Virus Corona
Puncak Penularan Varian Omicron Februari, Pemerintah Akan Perketat Mobilisasi Masuk-Keluar Jakarta
Luhut Binsar Panjaitan memprediksi gelombang Covid-19 varian Omicron akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari sampai awal Maret 2022.
“Memperketat itu dengan cara-cara vaksinasi dan harus memakai masker. Jadi pendisiplinan ulang terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar dan jangan keluar rumah kalau tidak penting,” ujar Masduki.
Secara garis besar, dikatakan Masduki, daerah aglomerasi yang harus diperketat.
"Dan itu akan dilakukan langkah-langkah vaksinasi yang makin diperbanyak terutama di daerah-daerah Jabodetabek akan dilakukan vaksinasi yang lebih masif lagi, seperti Bogor, Bekasi, Banten,” kata dia
Baca juga: Dinas Kesehatan Berau Menduga Varian Omicron Telah Ada di Bumi Batiwakkal
Terkait karantina para pelaku perjalanan luar negeri, Masduki mengungkapkan bahwa di dalam rapat Wapres menyampaikan agar dilakukan telaah ulang terhadap sistem dan masa karantina sehingga rantai penyebaran dapat ditekan lajunya.
“Tadi Wapres mempertanyakan untuk kejadian-kejadian tertentu, misal di Jawa Timur bahwa setelah dinyatakan negatif dengan karantina, tapi setelah pulang dia positif, ternyata Omicron. Sehingga perlu diperketat berapa hari masa karantina, itu yang ditelaah ulang terhadap pola karantina. Terutama dari luar negeri,” pungkasnya.
Gejala Omicron yang paling umum
Para peneliti di London, Inggris mengungkap 20 gejala utama varian Omicron Covid-19 dan berapa lama gejala itu dapat bertahan.
Seperti dilansir Mirror, aplikasi ZOE COVID Study mengumpulkan data dari lebih dari 4,7 juta pengguna publik untuk melacak informasi tentang virus, dari gejala hingga tempat yang paling umum.
Studi ini mencakup komunitas besar yang melaporkan tentang Covid secara global dan memungkinkan pengumpulan informasi yang tepat tentang variannya.
Informasi terbaru mengungkapkan lima gejala teratas yang ada di aplikasi, yaitu pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.
Gejala itu berbeda jauh dari gejala varian Aplha, varian Covid-19 di awal pandemi, yang mencatat "batuk" sebagai gejala umum teratas.
Gejala lain di 20 teratas yang paling sering dilaporkan yaitu suara serak, menggigil, kabut otak, merasa pusing, tidak nafsu makan dan merasa sedih.
Namun, bukan berarti tidak ada gejala lain selain yang disebutkan di atas.
Gejala-gejala tersebut hanyalah gejala yang paling banyak dilaporkan dalam penelitian ini.
Selain itu, gejala pada varian Omicron tampaknya muncul lebih cepat daripada Delta, dengan masa inkubasi yang lebih pendek juga.
Baca juga: Peringatkan Anies Baswedan, PSI Bandingkan Kecepatan Formula E dengan Covid-19 Omicron Landa Jakarta
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/omicron.jpg)