yang berasal dari daerah kami juga, jadi memang dibayar tiap bulan untuk menangani permasalahan pemeliharaan dan perawatan pipa-pipa yang telah terpasang ataupun yang baru ingin memasang," tambahnya.
Karti pun mengungkapkan bahwa pihak pengelola hanya memungut biaya pemeliharaan kepada warga untuk satu rumah sebesar Rp 10.000 saja.
Baca juga: DLH Singgung soal Sikap Warga Balikpapan dalam Pengelolaan Sampah
"Kita cuma memungut biaya 10 ribu rupiah, satu rumah itu sudah bisa menikmati gas metana yang dihasilkan TPA Manggar," tuturnya.
Kecuali, kalau dia baru mau pasang, disuruh sediakan pipa-pipa untuk sambungannya sendiri.
"Baru sisanya tinggal bayar 10 ribu rupiah per bulan," ungkap Karti.
Karti menambahkan bahwa biaya yang dihasilkan itu disebut untuk membayar teknisi yang dimiliki pihak pengelola untuk melayani keluhan warga dan pemeliharaan.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Picu Lonjakan Sampah Plastik di Balikpapan
"Biaya tadi itu ya untuk bayar teknisi kami, tiap bulan teknisi kami itu ya dapat penghasilan juga dari kami," tambahnya.
Saat ini, titik penyaluran gas metana yang dihasilkan TPA Manggar ini telah dinikmati di 200 titik rumah warga. (*)